29• Masa lalu dan Kini

2.2K 117 0
                                    

Inginku pergi, tapi tak bisa.
Inginku lari, tapi aku terbelenggu.
Terlanjur jatuh pada hal yang sama,
Antara bertahan atau menahan?

-post it

"Nea tolong jagain pesawat, Leno yah." yang diberi perintah hanya mengangguk patuh.

Leno kecil kemudian berlari entah kemana, yang jelas sekarang tinggalah Nea kecil dan Abell yang sedang sibuk bermain dengan boneka barbie milik Nea.

Dung.. Dung.. Dung..

Suara pedagang es krim dung-dung yang berada diseberang jalan menarik perhatian Nea kecil. Tadi Leno memintanya untuk menjaga pesawat nya saja kan? Berati tidak masalah jika ia membawanya bersama untuk membeli es krim itu tentunya. Batin Nea menerawang.

Tanpa mengunggu Leno, yang Nea saja tidak tau pergi kemana, Nea kecil berlari menyebrangi jalan besar dekat taman mereka bermain tanpa pengawasan orang tua sekalipun.

Dalam detik yang entah keberapa, dan menit keberapa kejadiaan naas pun terjadi. Waktu terasa berputar cepat dan terlambat untuk orang-orang disekitar pahami serta mencegahnya.

"Nea awass!! "

Brakkk!!...

Detik itu juga, waktu terasa berhenti.

"Tidak!!! "

Dengan napas ngos-ngosan seperti habis lomba maraton, Milly langsung duduk tegap.

Mimpi itu lagi!

Tangannya memegang dada kiri, jantungnya serasa mecelos, bahkan degupannya masih kerasan.

Milly mengusap wajahnya gusar. Ia benci dengan mimpi buruk, dan mimpi buruk itu selalu saja menghampirinya dikala tidur. Bahkan sekarang terasa sangat sering Milly mempimpikan hal yang sama, tapi tak dapat ia ingat jelas.

Entah. Rasanya sulit untuk Milly pahami, bahkan dirinya sendiri saja ia tidak bisa memahaminya.

Hanya satu yang ia tahu. Milly tidak suka bermimpi itu, mati-matian Milly ingin mengkubur dalam-dalam tentang mimpi buruknya tadi yang seakan seperti kepingan-kepingan memori yang hilang. Milly ingin lupa. Lebih tepatnya melupakan.

Belum sepenuhnya diri Milly merasa tenang, suara Mira kembali mengagetkannya. Benar-benar senam jantung. Batinnya.

"Milly, cepat bangun! Sekolah! Mama gak akan kasih kamu jatah jajan kalo kamu gak turun dalam waktu 5 menit!! " sumpah, gak perlu pake toa juga se-komplek rumahnya bisa denger kali. Milly saja samapai tutup kuping.

"Iya, Maa. Milly udah bagun!"

Matanya mencuri pandang jam yang tergeletak dimeja nakas. "Mampus. 6.30!!"

Langsung saja ia lari masuk ke kamar mandi, ritual pagi. Mandi capung ala Milly.

Gpp, tinggal semprot parfum yang banyak, kan juga wangi. Batinnya mengikik.

🐾🐾🐾

Milen berjalan santai kearah loker dimana semua buku paket ia simpan. Seperti biasa, selepas rapat Osis tadi Milen belum sempat menyiapkan materi belajar. Jadi ia harus balik lagi mengambil buku yang ia perlukan.

Kembali Milen dikejutkan lagi dengan kertas origami berwarna biru laut kesukaanya, bedanya kali ini kertas tersebut berbentuk sebuah pesawat kecil.

Milen tidak heran sebenarnya, pasalnya ia baru saja kehilangan kunci loker miliknya 3 hari yang lalu. Karena malas membeli gembok lagi, jadi biarlah. Toh isinya juga buku semua, emang ada yang mau maling?

INTUISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang