Sedang revisi

1.8K 53 1
                                    

Aku berangkat kuliah, ingin rasanya mengumumkan pada teman-teman, bahwa aku sudah memiliki suami yang baik dan tampan. Sampai di kampus Nazwa langsung menghampiriku dengan wajah berseri.

"Vi, ada yang ingin aku sampaikan!" bisik Nazwa.

"Apa itu?" tanyaku penasaran.

"Ternyata Daud, diam-diam menyukaimu Vi, tapi dia tidak berani terus terang, katanya malu Vi," jawab Nazwa.

"Apa? bukankah selama ini kita bersahabat? oh iya, ada yang ingin aku sampaikan juga, aku sudah menikah Naz," ucapku.

"Apa? menikah? kok gak ngundang kita?" tanya Nazwa terkejut.

"Ceritanya panjang Naz, nanti juga dirayain kok, dan semua pasti aku undang," jawabku.

"Ya... Daud pasti patah hati, dong!" ucap Nazwa.

"Aku hanya menganggap Daud sebagai sahabat Naz, tidak lebih," ucapku lugas.

"Ya, nanti aku sampaikan ke Daud, kalau kamu sudah menikah," ucap Nazwa.

Nazwa langsung meninggalkan aku dan mencari Daud. Setelah tahu aku sudah menikah, Daud selalu menghindariku. Kami yang biasa bertiga mengerjakan tugas, Daud jadi sering menghindar. Aku sudah membuat Daud patah hati, aku tidak pernah sadar kalau selama ini, perhatian Daud terhadapku karena dia menyukaiku.

Pulang kuliah Ibuku sedang ngobrol dengan Pak Rt, rupanya Pak RT tidak puas melihatku menikah secara siri atau menikah tanpa resmi. Pak RT menuntut ingin melihat Usman benar-benar menikahi aku dan terdaftar di KUA.

Aku tidak pernah tahu Ibu dan orangtuanya Usman sudah merencanakan pesta pernikahan, dan pernikahannya diadakan dua hari sebelum Usman Wisuda. Usman sudah mempersiapkan Undangan, dan gedung untuk acara pernikahan. Semua biaya ditanggung keluarga Usman. Aku sangat terharu, aku memiliki Ayah yang tidak bertanggung jawab, tapi Allah menggantinya dengan mertua yang sangat baik.


Mungkin ini cara Tuhan menyayangiku, di balik kesedihan dan kedzoliman yang aku terima dari Ayah, Tuhan mengirimkan orang yang sangat baik. Siang itu Mila, anaknya Mamih Yos datang dan langsung ingin bicara denganku, aku membawa Mila ke kamarku.

***

Azab Penjual PerawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang