Mila menangis dalam dekapan Japra. Dukun cabul sangat buas mencabuli Mila. Selesai memperkosa, Japra buru-buru pergi meninggalkan Mila. Dengan sempoyongan Mila menutup pintu kamar dan menguncinya. Mila terus menangis dan mengutuk ibunya. "Mamih jahat, mamih jahat!" Teriak Mila. Gadis yang malang akibat perbuatan ibunya menyebabkan putrinya mengalami pederitaan. Mila buru-buru mengenakan pakaian karena takut Japra akan kembali. Mila keluar dari jendela dan berlari menuju rumah Evi.
Mila tidak peduli hari sudah tengah malam. Mila terus lari dan menggedor pintu.
"Vi... Buka pintunya... Vi... !" Teriak Mila.
Andi dari dalam kamar mendengar suara teriakan langsung keluar dari kamar. Jamilah dan Evi keluar dari kamar dan mengikuti Andi. Mila terus berteriak memanggil Evi. Andi langsung membuka pintu. Begitu pintu dibuka Mila sudah tidak tahan langsung masuk dan menubruk Andi. Mila tidak sadar memeluk Andi sambil menangis. "Kamu kenapa Mila?" Tanya Andi.
"Mamih... Mamih jahat. Mamih sudah mengirim dukun tua itu dan memperkosaku," pekik Mila.
Jamilah dan Evi sangat terkejut mendengar pengakuan Mila. Jamilah dan Evi mulai ikut menangis melihat Mila histeris sambil menangis. Jamilah tidak menyangka mamih Yos sudah mengorbankan putrinya.
"Kurang ajar! Di mana dukun itu sekarang? Aku akan menghajar dia!" Gerutu Andi.
Jamilah membelai rambut Mila dan langsung memeluknya. Andi naik pitam langsung keluar dari rumah dan melaporkan kejadian Mila pada ketua RT. Andi menggedor pintu rumah pak RT. Tetangga yang melihat Andi teriak ikut terbangun dan keluar dari dalam rumah. Pak RT sangat heran melihat Andi datang dengan wajah tegang.
"Ada apa malam-malam begini gedor rumah orang sangat kencang?!" Tanya pak RT.
"Pak RT, ini tidak bisa didiamkan! Dukun tua suruhan mamih Yos sudah memperkosa Mila," ujar Andi.
"Apa? Dukun tua? Ayo kita ke sana," ajak pak RT.
Tetangga yang ikut mendengar cerita andi mengikuti pak RT dan Andi. Rumah mamih Yos sangat sepi. Andi dan pak RT tidak menemukan Japra.
Andi sangat kesal tidak menemukan Japra. Pak RT hanya diam sambil berpikir.
"Pak, apa sebaiknya kita lapor saja ke polisi?" Tanya Andi.
"Aku tidak berani, menurut istriku mamih Yos itu sangat licik dan suka main dukun. Aku tidak mau keluargaku diguna-guna si mucikari itu. Kalau kamu mau melapor silahkan saja, aku menyerah!" Jawab pak RT.
Andi sangat bingung akhirnya memilih kembali pulang. Dada Andi sangat panas melihat pujaan hatinya disakiti Japra. Andi masih merenung di ruang tamu. Tangisan Mila masih terdengar Andi. Mila masih menangis di dalam kamar Evi. Andi tidak tega melihat Mila sangat sedih.
Mila tidak mau pulang ke rumahnya sendiri. Mila hanya menangis dan terus meratapi nasibnya. Jamilah yang kenal dengan ayahnya Mila langsung pergi ke rumahnya. Jamilah berhasil membawa ayahnya Mila. Ayahnya Mila tidak bisa berbuat banyak dan tidak bisa mengajak Mila ke rumahnya. Ayahnya Mila sudah tidak mau berurusan dengan mamih Yos, apalagi ibu tirinya Mila sangat cemburu pada mamih Yos.
Mila tidak berharap banyak pada ayahnya. Mila hanya ingin tinggal bersama Evi. Jamilah sangat bingung melihat Mila depresi. Jamilah tidak tega melihat Mila anak asuhnya terus bersedih. Jamilah justru hampir melupakan rencana pernikahan Evi yang sudah dijadwalkan Usman. Jamilah langsung mendekati Evi.
"Vi, ibu lupa menceritakan sesuatu," kata Jamilah.
"Ada apa Bu?" Tanya Evi penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azab Penjual Perawan
SachbücherKisah nyata untuk dewasa Jangan lupa follow, komentar dan bintangnya. Terimakasih Salam hangat Mamah Ranggi