Bukan cuma cewek aja yang sulit dipahami kayak rumus Matematika. Nyatanya kamu juga sama sulitnya buat dipahami melebihi Matematika.
•Millynea Alsava•
Milly sedang nonton TV sambil nikmati cemilan kentang. Tontonan Adit dan Sopo Jarwo tersaji di layar persegi itu.
Mumpung Mira sang mama sedang sibuk di dapur dengan resep-resep kue baru buatannya.
Soalnya kalau Mamanya tidak sedang sibuk pasti bakalan ikut nimbrung nonton TV. Tapi bukan kartun seperti kesukaannya, melainkan sinetron Indonesia yang jalan ceritanya nguras otak banget.
Rumit, serumit jalanan Jakarta yang selalu macet. Serumit kisah ke-jombloan nya yang gak pernah nemu titik terang.
Intinya Milly males nonton sinetron, mending pantengin kartun seharian. Maka dari itu dia sering di ledeki bocah, bahkan bukan teman-temannya saja yang bilang, Mama dan Papa-nya juga sering meledek.
Pernah dulu ia menangis seharian dan mogok makan, karena semua CD film kartun miliknya di kasih ke tukang loak oleh sang Mama.
"Milly,"
Nah, kan baru aja di omongin. Oke. Ini panggilan seorang ibu Negara di keluarganya, mau tidak mau ia harus bangun dari posisi ternyaman di sofa sebagai anak yang berbakti.
"Kenapa, Ma?" tanyanya setelah tepat berada di hadapan Mira.
"Tolong kamu antarkan kue ke rumah Milen ya. Kemarin kan Mama gak jadi kasih kue, gara-gara kamu cemilin sama Papah sampe habis."
Mendengar satu nama itu, membuat Milly langsung memegakan tubuhnya.
Semangat.
Lumayan, bisa modus nih
Milly menerima uluran kue dari Mira dengan senyuman lebar. Kapan lagi dia bisa main ke rumah Milen malem-malem. Apalagi sejak pindahan Milly belum pernah berkunjung barang sebentar saja.
"Hati-hati, ya." titah Mira.
"Oke, boss." jawab Milly menirukan suara Sopo sambil hormat.
"Jangan nyangkut disana ya,"
"Gak janji, Ma." sahut Milly sudah diluar pintu.
🐾🐾🐾Sedangkan di rumah Milen, saat ini ia tengah menemani Gio sang adik mengerjakan PR di ruang tamu.
Setelah memberikan contoh dan mengajari rumusnya, Milen memilih menunggu Gio selesai mengerjakan tugasnya itu. Karena merasa bosan, Milen membuka ruang obrolan dengan seseorang dan mengirimnya pesan.
Milen : Kapan balik kesini?
Sent.
Setelah menekan tombol kirim, mendadak ia merasa sakit perut. Diliriknya Gio yang masih fokus dengan deretan angka-angka yang sedang ia coba kerjakan.
Mungkin butuh waktu lama, juga.
Milen kemudian beranjak dari duduknya, Gio yang menyadari pergerakan sang Kakak pun menoleh.
"E-eh, mau kemana?"
"Panggilan alam, mau bertapa bentar."
"Hah? Lah ini gimana, soalnya susah ini."
"Lo kumpulin aja yang gak bisa, nanti gue ajarin." seru Milen yang sejurus kemudian sudah tak terlihat di belokan dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTUISI
Fiksi Remaja"Kenapa lo selalu mengusik hidup gue!" "Karena aku suka sama kamu." "Jauh-jauh dari hidup gue!" "Gak bisa. Intuisiku ngarahnya ke kamu, apa masih kurang jelas?" ~~~ Ini adalah kisah dimana perjuangan, pengorbanan, dan pengharapan seorang -Millynea A...