14. Ijab Qabul

2.6K 113 1
                                    

Assalamualaikum Wr.Wb
Simak cerita pernikahan Risky dan Nur yuk.. kita balik lagi ke konflik ini. Maafin kalau sedikit absurd. Happy Reading😍
.
.
"Saya trima nikah dan kawinnya Putri Bapak yang bernama Nur Rohmah dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai" Sah.. sah.. allhamdulilah semarak suara mengiringi masjid Al-Thariq itu. Terdengar dengan begitu lantangnya suara Qobiltu dari Risky yang membuat hati Nur memuncak begitu hebatnya.
Usai pernikahan Risky memakaikan Nur Sebuah Cincin lalu mendoakan Nur dengan posisi telapan tangan Risky berada diatas ubun ubun Nur.
Nur pun mencium tangan Risky dan suaminya itu membalas dengan sebuah kecupan manis dikening Nur yang masih dibaluy dengan hijab syar'i.

Pernikahan mereka memang terkesan sederhana, hanya dihadiri oleh kerabat terdekat kedua keluarga dan para tetangga di desa sini. Rencananya usai menikah Risky akan membawa Nur untuk pergi kekota dan tinggal di apartemennya.. mengingat memang Risky mempunyai beban pekerjaan yang urgen disana.

"Bapak.. saya hendak menyampaikan sesuatu kepada bapak sekaligus meminta izin untuk membawa Nur tinggal bersama saya dikota..apakah bapak mengijinkan..?" Suara Risky terdengar begitu meyakinkan mertuanya kala itu

"Iya nak.. bawa saja, bapak sudah melepasnya untukmu. Melepas anak sulung gadis bapak untuk rela kau kasihi lahir batin. Berjanjilah nak, pernikahan ini ikhlas dari hati kalian. Jadikan ini pernikahan kala pertama dan terakhirmu" mertunanya itu bertutur dengan lembut namun terlihat tetap tegas. Hati Risky tersentak dan merasakan ada suatu beban dan ia pun segera menampik beban itu dengan sebuah keyakinan bahwa inilah takdir yang telah Allah gariskan untuknya.

"InsyaAllah pak, atas ijin dan restu Allah..saya akan mencoba memberikan kasih sayang dan kewajiban saya kepada putri bapak, secara lahir dan batin" Riaky pun kemudian mencium telapak tangan mertuanya kemudian bergegas kembali pulang dan membicarakan ini kepada Nur.
Sebelumnya Nur sudah sesungkeman dengan kedua orang tuanya dan menangis sejadi jadinya melihat kedua adiknya yang seharusnya saat ini ia bisa bahagiakan dengan bekrja. Namun apalah daya inilah kehendak sang illahi. Sebagai makhluk yang taat pada Sang Khalik Nur hanya ingin menjadi seorang yang berguna dibumi ini dan diakhirat nanti dengan jabatan sekarang ia menjadi seorang Istri.

Setelah acara sesungkeman dll selesai, mereka semua pamit tepat setelah sholat ashar untuk pergi ke makam Alm.Nek Yatinem. Dan setelah itu Mereka segera menginap dirumah Nek Yatinem.
Sampai dikediaman Alm.Nek Yatinem..Pak Ahmad dan Listiana pun segera memberi mereka wejangan wejangan selama hampir masuk waktu magrib.
Adzan magrib pun berkumandang. Mereke berempat pun pergi ke mushola terdekat untuk melaksanakan kewajiban dari Allah SWT.

Pulang dari mushola tiba tiba Listiana ingin segera pulang kembali ke kota. Tapi pak Ahmad tak mengizinkan dan memintanya untuk beberapa hari tinggal disini.
Namun sudah hampir 2 minggu ia meninggalkan pekerjaan dan disini terlena dengan proses pernikahan Risky anaknya, tanpa ia sadar bahwa ia melupakan sosok anak bungsunya yang sudah menghilang tanpa kabar dan tak kunjung pulang. Listiana dan Ahmad selalu berdoa disetiap saat untuk selalu mendoakan kedua putra mereka.
Haripun mulai larut mereka bergegas tidur. Tentu saja Listiana tidak sekamar dengan Ahmad, karena pada dasarnya status mereka ialah mantan suami istri.
Sementara Risky sudah berada dalam satu kamar bersama Nur Rohmah.

