BAB 16 Lukisan Dari Usman

2.2K 71 0
                                    

Sampai di kota kelahiran Evi, perasaan Evi sangat gundah. Evi merasa tidak enak membawa keluarga Usman ke rumahnya. Evi dan keluarganya tidak pernah menerima tamu orang kaya selain mamih Yos. Apalagi Usman sering usil dan menyindir Evi, ketakutan Evi adalah Usman akan semakin mengejeknya.

"Berhenti di sini, Mas!" Teriak Evi.

Usman mendadak memberhentikan mobilnya. Teriakan Evi membuat Usman terkejut. "Bisa, kan? Tidak teriak, mengagetkan aku saja!" gerutu Usman.

"Maaf, Mas!" Ujar Evi.

Usman mencari tempat yang aman untuk parkir mobil. Evi masih bingung karena rumahnya masih jauh dan harus masuk gang. Evi takut orangtua Usman akan keberatan jika meninggalkan mobilnya.

"Bu, rumahku masih jauh, kita harus berjalan kaki lagi masuk ke dalam, Bu," ucap Evi.

"Rumahmu masuk gang? Ya, tidak apa-apa kita turun sekarang ya?" Ucap Uci.

Usman dan ayahnya keluar dari dalam mobil. Uci dan Evi membuka pintu mobil dan keluar dari dalam mobil. Uci terus menggandeng tangan Evi. Usman dan ayahnya berjalan di belakang Evi dan Uci. Evi mulai resah ketika melihat saudaranya ketua RT yang terkenal ratu gosip sedang duduk di teras bersama warga.

"Vi! Kamu baru kelihatan? Dari mana saja? Dan kamu bawa siapa itu?!" teriak Comel wanita yang berperawakan gemuk.

Jantung Evi berdegup kencang. Evi hanya memberi senyuman tanpa menjawab pertanyaan Comel.

"Ditanya kok diam saja. Tidak sopan!" gerutu Usman.

Evi semakin gemetar ketika Usman menyindirnya. Evi takut menjawab karena tahu kalau Comel sangat dekat dengan ayahnya. Evi takut Comel akan memberitahu Ucup. Evi memilih diam tidak menanggapi sindiran Usman.

Sampai di rumah Evi, pintu sudah tertutup dan terkunci dari dalam. Evi mengetuk pintu dan memanggil ibunya.

"Assalamu'alaikum, Bu... "

Ibunya Evi membuka pintu dan menjawab salam dari dalam, "Wa'alaikum salam."

Jamilah membuka pintu dan sangat terkejut melihat Evi datang. "Evi... ?!" Teriak Jamilah langsung memeluk Evi sambil menangis. Evi baru sadar orangtua Usman ada disebelahnya.

"Bu... Pak... silahkan masuk," ajak Evi.

Uci dan Maman menyalami Jamilah dan masuk ke dalam rumah. Evi masih berdiri dan tidak menawarkan Usman masuk ke dalam rumah. Evi menduga Usman akan mengejek rumahnya.

"Aku tidak disuruh masuk?" tegur Usman.

"Silahkan masuk!" ucap Evi dengan ketus.

Usman hanya tersenyum melihat tingkah Evi. Usman masuk ke dalam rumah dan duduk disebelah ibunya. Usman sangat terharu melihat kondisi rumah Evi dan keluarganya. Jamilah memanggil kakak dan adiknya Evi. Jamilah menyuruh Evi untuk membuatkan minuman.

"Evi sudah cerita banyak tentang Ibu dan Bapak, saya sangat berterima kasih karena Evi sudah ditolong. Entah dengan cara apa saya bisa membalas kebaikan Ibu dan Bapak," ucap Jamilah.

"Evi sudah saya anggap anak sendiri, Ibu tidak perlu membalas apa-apa," balas Uci.

Usman menatap kakak dan adiknya Evi yang duduk sambil menunduk. Usman sangat kagum dengan keluarga Evi yang sopan dan santun.

"Oh ya, saya Usman, boleh kenalan?" tanya Usman.

"Boleh, Mas! Saya Andi, ini Edi dan yang ini Yadi adiknya Evi," jawab Andi anak sulung Jamilah.

Azab Penjual PerawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang