Hem.. Hemm.. Mmm
Nana nunu.. Nana nunu..Gadis remaja yang mengijak usia 17 tahun ini sedang asik bercermin sambil bersenandung ria, kemungkinan suasana hatinya dalam mode baik.
Ia sedang berusaha mengikat dasinya, sambil menatap pantulan diri di depan cermin dan mengangkat dagu, mendongak ke kanan dan kiri agar posisi dasinya bisa pas.
Selesai melakukan itu, ia berjalan selangkah mundur dari cermin, melihat keseluruhan pantulan dirinya dicermin.
Berkacak pinggang sambil menggembungkan pipi dan melototkan mata, selanjutnya tersenyum manis ala iklan pasta gigi di TV.
"Cantik? udah,"
"Manis? pasti,"
"Imut? apalagi,"
"Gemesin pula, apalagi yah yang kurang?" jarinya mulai mengetuk-ngetuk dagu, mencoba berpikir.
Di absennya satu-persatu dengan tingkat kepercayan diri diatas rata-ratanya, baginya kalau bukan diri sendiri siapa lagi yang bakal mengakui itu semua. Masa bodo dengan penilaian orang, yang penting toh diri kita bahagia. Itu salah satu quotesnya untuk penyemangat. 'Katanya ya'.
"Aha.. Doi!" suara jentikan jari dan senyum manis menyeruak dibibir ranumnya, namun segera tergantikan dengan wajah sendu.
"Lupa, Milly kan jomblo dari lahir." wajah suram hanya berlaku beberapa saat sebelum tingkat kepercayaan dirinya meningkat lagi.
"Haha.. Ini nih, salah satu takdir yang bikin mikir. Tapi kalo dipikir ga bakalan mampir juga, eh.. Kok ngalor ngidul ya. Tau lah, yang penting happy."
Ia terus bermonolog didepan cermin, merenungi nasib kejombloannya.
"Milly! Cepet turun, kamu udah kesiangan ini!" seru seorang dari bawah, yang tak lain adalah Mamanya.
"Iya Mamaku tercintah, Milly coming!" seruan Mama nya pun dibalas tak kalah lantang.
Kembali fokus pada pantulan dirinya di depan cermin, dan tersenyum.
"Are you ready, to start today inerbeauty girl" serunya pada cermin.
"I'm ready" katanya seperti iklan salah satu produk cuci muka.
Ia langsung menyambar tas yang ada di meja belajar, menentengnya di tangan kanan, sedangkan tangan kirinya menenteng sepatu.
🐾🐾🐾
Karena rutinitas kota Jakarta dipagi hari adalah macet, maka hal biasa bagi Milly jika terlambat masuk sekolah. Apalagi iya yang masih menggunakan angkutan umum, meski Papahnya menyediakan kendaraan, tapi baginya naik angkutan umum itu lebih murah. Ia tak mau terlihat seperti anak manja, kalo masih ada fasilitas umum kenapa gak dimanfaatkan? Itung-itung kan ngurangin kemacetan juga. Pikirnya.Untuk urusan terlambat masuk, ada lagi motto yang selalu ia ingat "lebih baik terlambat, daripada tidak sama sekali" dan disinilah sekarang Milly berdiri. Depan gerbang sekolah SMA PANCASILA tempatnya menimba ilmu.
Taulah kenapa didepan gerbang, yang pasti hari ini sama seperti hari sebelumnya, ia terlambat lagi, lagi dan lagi, sampai-sampai pak satpam saja paham dengannya. Masih dengan sejuta jurus yang berusaha ia kerahkan buat bujuk pak satpam supaya buka gerbang sekolah.
"Ayolah Pak, kau tak kasihan apa denganku?" Milly memulainya dengan menggunakan bahasa daerah asal si satpam.
"Tak bisalah, kau telambat lama kali"
KAMU SEDANG MEMBACA
INTUISI
Roman pour Adolescents"Kenapa lo selalu mengusik hidup gue!" "Karena aku suka sama kamu." "Jauh-jauh dari hidup gue!" "Gak bisa. Intuisiku ngarahnya ke kamu, apa masih kurang jelas?" ~~~ Ini adalah kisah dimana perjuangan, pengorbanan, dan pengharapan seorang -Millynea A...