"Mas Risky udah ngantuk..?" Tanya Nur yang membuyarkan Risky. Batinnya berkata mengapa Nur tidak gugup. Apakah Nur tidak mencintainya. Ah perasaan apa ini.

"Iya..ini mau tidur. Udah jam sembilan lebih..kamu buruan tidur" kata kata yang keluar dari mulut Risky membuat Nur sedikit merasakan sesak didada. Apakah bener Mas Risky terpaksa akan semua ini.

"Iii..iya mas." Kemudian Nur pun membawa bantal dan selimut menuju sofa yang berada tak jauh dari ranjang mereka.tiba tiba Risky terbangun dan menghampirinya.

"Kenapa kamu tidur disitu..kamu itu udah jadi istri aku..tidurlah disampingku" ucapan Risky sontak membuat Nur terisak dan menimbulkan suara tangis yang semakin keras.

"Aaa..ku mau mas jujur sama aku, aku tuh nggak akan ngelakuin apapun tanpa seijin mas.. aku takut mengecewakan mas dengan pernikahan ini" isakan itu semakin terdengar keras dan disertai tetesan bening yang mengalir deras dari mata teduh istrinya itu.

"Maafkan aku Nur Rohmah, mungkin aku tak sebaik yang kamu kira. Aku memang sosok orang yang tidak mengerti cinta, jadi aku bingung di saat seperti ini. Aku akan mencintaimu dengan caraku Nur.. yakinlah pada suamimu"
Risky pun memeluk istrinya itu dengan segala upaya karena memang ia tidak tau apa yang harus ia lakukan.

"Mas parah..mas gak peka".
suara itu muncul dengan lirik dari balik wajah Nur yang memang terbenam begitu dalam pelukan Risky. Risky yang mengetahuinya pun sedikit terkekeh kemudian mengajak Nur tidur seranjang dengan dia.

.
.
.

Adzan subuh pun terdengar, sayup sayup ia membuka matanya. Dan Wow begitu terkejut dan berdegup jantungnya. Saat pelukan tangan yang erat itu melingkari bagian perutnya yang kekar. Siapa lagi kalau bukan Nur istrinya. Ia merasakan bahwa gadis ini memang sudah ikhlas menyerahkan semuanya demi dia.

Berdosakah aku ya Rabb jikalau hanya sebiji jagung rasa cintaku pada gadis yang saat ini menjadi istriku. Kumohon berilah aku petunjuk akan semua kebenaran takdirmu ini. InsyaAllah atas izin Allah aku akan mencintaimu dunia akhirat Nur Rohmah, walau semua ini butuh proses.

"Nur.. bangun..sudah shubuh, ntar kita telet loh sholatnya.." namun tak ada gerakan sekalipun dari istrinya itu.

"Nur...Nur Rohmah.. Istriku Sayang.." tiba tiba gadis cantik itupun terbangun dan memunculkan senyuman yang khas, mungkin karena kaget dengan panggilan yang baru saja terlontar dari suaminya itu. Ia pun bangun dan langsung menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan menunaikan sholat shubuh bersama suaminya.

Usai Sholat shubuh, Risky mengutarakan permintaannya untuk pindah rumah kekota. Karena memang pekerjaan Risky disana. Muncul raut wajah yang sedikit syok dari Nur.. namun ia sadar.. ini saatnya ia mengabdikan diri sepenuhnya terhadap jabatan termulia di dalam rumah tangga yakni sebagai istri shalihah yang menuruti perimintaan suami. Namun tetap dalam koridor agama dan merujuk kedalam hal hal kebaikan.
"Kamu mau kan Nur..?"
Tanya Risky yang membuat hati Nur terasa sakit. Kenapa Risky memanggilnya tanpa embel embel lagi. Ia merasa kecewa

"Mau mas.." jawaban dari Nur membuat Risky tidak peka sama sekali malah membuatnya semakin senang berarti hari ini juga ia dan istrinya bisa segera kembali ke kota.

.
.
.
.
.
..
How..? Gimana gimana🤗 kabar para reader baik kan.. terutama Ukhty Ukhty yang sering membaca Wattpad. Kasih vote dan Voment ya. Maafin deh kalau masih absurd.
Oleh sebab itu akunya minta kamunya kasih tanggepan.. hehehe 😁😄
Next chapter ya👏👍

Rihlat Tawila "Perjalanan Panjang Menggapai Ridho Allah"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang