Hari itu Evi terlihat gembira. Evi berangkat ke kampus dengan perasaan bahagia. Sampai di kampus Nazwa sahabatnya Evi sudah menunggunya. Nazwa terlihat serius dan langsung menarik tangan Evi.
"Vi... Ada yang ingin aku sampaikan," bisik Nazwa.
"Ada apa?" Balas Evi.
Nazwa membawa Evi ke tempat yang sepi. Nawza banyak menghela nafas sebelum bicara dengan Evi. Nazwa terlihat sedih dan terus menatap Evi.
Evi merasa aneh dan kasihan melihat wajah sahabatnya terlihat sedih. Evi langsung menggenggam tangan Nazwa dan membujuknya.
"Ada apa? Ceritakan saja," bujuk Evi.
"Daud... " Kata Nazwa.
"Daud kenapa? Apa dia menyakitimu? Ayo ceritakan," pinta Evi.
"Daud menyukaimu, dia ingin sekali kamu menjadi kekasihnya," jawab Nazwa.
Evi sangat terkejut mendengar ucapan Nazwa. Evi sudah menganggap Daud adalah sahabatnya. Evi justru melihat Nazwa sangat menyukai Daud. Evi membelai pundak Nazwa dan menghiburnya.
"Naz, aku tidak bisa menerima cinta Daud. Aku sudah menikah, Naz!" Jelas Evi.
"Apa?! Kamu sudah menikah? Kok tidak mengundangku?" Tanya Nazwa.
"Ceritanya panjang, yang jelas aku sudah menikah dengan orang yang aku cintai," jawab Evi.
"Tapi aku ingin mendengar semuanya, ceritakan sekarang!" Paksa Nazwa.
Evi akhirnya menceritakan tentang kehidupannya yang tidak beruntung mendapatkan seorang ayah yang dzolim. Evi menitikkan air mata ketika menceritakan perjalanan hidupnya sampai bisa menikah dengan Usman. Nazwa ikut menangis dan memeluk Evi.
Daud sangat kecewa cintanya ditolak Evi. Daud tidak menyangka kalau Evi sudah menikah. Daud memilih menjauh dari Evi. Nazwa dan Evi merasa sedih, biasanya selalu mengerjakan tugas bersama Daud.
Pulang kuliah Evi sangat terkejut melihat pak RT ada di rumahnya. Evi melihat pak RT sedang bicara serius dengan ibunya. Evi masuk ke dalam rumah dan duduk disamping ibunya.
"Kebetulan kamu sudah datang, Bapak hanya ingin memastikan kalau bisa segera kamu urus pernikahanmu di KUA. Karena ada warga yang tidak yakin pernikahanmu malam itu sah! Lagi pula supaya suamimu tidak mempermainkanmu, sebaiknya kamu urus secepatnya." Kata pak RT.
"Iya Pak, nanti akan saya sampaikan pada mas Usman." Jawab Evi.
Setelah pak RT pergi, Jamilah langsung menghubungi Usman. Evi tidak tahu ibunya sudah bicara banyak dengan Usman dan merencakan pernikahan Evi dan Usman dengan pesta mewah.
Evi duduk di teras sambil membaca buku. Evi selalu membantu ibunya menjaga warung dan melayani pembeli. Warung Jamilah kembali normal dan banyak pembelinya. Evi terkejut ketika melihat Mila datang dengan wajah sedih. Mila langsung mendekati Evi dan mencecar banyak pertanyaan.
"Vi, jawab jujur! Apakah benar ibuku pernah ingin menjualmu? Apakah benar ibuku seorang mucikari?" Bisik Mila.
Evi sangat terkejut mendengar pertanyaan Mila tentang ibunya. Evi tidak sampai hati menjelaskan kelakuan ibunya yang sudah menyimpang. "Jawab Vi!" Paksa Mila mengejutkan Evi.
"Ayo kita bicara di dalam saja, jangan di sini," ajak Evi.
Evi membawa Mila masuk ke dalam rumah. Andi kakanya Evi melihat Mila datang terus menatapnya. Andi terpesona dengan kecantikan Mila. Di dalam kamar Evi membujuk Mila agar tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azab Penjual Perawan
Non-FictionKisah nyata untuk dewasa Jangan lupa follow, komentar dan bintangnya. Terimakasih Salam hangat Mamah Ranggi