22. Demi Dia

1.7K 65 0
                                    

Assalamualaikum Wr.Wb ..
Hey.. hey.. hey.. kembali lagi yuk ke kisah Ridho..
Chekidot😆😄

.
.
.
.
.
Hampir setahun aku disini di perantauan tanpa ku ketahui kenapa takdir mengantarkanku untuk sejenak singgah di Negara asing jauh dari angan anganku sebelumnya.
Disini aku sangat bersyukur karena Allah masih senantiasa menjagaku, dalam setiap langkah dalam setiap hembus nafas aku selalu mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Rabbaku.
Aku menjadi pria dewasa walau masih berumur sangat muda.
Tak ada keinginan untukku mengeyam pendidikan lebih tinggi lagi. Karena pada dasarnya ingatanku masih sama aku tak mau kuliah.. hingga keegoisan akan kenyataan itu yang membuatku merasakan pahitnya realita kehidupanku.
Sekarang aku memang bukanlah seperti Ridho yang dahulu.
Aku menjadikan hidupku lebih berarti.. ditambah lagi aku harus menerima gubahan fisik wajahku yang mirip sekali dengan kakakku. Ya benar sekali.. sejak kecelakaan itu Dokter Lisa masih bungkam akan alasan kenapa ia mengoperasi wajahku sedemikian rupa mirip kakakku.

Rasanya pening dan pilu kala mengingat semuanya.
Kupasrahkan takdir ini pada Sang Khaliq .. aku yakin semua akan berkah pada waktunya.
Namun masih kuikat dengan kokoh pendirianku yang sejak awal ingin menikahi sosok gadis Abdi dalem di Rumah Nenek ku.
Aku merindukannya Ya Rabb..
Pertemukan hamba pada wanita indah nan shalihah itu
Aku berjanji pada hatiku sendiri
Setelah aku siap dan sukses aku akan pulang.. benar sekali aku akan meninggalkan semuanya dan kembali lagi ke persinggahan asal ku dilahirkan.
Tunggu aku kembali duhai Ukhti shalihah .. aku akan segera menghalalkanmu Nur Rohmah.

"Heh.. jangan ngelamun aja. Kesambet baru kerasa ntar"

Suara dokter cantik yang sedang makan bersamaku itu.. tak lain dan tak bukan ialah Dokter MonaLisa.

"Nggak ngelamun kok kak.. cuma bosen aja di Resto mulu kalau nggak masak ya nyari inspirasi"

Jawabku masih memandanginya yang saat itu sedang melahap sea food makanan kesukaanya yang langsung aku sendiri yang memasakkan untuknya.

"What..?! Inspiration..? Ehm.. kapan sih you itu punya inspirasi.. palingam juga pegang panci sama pegang game"

"Jangan gitu kak.. filososi panci itu amzing loh.. belum lagi game.. kalau aku mau lebih smart sedikit tuh pasti aku udah jadi gamers sukses berpenghasilan million dollars"

Ucapku pada Kak Lisa dokter ketus dan sok intelek itu.

"Oo ya.. this is weekend brother.. how do you like a travelling..?"

"Travelling.. jalan jalan gitu kak.. with you..?"

"Sure..!!.. with me adekku sayang.. adek Ridho unch unch ku hhehe"

"Heleh.. nggak ah..males akunya ntar dispen ke Boss gimana dokter Lisaaaa..?"

Penolakanku dengan malas pada kak Lisa.. karena aku memang sedang tidak mood pergi. Aku jarang bahkan tak pernah travelling keliling kota Melbroun ini.

"Helloo.. aku deh yang ijinin ntar.. lagian Boss you itu udah sangat akrab and solid samu you. Masak you nggak berani sih dek.
Pokoknya aku nggak mau tau.. kita sore nanti harus hangout..!"

"Ya kali.. ngajakin kayak maksa orang minum obat aja kak. Mana ada kakak jahat kek gini.. huu dokter labil"

Meamang akhir akhir ini kak Lisa sedikit berubah entah karena hal apa namun aku meyakini bahwa sedikit ada celah aneh dihatinya padaku.. namun muncul anggapanku yang ambigu..
Kalaupun kak Lisa menyukaiku mana mungkin..? Dan bila iya pasti perasaan ini karena parasku yang serupa dengan masa lalunya yakni Kak Risky.

"Tadi aku baru aja ijin ke Mr.Chick.. boss you itu.. kebetulan dia ada tadi. Langsung aja dia mengiyakan permintaanku untuk mengajak you pergi"

"Ya kali.. Mr.Chick.. chicken kesayanganmu itu kan kak.. hahhaha tau nggak kak si boss itu tu naksir sama kakak"

Rihlat Tawila "Perjalanan Panjang Menggapai Ridho Allah"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang