Dingin.
Kasar.
Jahat
Kejam.
Acuh tak acuh.
Don't care.
Angryable.
Ada yang belum aku sebut? Apa ada yang kurang?
Itu hanya gambaran kecilnya saja bukan?
Kamu pasti lebih tahu bagaimana sikapku selama ini padamu,
Tapi kenapa? Kenapa kamu masih saja betah mengusik setiap ketenangan dalam diriku?
Biar aku terangkan lagi, ibaratnya aku adalah angin dan kamu adalah daun kering yang mulai berguguran.
Saat angin-ku meniupkan dirinya pada pohon tempatmu bergantung, kamu- sekeping daun kering itupun ikut hanyut dalam hembusan angin-ku.
Tapi aku tak pernah sekalipun memintamu untuk selalu turut bersamaku. Aku hanya menyapamu sewajarnya,
Sewajarnya takdir angin menghebus setiap apa yang ia temui bukan?
Jika dedaunan lain mulai jatuh menyentuh tanah kala angin-ku tak lagi menerpa, lain halnya dengan dirimu.
Kamu, terus saja mengikuti kemanapun arah angin-ku berhembus, menuju suatu tempat yang bahkan mungkin aku tak pernah memikirkannya, ataupun kamu yang mungkin juga tak pernah menjumpainya.
Sejauh apapun aku menyuruhmu berhenti. Sekeras apapun aku memintamu diam. Tapi kamu tetap saja tak menggubris, harus dengan cara apalagi aku mengusir-mu, harus dengan cara apalagi aku jelaskan agar kamu mendengar?
Apa semua sikap-ku masih belum jelas buat kamu jera mengikutiku? Mengusik ketenangan-ku?
Kenapa kamu masih kuat bertahan sampai sekarang?
Kenapa? Bisakah kau jawab sesingkat mungkin?
Bisakah kau berhenti mengusik ketenangan-ku?
Aku tidak akan bertanggung jawab atas rasa sakitmu kelak. Bukankah sudah ku katakan,
Angin kalau kamu lawan dengan api, bukannya padam tapi api itu akan tambah membara.
Dan sampai waktunya itu terjadi, semua hanya akan jadi abu.
Mungkin sekarang kamu masih bisa bertahan, tapi saat masa-nya tiba, hanya sakit dan hancur yang akan kamu dapat.
Jadi, sebelum kesabaranku terhadapmu habis. Tolong. Berhenti untuk membuat aku mengerti dan mengikutimu.
Sebelum semua hal baik yang aku lalukan padamu hanya akan menjadi bumerang, kembali pada dirimu dalam bentuk lain.
Semua hal yang masih aku hargai hingga kini, bisa saja aku musnahkan sampai hangus terbakar dan menjadi abu.
Biar angin-ku yang menerbangkannya hingga tak terbentuk lagi.
Jangan menyesal. Bukankan sudah aku peringatkan sebelumnya?
Berhenti.
Berhenti mulai sekarang, atau kamu akan menyesal nantinya.
Camkan! kata-kata ku ini.
-Anginmu,
🍃🍃🍃
TBC
07 Jan'18
Pandangan dari sisi Milen. Jangan lupa tinggalin jejak vote sama komen ya.😘
Capek pake banget. Abis buat YB seharian ditegah cuaca hujan begini. Ya kena, tapi seruu 😂
Ps.1 aku gak tau nulis apaan di part ini, otak lg kacau tapi ttp coba stay ok! Udah biasa pura-pura bahagia soalnya 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
INTUISI
Novela Juvenil"Kenapa lo selalu mengusik hidup gue!" "Karena aku suka sama kamu." "Jauh-jauh dari hidup gue!" "Gak bisa. Intuisiku ngarahnya ke kamu, apa masih kurang jelas?" ~~~ Ini adalah kisah dimana perjuangan, pengorbanan, dan pengharapan seorang -Millynea A...