Persiapkan hati kalian untuk menerima kenyataan yang memilukan. Karena semua ini tak lain dan tak bukan karena kehendakNya yang maha segala diatas segala.
.
.
Nur Pov
Sesampainya didepan rumah ibuk dan bapak. Aku segera mengetuk pintu. Ku ucapkan salam bersamaan dengan suamiku mas Risky yang tengah menggendong putri kecil kami Nuris Khadeejah."Assalamualaikum.." Pintu terbuka. Terlihat wanita bercahaya nan cantik jelita. Siapa lagi kalau bukan ibuku. Ibu Istiqomah.
"Waalaikumusalam warohmatullah.. Allhamdulilah wes nyampek to nduk..?"
Suara Ibu.. lembut dengan tempo pelan yang membuatku langsung memeluknya.
"Eh.. Nur.. ini apa to nak.. ya Allah.. kamu peluk ibuk gini. Ya kalau badan kamu itu.."
"Apa buk.. badan Nur makin besar ya buk.." Sela ku langsung.
"Buk.. ini Risky boleh masuk..?"
Saking asyiknya aku ber rindu ria dengaj ibu. Mas Risky pun memotong momen indah saat ini.
"Maaf mas.. iya ayok mas..". Ujarku lagi padanya.
"Buk.. maaf Risky baru sempet kesini ya.." Sambung mas Risky dengan menyalimi ibuku.
"Wes.. ayok.. ndang masuk..! Duduk sini dulu.. udah cuci tangan sama kaki to tadi..?"
"Sampun buk.."
Jawabku manja pada ibuku. Karena sudah menjadi kebiasaan keluarga ku, sehabis dari manapun itu. Sebelum masuk rumah harus sudah mencuci tangan dan kaki. Konon katanya sih.. biar setan ataupun apa itu tidak ikut masuk. Wallahu 'alam.
"Ini.. diminum dulu yo teh angetnya.. Nur.. barang barang kamu masukin ke kamar. Sini cucu ibuk biar ibuk yang gendong"
Akupun segera melaksanakan apa yang diperintah ibuku. Bersama mas Risky aku membongkar koper bawaanku yang berisi beberapa pakaian keluarga kecil kami. Paling dominan ialah pakaian Nuris putri kecil kami.
Karena aku yakin disini nanti pasti ibuk tidak akan memperbolehkan ku untuk memakaikan popok celana buatan pabrik yang dijual dipasaran. Tiba tiba saja suamiku terkejut kala melihat chat di ponselnya.
"Mas.. ada apa to..?" Tanyaku.
"Ini dek.. mama masuk RS lagi. Papa hampir dua puluh kali telfon aku papa juga kirim pesan suara pada mas dek.."
"Astagfirullah mas.. coba dibuka dulu pesan suaranya mas, siapa tau ada apa apa.. apa kita balik sekarang aja mas.."
Selalu saja aku ini gila dengan pikiranku yang selalu pendek akan semua hal. Tentu saja hal ini membuat suamiku tertawa kecil.
"Eeheheh.. dek.. dek.. istriku ini kalau ngomong ringan banget.. nggak dek. Aku udah bales tadi ke papa kalau aku sudah disini nggak mungkin lagi dalam waktu singkat aku kembali ke jakarta. Lagian mama cuma kecapkan aja kali dek.."
"Maad mas.. Nur kira mama kenapa kenapa.. ya sudah kalau beegitu mas"
Mas Risky mengabaikan pesan suara papa. Bahkan mas Risky hanya melihat sekilas lalu membalas pesan itu singkat lalu mematikan ponselnya.
"Kenapa dimatiin mas..nanti kalo ada yang penting gimana..?"
"Nggak sayangku. Aku udah atur semua schedule kantor, untuk minggu ini biar istri dan anakku bisa full ada waktu buat santai dan bermanja.. hahahah"
"Mas ini ya.. "
Sempat ada adu cubit dikamar kami. Karena tingkah mas Risky yang selalu membuatku geli sendiri kala melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rihlat Tawila "Perjalanan Panjang Menggapai Ridho Allah"
Duchowe[Spiritual-Romance] #2 Rohani Perjalanan panjang seorang gadis yang kuat di tengah bencana yang selalu menghadang. Semangat..enerjik dan shalihah.. Mengapa takdir dan kehendak sang Khaliq sedikit banyak bertentangan dengan apa yang kita ingin dan h...