Untuk keberkian kalinya, Lo melanggar zona yang udah jelas batasannya.
•Mileno Adhyastha•
💦💦💦
"Tunggu! gerbangnya jangan ditutup, Pak."
"Alamak... Kau tak biasanya telat anak muda?"
"Panjang ceritanya, Pak. Milen boleh masuk kan?"
Pak satpam melihat jam dinding di pos jaganya.
"Maap, nak. Kau telat sudah 5 menit lalu. Aku tak bisa kasih bantu lah." benar katanya. SMA Pancasila tidak akan mentorerir anak yang telat meski 5 menit sekalipun.
"Tapi–"
"Oy! Sabar lah, kau. Bentar lagi aku datang." setelah berteriak pak Tobi kembali menoleh ke Milen. "Kali lagi maap, nak. Aku harus kumpul ini, mereka macam anak ayam kemarin sore saja. Sudah ribut sedari tadi." Milen hanya menjawab dengan senyum culas.
Bahunya meluruh seiring pak Tobi meninggalkan gerbang, menemui kawanannya yang berseru tadi.
"Hey! Kamu telat ya," bisikan lirih itu membuat Milen sedikit terperenjat kaget. Ditolehnya sumber suara lantas menghela napas lelah.
"Menurut lo aja gimana?" Milly tersenyum ramah.
Milly masih sibuk dengan pemikirannya, tapi telinganya menangkap gumaman Milen. "Bisa telat ikut ulangan kimia ini."
"Hey! Ikut aku sekarang." belum sempat Milen ingin memprotes, Milly segera menarik tangannya tanpa ijin. Awalnya Milen sempat tersentak kemudian ia pasrah saja tangannya ditarik oleh Milly.
Hingga mereka sampai di pintu samping sekolah, Milly baru melepaskan genggamannya pada Milen.
"Ayo naik." katanya memerintah.
"Lo nyuruh gue? "
"Kenapa? Gak mau masuk? yaudah aku duluan ya."
Tadi Milly sudah menawarinya bukan? Jadi jangan salahkan dia jika ia hendak masuk lebih dulu, karen biasanya guru piket yang keliling itu sekitar 5 menitan sudah sampai ditempat mereka berpijak saat ini.
Keuntungan kedua adalah, hari ini Milly ada pelajaran olahraga, jadi dia menggunakan celana trainingnya sebagai rangkap, aman buat panjat memanjat.
Dengan santainya Milly berjalan kearah pintu gerbang samping sekolah, pintu itu yang menghubungkan langsung dengan kantin, tapi selalu dikunci, mungkin pihak sekolah hapal betul tipe-tipe anak macam Milly ini, jadi ini kebijakannya.
Melihat Milly yang sudah bertengger diatas pintu gerbang, membuat Milen terpaku sejenak.
Bener-bener saudaraan sama monyet ini.
Tunggu. Sejak kapan Milly pandai manjat seperti tarzan gini? Padahal dulu layangannya nyakut diatas pohon saja, Milen yang susah payah manjat. Milly? namanya juga cewek, pasti nangis kejer lah.
Sekarang lihat, bahkan Milly menyempatkan untuk memberikan seulas senyum sebelum berhasil memijakan kakinya di tanah.
"Serius gak mau masuk? 3 menit lagi pak Iwan keliling loh."
Perkataan Milly membuat Milen menghembuskan napas kasar, mulai mengikuti jejak Milly untuk menaiki gerbang, tanpa kesulitan yang berarti sekarang Milen sudah mengijakan kakinya di tanah; tepat dihadapan Milly yang kini tersenyum senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTUISI
Teen Fiction"Kenapa lo selalu mengusik hidup gue!" "Karena aku suka sama kamu." "Jauh-jauh dari hidup gue!" "Gak bisa. Intuisiku ngarahnya ke kamu, apa masih kurang jelas?" ~~~ Ini adalah kisah dimana perjuangan, pengorbanan, dan pengharapan seorang -Millynea A...