Boleh tidak jika Agam berharap pada Mentari saat dia hanya menjadi Bintangnya malam?
•••
🌟 Agam Aldebaran 🌟
Playing now - Devano Danendra_Menyimpan Rasa
Milly rasa setiap kali ia bertemu dengan anak tongkrongan SMA Pertiwi maka ia harus berakhir dengan kata "lari".
Yakali dia berani cari musuh, temen aja bisa dihitung jari, paling juga Debby yang betah selama ini bareng dia.
Hawa permusuhan antara SMA Pertiwi dengan SMA Pancasila selalu saja mencekam, alih-alih menjauhi ini malah cari mati kesannya, tapi demi keadilan bersama. Apa boleh buat? Toh, yang penting sekarang Gio dan temannya sudah mendapatkan kembali uang mereka plus sama bonusnya pula.
Milly terus berlari sejauh mungkin sampai dia tidak sadar kalau sudah sampai di halte bus. Napasnya masih terengah-engah dengan muka acak-acakan.
"Capek? "
"Banget." jawabnya tanpa menoleh. Kebiasaan.
"Salah sendiri lari-lari."
Milly tidak mengindahkan orang yang berdiri disebelahnya sekarang, ia masih sibuk mengatur napasnya dan menyerap oksigen sebanyak mungkin."Nih, minum."
Kebetulan haus bandel. Milly langsung saja menyambar minuman itu tanpa melihat pemberinya. Lagi."Makasih." langsung saja ia meminumnya dengan rakus, gak ada alus-alusnya sama sekali jadi cewek.
"Gue baru liat, cewek berani malak juga ya."
Byurr
Komentar si pemberi air membuatnya terkaget sampai air dalam mulut Milly tersembur lagi. Ditolehnya pelaku yang ada disampingngnya kini, dan betapa terkejutnya Milly saat tahu kalau dia... Agam kunyuk.
"Kenapa? " Agam bertanya setenang mungkin dengan muka minta taboknya itu.
"Airnya asin? Tapi gue gak tambahin garem tuh." kan? Mulai deh tengil nih orang.
"Apa pahit? Tapi gue gak campurin racun tikus." kenapa gak sianida sekalian?
"Atau manis?" jeda sekian detik. "itu karena lo yang minum." jawab Agam diikuti tawa garing.
Byurr
Milly menyiramkan sisa air dalam botol ke wajah Agam tanpa ragu.
"Kok gue disiram sih?" menyeka mukanya, syok dengan perlakuan Milly.
"Airnya hambar. Kayak muka lo! "
Baru saja Milly akan beranjak pergi, tangannya ditahan oleh Agam."Mau kemana? Masa baru ketemu langsung ditinggalin sih?"
Milly tidak mengindahkan sama sekali teriakan Agam, yang tidak sedikit menyita perhatian orang.
"Lo gak rindu sama gue?!" teriaknya lagi.
Masa bodo buat Milly, toh dia bukan Dilan yang perlu dirindukan seorang Milea, kan?
Baru beberapa langkah saja, Milly sudah dihadang kembali oleh Agam dengan kedua tangannya yang merentang dihadapannya, jaga-jaga takutnya Milly lari lagi.
"Ck. Minggir napa. Jalanan lebar gini belaga patung, waras? "
Agam tersenyum jumawa, menujukan gigi gingsulnya yang.. Kalau dilihat-lihat sebenarnya dia manis.
Hush. Milly mengeyahkan pikiran baiknya, dan mencabut kembali kata-katanya tadi. Agam tidak ada manisnya sama sekali. Karena dia bukan produk air mineral yang kaya ada manis-manisnya itu.
"Mentari, lo gak kangen apa sama gue? Abis sakit nih, kok gak jenguk sih?"
Hah?! Penting?
Jawabannya "ENGGA!"
Lah, Milly mah apa peduli coba? Pacar aja bukan. Eh, tapi gak ngarep juga sih.
Baru saja Milly hendak pergi lagi, tapi berhasil dicegah oleh Agam. Bahkan sekarang tangan Milly ditarik tanpa izin, membuat sang empunya meronta-ronta.
"Ehh, wedus gembel!! Lepasin kunyuk, elah lo mau bawa gue kemana sih! "
"Lo mau mesumin gue hahh!!. Hiss, gue teriak ini kalo gak dilepas-lepas."
Telinga Agam berdenging, dengar teriakan nyaring Milly, ini mah dari tadi bawaannya juga teriak mulu.
Sesampainya di parkiran motor, Agam melepaskan tangan Milly, kasihan sih agak merah. Dikit. Salah siapa dia gak bisa diem, kan kesannya jadi Agam yang narik-narik.
"Maaf,hehe."
"Ishh. Sakit tau."
"Ikut gue yah, gue janji gak macem-macem." lah gak jelas amat ini orang. Batin Milly mengoceh.
"Ogah. Udah sore, gue mau balik. "
"Gue belanja es krim deh, kalo perlu ama gerobaknya sekalian." mendengar itu Milly menghentikan langkahnya, berbalik lagi ketemoat semula. Bahkan tanpa disuruh, dia sudah mendudukan diri di motor Agam.
"Buruan. Nunggu apa lagi? "
Agam tersenyum, rejeki anak sholeh buat si manis Mete. Itu sebutan buat motor merah milik Agam.
Kapan lagi dia dibelai jok-nya, sama cewek. Kan jarang-jarang bukan?
Agam tersenyum membatin.
Sore ini Agam bahagia karena bisa melepas rindunya, setelah satu minggu kebosanan nginep dirumah sakit, akhirnya ia bisa bertemu dengan sang mentari yang selalu berhasil membuatnya kembali tertawa. Tanpa Milly sadari, sebenarnya ia sudah berhasil membuat diri Agam kembali layaknya dulu, sampai Agam sendiri takut.
Takut kalau ia akan ber-ketergantungan pada Milly.
Boleh tidak jika Agam berharap pada Mentari saat dia hanya menjadi Bintangnya malam?
🌟🌟🌟
TBC=>
30 Oct'18
Aii tayangku, MilMel balik lagi. Kali ini biarin Agam yang ambil alih yah, kasian dia abis sakit 🤧
Milly jadi emosian nih kalo deket Agam, tapi meleleh kalo sama Milen. Dan suka aja liat mereka kalo berantem, kan kan kan? 😂😂Pokoknya buat yang silent, kalo suka jangan sugkan" buat vote sama komen yah..
Makasih Lucy ucapkan, buat kalian yang udah setia nunggu dan vote terus. Berasa kayak Lucy tuh gantungin kalian, maapken yeer, ini pun masih Lucy sempetin nulis meski penat banget, karena Lucy sayang kalian 🤣😄😄💜
_salamtayangpacalnyakooky 🐰
KAMU SEDANG MEMBACA
INTUISI
Genç Kurgu"Kenapa lo selalu mengusik hidup gue!" "Karena aku suka sama kamu." "Jauh-jauh dari hidup gue!" "Gak bisa. Intuisiku ngarahnya ke kamu, apa masih kurang jelas?" ~~~ Ini adalah kisah dimana perjuangan, pengorbanan, dan pengharapan seorang -Millynea A...