36. Diuji

1.1K 46 0
                                    


وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ 

"dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,"
(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 80)
.
.
.
.
Sudah beberapa bulan ini keadaan Risky semakin memburuk. Nur menyiasati berbagai cara untuk membujuk Risky untuk mau diajak periksa namun apalah daya Risky selalu membangkang dengan berbagai macam alasan.

Oeeeek.. oeeeeek.. suara terdengar keras sekali dari arah kamar atas. Nur segera melihat keadaan putri kecilnya Nuris yang saat ini sudah berumur tujuh bulan lebih.

Terlihat binar mata yang berair saat Nur melihat Nuris sudah terduduk sendiri diatas tempat tidur. Nur lantas mengangkat tubuh berisi Nuris. Nur heran mengapa akhir akhir ini Nuris menjadi sensitif dan sedikit aneh.

Beberapa kali Nur mencoba membicarakan hal ini kepada suaminya. Namun Risky hanya menganggap kalau putri kecilnya itu sedikit kelelahan dan tak mempermasalahkan keadaan Nuris. Nur lantas mencari ponselnya menekan aplikasi Grab lalu memesan sebuah taksi online untuk segera mengantarkannya menuju Rumah Sakit terdekat.

Beberapa menit tak lama kemudian Nur sudah berada di dalam Taksi dan bergegas mengarahkan driver untuk menuju Rumah Sakit yang biasa ia kunjungi. Sesampainya di Rumah Sakit Nuris putri kecilnya itu tak henti hentinya mengeluarkan rembesan air mata. Nur semakin khawatir. Sambil menunggu panggilan daftar antrean, beberapa kali Nur mencoba mengusap perlahan sela sela bola mata Nuris. Dengan tissue lembut Nur mampu mengurangi rasa ketidaknyamanan Nuris.

"Baik untuk nomor berikutnya.. dengan Nyonya Nur Rohmah"

Terdengar suara petugas memanggil nama Nur. Lantas dengan sigap Nur segera menuju ruangan dokter.

"Iya saya.." Balas Nur singkat.

"Silahkan masuk ibuk" Sapa perawat padanya.

Nur segera mengonsultasikan semua yang terjadi pada putrinya. Dokter lantas menyuruh Nur untuk membaringkan Nuris diruang pemeriksaan. Dokter mulai menyiapkan alat seperti senter yang digunakan untuk melihat apa yang sedang mengganggu penglihatan putri kecilnya. Setelah selesai Dokter mempersilahkan Nur untuk mengambil dan menggendong Nuris lalu mempersilahkan untuk duduk diruang konsultasi.

Dengan wajah sedikit aneh Dokter mengatakan "Maaf ibu.. keadaan ini berlangsung sudah lama atau kapan..?"

"Sekitar dua bulan yang lalu dok.. tapi air mata yang keluar tidak sampai sebanyak akhir akhir ini"

Balas Nur sedikit khawatir namun ia tetap mencoba tenang dengan terus melafadzkan dzikir dalam batinnya.

"Setelah saya amati, ada gangguan yang menyerang retina pusat putri ibuk. Sehingga mengganggu penglihatan.. apakah ketika mata berair putri ibuk selalu menangis..?" Tanya dokter lagi memastikan.

Nur menjawab dengan sigap "Benar dokter.. setiap kali bangun dari tidur anak saya selalu menangis kencang dan terlihat bola matanya tak seperti biasanya. Air matanya pun terasa lebih panas dari sebelumnya"

Dokter lantas memahami semua indikasi yang sudah diceritakan Nur.

"Ehm.. biasanya itu terjadi pada usia lansia buk.. tapi tidak bisa dipungkiri juga kalau umur sedini ini bisa mengalami katarak dini. Ada sistem saraf yang mulai tidak berfungsi yang menyambungkan retina putri ibuk. Mohon maaf sebelumnya..Jika dibiarkan lebih lama putri ibuk akan mengalami kebutaan"

Rihlat Tawila "Perjalanan Panjang Menggapai Ridho Allah"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang