Kata-katamu lebih tajam dari pisau, lebih pedas dari bon cabe level 30. Sayangnya, aku suka.
•Millynea Alsava•
🐾🐾🐾
Setelah negosiasi yg cukup panjang di parkiran tadi, akhirnya Milly bisa membujuk Milen untuk makan terlebih dulu.
Meski pada kenyataanya, hanya Milly yang dengan lahap menyantap samyang extra pedas yang tersaji dihadapan mereka.
"Harus yah, makannya samyang?"
"Hehe... Kok punya kamu gak dimakan sih, Len?" jawabnya sembari menyuap dengan lamban.
"Ck. Lo makan kek keong. Cepet dikit bisa?"
Oke. Milly dibuat kicep dengan jawaban Milen yang menyimpang dari pertanyaannya sebenernya.
Dalam hati Milly terus berpikir keras, bagaimana cara meminta maaf atas kejadian tadi siang disekolah. Milen pasti masih sangat marah karena insiden tadi.
"Gue suruh lo cepet makan, bukannya bengong!" Milly sedikit terperanjat karena celetukan Milen. Menarik napas sekali, lalu membuangnya pelan. Milly memberanikan diri untuk mengutarakan apa yang di pikirnya sedari tadi.
"Aku gak mau makan kalo kamu juga gak makan."
Milen mengalihkan perhatiannya yang sedari tadi sibuk bermain game di ponsel, ditatapnya Milly lekat-lekat.
"Gue udah nurutin mau lo, jangan bikin gue emosi buat kesekian kalinya hari ini." katanya tenang tapi penuh intimidasi.
Milly menelan salivanya berat. Dengan gugup Milly bersuara.
"Aku gak mau pulang."
"Ck. Mau lo apa sih?"
Sedetik kemudian senyum Milly terbit. Setidaknya Milen pasti akan menurut meski dia enggan sebenarnya.
"Gimana kalo kita balapan makan, yang menang boleh minta 3 permintaan." serunya penuh semangat. Tapi Milen masih menampilkan wajah enggan.
"Aku janji abis ini langsung pulang."
Menghela napas kasar, Milen sebenarnya tidak berniat sama sekali akan usul Milly.
"Kalo aku kalah, Aku gak bakal ganggu kamu lagi deh."
Mendengar kata itu Milen akhirnya bersuara. "Oke."
Milly tersenyum senang. Meski ia sendiri tidak yakin apa yang sudah dikatakannya.
Hingga akhirnya mereka mulai menyuap samyang extra pedas ditambah bon cabe level 30. Baru beberapa sendok saja keringat sudah bercucuran didahi keduanya, Milen bahkan sudah menahan rasa sakit di perutnya karena makan pedas. Sedangkan Milly hampir menangis dibuatnya.
Meski harus makan pedes gila, Milly berani menantang Milen karena ia tahu, Milen tidak suka pedas dan tidak akan kuat makan terlalu pedas. Tapi gensi Milen emang gede, jadi Milly lebih mudah untuk memancing nya. Kapan lagi ia bisa makan bareng kan?
Tapi kalau dilihat, Milen seakan tidak ingin menyerah, Milly mulai meragu. Bisa-bisa dia kalah dari Milen gimana?
Demi cabe rawit, bener-bener kebakar ini perut.
Milly sudah tidak kuat lagi, Ia yakin setelah ini pasti bakal diare besoknya. Meski Milly tergolong penyuka makanan pedas, tapi dia tidak pernah makan serakus ini, cuma demi melancarkan idenya saja ia mau. jadi Milly harus menang.
Keduanya masih tetap bertarung, tidak ada yang ingin menyerah sama sekali, meski sama-sama tersiksa. Hingga akhirnya Milen menggebrak meja dengan kerasnya, membuat Milly terperanjat kaget.
"Gue nyerah."
Satu kata itu membuat Milly tersenyum kemenangan, dengan wajah merah penuh peluh. Sama halnya dengan Milen, wajahnya sudah semerah tomat dibanjiri keringat, ia sudah tidak kuat lagi untuk melanjutkan ini. Bisa-bisa besok ia masuk koran gegara tewas sehabis makan pedes. Gak lucu, kan?
"Jadi aku yang menang!" seru Milly semangat. Apa mau dikata, Milen pun membenarkan. Tidak peduli dengan rencana awal yang berharap ia akan menang dan membuat Milly tidak lagi mengusik hidupnya.
"Hmm."
Milly senang bukan main, ia berhasil mengalahkan Mr. Perfect-nya PANCASILA hanya dengan lomba makan samyang.
"Permintaan pertama, maafin kejadian tadi siang ya. milly beneran gak sengaja. Janji bakal ganti kameranya kok." mengangkat jarinya membentuk tanda peace. "Tapi nyicil yah, hehe."
Milen menghembuskan napas berat, sembari menetralkan rasa pedas di lidah dan panas di perutnya. Tidak mau memperpanjang, Milen pun berdehem sebagai jawaban. Mau bagaimana lagi, nasi sudah jadi bubur gak bakalan balik jadi padi kan?
"Serius dimaafin?" tanya Milly tak percaya.
"Ck. Gak ada pengulangan. Lanjut permintaan kedua,"
Milly nampak berpikir sejenak, menimang-nimang apa yang cocok jadi permintaan kedua.
"Gimana kalo ajarin aku matematika?"
Seketika suara petir terdengar ditelinga Milen. Milly meringis khawatir, Milen pasti akan menolaknya. Entahlah, ia hanya teringat kata-kata Iren sewaktu ia makan malam dirumah Milen kemarin. Tepatnya Iren sudah mengusulkan agar mereka bisa belajar bersama, lebih untuk membantu Milly sebenarnya. Tapi Milen masih enggan menjawab, jadi Milly ingin coba peruntungannya sekali lagi.
Lama menimang, berpikir dalam diam hingga akhirnya Milen menjawab meski berat. "Hmm."
Bukan jawaban pasti memang, tapi tidak berarti Milen menolaknya juga. Karena Milen adalah orang yang akan selalu memegang kata-katanya dan selalu bisa diandalkan. Milly pun tahu itu.
Entah untuk kesekian kalinya Milly tersenyum senang. Membuatnya lupa akan pedeas yang sedari tadi masih terasa.
Rejeki nomplok ini namanya, kapan lagi kan?
"Permintaan ketiga?" Milen membuyarkan lamunan Milly, ia tidak ingin terjebak dengan situasi seperti ini lebih lama.
Milly kembali memikirkan permintaan ketiganya, karena ini permintaan terkahir jadi ia rasa harus yang benar-benar akan menguntungkan nya nanti.
"Ck. Tinggal ngomong juga, lama amat. " ucap Milen tak sabar.
"Permintaan ketiga boleh ditabung dulu gak? Soalnya aku belum tau mau minta apa."
Dikira utang lu, Mill? Segala ditabung. Dewi batin Milly berbisik.
Menghembuskan napas lelah, Milen beranjak dari duduknya hendak pulang, menyudahi semua ini.
"Buruan balik," katanya dingin.
Memang bukan jawaban yang Milly dapat setiap kali ia bertanya, tapi Milly tahu arti dari sikap Milen ini. Karena sejatinya Milen masih punya hati yang baik.
Setelah membayar bill Milen berjalan mendahului Milly. Baru beberapa langkah, suara milly kembali terdengar dan menghentikan langkahnya. Membuatnya menggeram kesal harus kembali menahan sabar.
"Milen, perut aku mules. Boleh gak ke toilet bentar?"
Ya Tuhan. Kenapa ada gadis seperti dia di dunia ini?
🐾🐾🐾
TBC.
15 April'18
Yayy.. Up lagi ini, para pembaca yang Budiman, ayolah jangan malu, jangan ragu.. Monggoh vote sama komennya banyakin gih 😊 dapet pahala lol, bikin seneng ati orang.
Ini spesial dinner ala MilMel, 😂😂 moga suka ya, kalo suka yuk share sama temen" kalian, biar banyak yang kangen sama MilMel nanti😆
Salam jauh pacalnya kookie ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
INTUISI
Novela Juvenil"Kenapa lo selalu mengusik hidup gue!" "Karena aku suka sama kamu." "Jauh-jauh dari hidup gue!" "Gak bisa. Intuisiku ngarahnya ke kamu, apa masih kurang jelas?" ~~~ Ini adalah kisah dimana perjuangan, pengorbanan, dan pengharapan seorang -Millynea A...