Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh para pembaca yang dirahmati Allah SWT. Simak lagi yuk🤗👇semoga suka😍
.
.
Sudah seminggu Nur dan Risky berada didesa. Kini saatnya Nur berpamitan kepada Ibuk dan Bapaknya."Buk.. Nur pamit dulu nggeh.. kalau ada apa apa jangan sungkan buat nelfon Nur ya buk"
Ucap Nur dibarengi pelukan sang Ibu yang sebenarnya tak rela melepas kepergian anaknya.
"Buk.. Pak.. saya pamit sama Nur dan juga Riri ya buk.. mohon maaf sekali kalau selama disini kami merepotkan buk.."
Tambah Risky menyambut kedua tangan mertuanya.
"Iyo nduk..lee.. ndak opo sing ati ati yo.. bapak sama ibuk selalu mendoakan buat keabaikan keberkahan rumah tangga kalian"
Jawab Bapak Nur."Ojo lali sholate nduk..lee.. opo wae keadaane ojo.. jangan sampai ninggalne sholat"
Ucap Ibuk Nur sembari bergegas melepas mereka. Nur membawa tiga koper berukuran sedang dengan mobil travel yang sudah dipesannya. Risky dan Nur bergegas meninggalkan desa lalu menuju bandara.
Disisi lain Ridho sudah terbiasa dengan lingkungan yang saat ini tempati. Siapa sangka, Ridho mulai menempati Kepala Devisi salah satu bidang di kantor cabang milik papanya.
Ini semua tentu tak terduga. Saat hatinya mulai patah harapnya goyah bahkan impiannya untuk menikahi Nur Rohmah musnah, semua tergantikan oleh kasih sayang sang mama yang meminta Ridho menuruti semua perkataan mamanya. Kebijakan pak Ahmad mulai dipertaruhkan disini. Dimana terlihat jelas sekali bahwa mama Listiana lebih memihak pada Ridho dibanding Risky dan keluarganya.
"Pagi maa.." Sapa Ridho pada Sang mama yang saat ini tengah berada dikursi roda.
"Pagi juga Dho.. udah rapi aja kamu.." Tanya mama Listiana.
"Iya dong maa.. hari ini Ridho mau ada meeting sama klien besar, tapi mama tenang aja nanti Ridho pasti pulang untuk masakin makanan buat mama"
Ridho tampak berantusias sekali dipagi hari ini. Bagaimana pun Ridho mulai dikenal lebih mudah oleh seluruh kalangan orang elite karena rupanya yang 95 persen mirip sekali dengan Risky kakaknya. Selain itu Ridho juga dikenal handal dalam segala hal, ahli bahasa asing juga multi talenta dibidang usaha masak memasak.
Ridho selalu bisa mendapatkan hati sang mama. Setiap hari pembantu dirumahnya hanya disuruh untuk mengurusi urusan rumah tapi kecuali satu hal yakni memasak. Mulai dari sarapan pagi, makan siang hingga menu apapun yang diminta sang mama mampu Ridho laksanakan dengan ringan dan memikat selera.
"Yaudah maa.. Ridho otw sekarang ya.." Ridho kemuadian pamit sambil mencium tangan sang mama.
"Iya sayang.. hati hati ya.." Jawab Listiana.
Pak Ahmad yang sedari tadi melihat kedetakan mereka merasa semakin ganjal. Entah mengapa perubahan sifat Ridho cepat sekali. Jiwa religiusnya semakin hari semakin hilang. Ditambah lagi Listiana sang istri yang menunjukkan betapa tak pentingnya urusan agama. Bahkan untuk mengingatkan Ridho untuk mengucapkan salam saja Listiana sudah tak ingat.
"Maa.. jangan terlalu muji si Ridho kayak gitu.. baru kerja seminggu nanti takutnya aneh aneh" Ujar Pak Ahmad pada Listiana.
"Ah apaan sih paa...nggak usah negatif thingking deh"
"Oo yaa.. nanti Risky pulang dari desa.. papa udah kangen sama di endut Riri"
"Alah.. bukannya cucu papa aja main kangen kangen..!!"
Jawab Listiana membuat pak Ahmad semakin geram dengan perilaku sang istri.
"Maa..!! Kamu ini ngomong apa..!! Jangan ungkit hal yang kayak gini. Jangan sampai Ridho juga tau semua kebenaran soal Risky.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rihlat Tawila "Perjalanan Panjang Menggapai Ridho Allah"
Spiritual[Spiritual-Romance] #2 Rohani Perjalanan panjang seorang gadis yang kuat di tengah bencana yang selalu menghadang. Semangat..enerjik dan shalihah.. Mengapa takdir dan kehendak sang Khaliq sedikit banyak bertentangan dengan apa yang kita ingin dan h...