Ucup terus menekan Evi agar tidak menangis. Sepanjang jalan Ucup sudah membayangkan akan mendapatkan uang yang sangat banyak. Ucup sudah lupa daratan menjual anaknya sendiri pada mucikari. Evi gadis yang lugu dan belum bisa berpikir jauh untuk bisa melepaskan dirinya dari Ucup. Evi hanya bisa diam karena takut Ucup menamparnya kembali.
Ucup turun dari terminal sambil menggandeng tangan Evi. Suasana baru yang dilihat Evi gedung yang tinggi menjulang. Ucup memesan taxi menuju rumah mamih Yos. Evi tidak bisa menghapal jalan. Bagi Evi jalan yang dilaluinya begitu asing. Ucup begitu hapal jalan ke rumah mamih Yos, ternyata Ucup sudah pernah ke rumah mamih Yos dengan membawa gadis baru.
Sampai di rumah mamih Yos, Ucup dan Evi disambut satu bodyguard yang memakai seragam hansip. Codet menyambut Ucup dengan senyum dan langsung mempersilahkan Ucup masuk. Codet merasa aneh melihat penampilan Evi. Baru pertama kali Codet melihat gadis memakai jilbab masuk ke rumah mamih Yos.
Evi sangat tegang, di ruang tamu Evi melihat beberapa gadis sedang duduk. Evi berdiri dengan tubuh gemetar. Penampilan beberapa wanita dengan pakaian minim dan berdandan menor membuat Evi semakin ketakutan. Oca salah satu dari karyawan mamih mendekati Ucup dan Evi.
"Barang baru, ya? Kenapa dia menangis?" tanya Oca pada Ucup.
"Ini tamu spesial, biasa barang baru selalu kaget!" Jawab Ucup.
Oca merasa aneh dengan penampilan Evi masih memakai jilbab. Oca berjalan mengelilingi tubuh Evi dan merangkulnya.
"Jangan menangis... Di sini sudah biasa! Awalnya menangis, nanti juga kamu akan tersenyum dan tertawa kalau sudah melihat banyak uang!" Bisik Oca di telinga Evi.
Evi menaikkan kedua pundaknya, tangannya bersedekap karena ketakutan. Evi mendekati ayahnya yang sedang duduk menunggu mamih Yos.
"Ayah... ayo pulang! Aku ingin pulang saja, Ayah... " Ratap Evi.
"Jangan buat Ayah marah! Diam!" Hardik Ucup.
"Ayah... aku mau pulang!" Pekik Evi.
"Diam! Atau Ayah hajar?!" Ancam Ucup.
Evi terdiam dan menundukkan kepala. Bibir Evi gemetar, Evi sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Evi melihat ayahnya ngobrol dengan beberapa wanita. Evi merasa heran melihat ayahnya sudah akrab dengan para wanita yang ada di ruangan.
Ucup memang pria yang sudah kerasukan napsu birahi. Melihat para wanita yang seksi, gairah Ucup bangkit dan merayu salah satu wanita yang sedang duduk. Ucup meninggalkan Evi sendirian dengan wanita lainnya.
"Jaga dia, jangan sampai kabur! Kalau dia kabur kalian akan dimarahi mamih Yos," ucap Ucup.
"Beres, Om!" Jawab para wanita yang ada di dekat Evi.
Ucup merangkul seorang wanita dan mengajaknya ke kamar. Hati Evi timbul benci dan jijik melihat ayahnya. Evi tidak menyangka ayahnya tega menjual Evi pada mamih Yos. Evi ingat belum menunaikan sholat. Evi berani bertanya pada Oca.
"Mbak, bolehkah saya pinjam mukena? Saya mau sholat," tanya Evi.
"Mukena? Di sini tidak ada yang sholat! Jadi tidak ada yang membawa mukena," jawab Oca.
"Sarung juga boleh, Mbak!" Pinta Evi.
"Aku tidak bawa sarung, lebih baik kamu diam saja di sini! Kalau Mamih Yos tahu ada yang sholat, dia bisa marah!" bisik Oca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azab Penjual Perawan
Non-FictionKisah nyata untuk dewasa Jangan lupa follow, komentar dan bintangnya. Terimakasih Salam hangat Mamah Ranggi