Usman membawa Evi dan ibunya ke kamar hotel setelah selesai ngobrol dengan orangtuanya. Saat Jamilah dan Andi akan pulang, Evi tidak mau ditinggal. "Bu, aku ikut pulang," rengek Evi.
Jamilah merasa heran Evi meminta pulang. Usman menghela nafas panjang dan mengerti istrinya belum siap untuk berduaan dengan Usman.
"Vi, kamu sudah menikah. Kamu harus temani suamimu di sini," bujuk Jamilah.
"Aku mau pulang saja Bu," rengek Evi.
Usman menengahi Jamilah dan Evi. Usman menghampiri Jamilah dan Evi. "Tidak apa-apa Bu, nanti aku antar ibu dan Evi pulang," ucap Usman.
Usman bersiap-siap mengantarkan Evi dan keluarganya. Jamilah serba salah dan merasa tidak enak pada Usman. Sampai di rumah, Jamilah terkejut melihat Mila ada di ruang tamu sedang menangis.
"Mila... Kamu kenapa lagi? Tenanglah ada Ibu di sini," bujuk Jamilah.
Usman merasa heran ada gadis di rumah Evi. "Siapa dia?" bisik Usman ditelinga Evi.
"Dia, Mila anaknya mamih Yos," balas Evi berbisik.
Evi menuju kamar diikuti Usman. Tubuh Evi sangat lelah dan langsung berbaring di atas tempat tidur. Usman menutup kamar dan menguncinya. Usman tidak merasa canggung langsung ikut berbaring di tempat tidur sambil memandangi wajah istrinya.
"Vi... Masih marah?" Tanya Usman
"Tidak!" Jawab Evi singkat.
Evi menahan perasaannya yang campur aduk. Jantung Evi berdebar-debar berada di dekat Usman. Saat Evi akan membalikkan tubuhnya, Usman langsung memeluknya.
"Eh... Mau kemana?" bisik Usman.
Jantung Evi semakin berdegup kencang, apalagi saat Usman mencium keningnya.
"Vi, Mila kenapa ada di sini? Bagaimana kalau ibunya tahu dia ada di sini?" Tanya Usman."Mila sedang depresi Mas, dia diperkosa dukun yang disuruh ibunya," jawab Evi.
"Kejam sekali, kenapa tidak dilaporkan saja ke polisi?"
"Tidak ada yang berani melawan mamih Yos, karena mamih Yos selalu main guna-guna dan selalu dendam," jawab Evi.
"Mas khawatir ada Mila di sini. Mas tidak mau keluargamu mendapat masalah lagi," ucap Usman.
"Mila tidak mau pulang Mas. Aku kasihan pada Mila. Apalagi ibuku yang sudah mengurus Mila dari kecil,"
"Ya sudah, malam ini Mas pulang dulu ya? Mas tidak enak kalau harus meninggalkan keluarga di hotel. Besok Mas jemput dan kita berangkat ke Bandung."
Usman mencium kening Evi sebelum pergi. Rasa lelah Evi membuat matanya ngantuk. Saat Evi hampir terlelap suara teriakan terdengar dari ruang tamu.
"Mamih jahat... Mamaih jahat!" Pekik Mila.
Evi terkejut dan langsung turun dari tempat tidur. Evi lari dan menghampiri Mila yang sedang dibujuk Jamilah dan Andi.
"Mila... Kenapa Mila? Tenanglah kami di sini akan melindungimu... Jangan menangis lagi ya?" Bujuk Evi.
"Aku malu... Aku jijik kalau ingat dukun itu!" Isak Mila.
"Sabar ya Mil... Sabarlah," bujuk Evi sambil memeluk Mila.
Tidak mudah bagi wanita yang sudah mengalami pelecehan seksual. Mila adalah korban dari perbuatan ibunya. Seandainya pada saat itu ada warga yang berani melaporkan mamih Yos, pasti Japra bisa ditangkap. Keadaan saat itu sangat berbeda. Warga sangat takut jika mamih Yos balas dendam dan mengirim santet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azab Penjual Perawan
Non-FictionKisah nyata untuk dewasa Jangan lupa follow, komentar dan bintangnya. Terimakasih Salam hangat Mamah Ranggi