15. Prioritaskan Suamimu

2.7K 102 7
                                    

Memang benar ya.. kalau anak gadis sudah diminta lelaki untuk dihalalkan berarti sudah terputuslah hak seorang ayah terhadapnya. Karena pengabdian selanjutnya ialah pada Suaminya. Kasih sayang lahir batinnya hanya pada suami dan untuk suami.. pembimbing istri menuju Al-Jannah

.
.#Pamitan
Tepat pukul 08.00 WIB Aku,mas Risky, Mama Lis dan Papa Ahmad menuju kediaman Rumahku yang memang tak berada jauh dari kediaman rumah Alm Nek Yatinem. Sebelumnya kami semua sudah packing dan inilah kesempatan terakhirku untuk melihat kedua orang tua ku dan kedua adikku..
Aku tak sanggup..sungguh aku tak percaya. Aku yang masih berusia 18 thn lebih 5 bulan 25 hari ini sudah menjadi seorang istri Ahmad Risky yang berusia 24 thn lebihnya aku juga kurang tau.
Sesampainya disana aku berkumpul dengan keluargaku. Ku datangi ibuku terlebih dahulu karena memang derajat yang paling tinggi dijunjung selain pada Rabbku ialah pada sosok wanita yang telah melahirkanku kedunia yang fana ini.

Kuhampiri ibuku seraya meminta ijin untuk menetapkan diri bersamanya.. bersama suamiku di kota.

"Buk.. maafin Nur ya..Nur belum bisa bahagiain ibuk sepenuhnya. Apa yang bisa Nur lakukan buk sekarang" suaraku tersedu sedu tak tahan menehan sesak didada kala ku ingat saat saat indah bersama ibuku kini akan terenggut.
Sementara aku berbicara pada ibuku, Suamiku dan kedua mertuaku sedang berbincang dengan bapakku.

Suara teduh dari wanita yang selalu istiqomah dijalan-Nya itu menggetarkan hatiku
"Ini kewajibanmu nak.. ikhlas..setelah Sah dan Halal pengabdianmu bukan lagi terhadap kami kedua orang tuamu, namun hanya pada suamimu nak, jalani saja..dengan ikhlas, jangan ada beban. InsyaAllah ibu disini tak henti hentinya mendoakan kesakinahan rumah tanggamu" memang benar nama ibuku Istiqomah.. memang itu.. dan sesaui sekali dengan akhlaqul karimahnya sessuai sekali, dan aku sangat menyukai pribadi ibuku.

"Tapi buk.. seharuanya mas Risky faham betapa keras kehidupan Nur sebelum ini. Nur ndak tega kalau meninggalkan adek buk.. kedua adikku masih terlampaui panjang buk.. aku ingin mereka sukses😢"
tetesan demi tetesan membanjiri jilbab ku namun ibuku mengusap dengan lembutnya dengan penuh ketegaran beliau menguatkanku.

"Tidak nak..kedua adikmu tanggungan kami..tidak denganmu yang sudah memiliki babak tersendiri dalam kehidupan ini.. Ingat nak jadikanlah suamimu sebagai ladang bagimu mencari pahala..bukan malah sebaliknya menuruti egomu yang akan menimbulkan petaka kelak di hari perhitungan" teduh sekali pituturnya (nasihah) yang membuatku memeluk erat ibuku.

Dan tak lama kemudian datanglah suamiku yang juga sungkem di kaki ibuku untuk ikhlas memintaku dibawanya pergi. Ibuku hanya tersenyum.
Ibuku mengangkat bahu suamiku seraya mengatakan wejangan wejangan yang sangat memotivasi kami dalam membina rumah tangga.

"Nak..ibu tidak lagi menitipkan anak ibu padamu.. namun ibu sudah menyerahkan hak sepenuhnya untukmu.. begitu pula bapaknya.. kamu sudah faham tentunya nak Risky. Lalui semua ini dengan selalu bertafakur pada Allah SWT. Ingat tidak semuanya mudah,tidak semuanya terasa indah dan tidak semuanya terasa hambar. Ada babak dan episode yang senantiasa membumbui perjalanan rumah tangga kalian. Tetap ingat Allah,Ikhtiar,Tawakkal kepada-Nya."
Kata demi kata.. hingga membentuk kalimat yang runtut dan memotivasi kami dengarkan dengan seksama. Hingga tak sadar aku sudah di arahkan suamiku menuju mobil untuk segera berangkat menuju Kota.
.
.
Entah tak sadar ataupun terlalu larut dalam suasana hati yang berkecamuk, di dalam mobil pun aku masih tetap bungkam. Kedua mertuaku yang mengetahui ini hanya diam membiarkanku tenang dangan segala hal yang mungkin terlalu jauh untuk ku fikirkan.
Tak sadar aku belum mengenakan sabuk pengaman. Namun mau bagaimana lagi, aku ini gadis desa.. naik mobil sebagus ini saja baru sekali seumur hidupku.

"Ris.. itu pasangin sabuk pengaman buat istri kamu" sahut papa Ahmad yang sama sekali tidak di tanggapi dengan segera oleh suamiku.

"Emang pada dasarnya kamu itu nggak peka Nak.. ituloh sabuk pengaman istrimu coba kamu pekein yang bener sayang"
suruh mama Listiana yang sedari tadi merasa jengkel dengan kelakuan putranya.

Rihlat Tawila "Perjalanan Panjang Menggapai Ridho Allah"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang