37. Stay

1.8K 84 35
                                    


"If alright. Even if I lose everytfhing"

Chai- Oh My Angel

🐾🐾🐾

"Siap? Satu... Dua... Ti--"

Slurpp...

"Kyaa! Gue belum bilang mulai, ah lo curang!" Sewot Milly tidak terima.

"Lu nghithung na lamaan" dengan susah payah Agam menjawab sembari menguyah.

"Ish! Telen dulu baru ngomong."

"Lo ngitungnya kelamaan. Gue udah laper daritadi."

"Ya kan biar tegang gitu. Ah! Pokoknya gue yang menang."

"Heh, mana ada mie ayam lo masih utuh gitu."

"Lo udah di diskualifikasi. Karena lo mulai duluan, itu artinya lo curang!" Ucap Milly penuh penekanan di kalimat akhir.

"Hah?" Agam dibuat melongo sekarang, dengan santainya Milly langsung melahap mie ayam begitu rakus.

"Tadi gada aturan gitu. Lo bilangnya siapa cepet habis dia yang menang."

"Ghue rahlat haturanna"

Tak.

Agam mengetuk jidat Milly menggunakan sendok miliknya.

"Telen dulu baru ngomong."

Milly nampak ingin protes keras. Tapi ia harus mengosongkan mulutnya yang penuh dahulu.

"Dasar gak kreatif. Gue aduin Eyang Seto atas nama plagiarisme lo." Ancam Milly sembari menunjuk Agam menggunakan garpu.

"Kak Seto itu ngurusinnya bocah, bukan kasus plagiat kali."

"Lah, sejak kapan dia pindah haluan."

"Serah lo." Agam kembali mengambil suapan besar dan langsung memasukan kedalam mulutnya, mengunyah dengan rakus.

gomong sama anak pinter kudu banyakin sabar. Batinnya menggerutu.

Milly tertawa sampai terpingkal-pingkal. Ia merasa menang berargumen dengan Agam.

"Pokoknya, gue menang dan lo yang bayar mie ayam nya."

"Hmm."

Merasa puas. Milly kembali melanjutkan makannya dengan khidmat hingga mangkok miliknya hanya tersisa tulang-belulang ayam.

Agam menarik sedikit bibirnnya ke atas. Membentuk satu gatis lurus, jika sekilas dilihat ia nampak tersenyum namun tipis sekali.

Sebetulnya Agam tidak terlalu lapar, karena sebelum ia menemui Milly di acara Lomba dan Bazar sekolah, Agam sudah lebih dulu makan di warung kelontong bersama teman-teman nya.

Namun untuk merayakan keberhasilan Milly yang sudah memenangkan Lomba ia mengajaknya untuk makan.

Setelah membayar mie ayam yang mereka makan, karena kemenangan sepihak diklaim oleh Milly mereka melanjutkan kembali perjalanan pulang.

"Makasih boss atas traktirannya. Sering-sering yah." Cengir Milly tanpa dosa.

"Kapok gue. Bisa melarat tiap hari tlaktir lo makan, heran perut apa gentong sih, lo ngabisin 2 mangkok mie ayam plus 2 ketupat sayur tambah la--"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INTUISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang