38. Pilihanmu Jatuh Pada Dirinya

1.3K 69 0
                                    

******
"

Kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka merasa sedih dan para malaikat akan menyambut mereka (dengan ucapan), Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu."
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 103)

.
.
Perjanjian yang telah disepakati Nur, Monalisa dan tentu Risky kini sudah terlaksana dan sedang mengalami proses. Saat ini beberapa dokter dengan arahan dari Monalisa tengah bekerja keras untuk kesembuhan Nuris putri Nur Rohmah.

"Hasbunallah wae nduk berdoa sama Allah.. pasrahkan semuanya yo, maafin ibuk ndak bisa kesana"

"Nggeh buk, ndak apa kok buk.. matur suwun sanget nggeh buk. Ibuk kaleh keluarga jaga kesahatan nggeh Assalamualaikum buk"

Terdengar Nur sedang berbincang dengan ibunya yang ada di desa. Ridho tampak hancur mendengar pernyataan dari semua perkataan Nur yang tak sesuai dengan kondisinya saat ini. Bagi Ridho ini hal yang tak mudah, ketika Nur harus menempuh perceraian demi kesembuhan sang anak. Sebenarnya Ridho tak terima dengan semua keputusan dan kesepakatan yang mengharuskan Nur untuk melepaskan salah satu yang sebenarnya tak ingin sekali ia lepaskan. Namun, Risky sang kakak memang sudah dibutakan dengan nafsu dan lemahnya iman.

Setelah menutup telfon dengan ibunya, Nur beberapa kali menyeka air mata yang tak kian henti hentinya untuk mengalir. Begitu berdegup degup dengan perasaan tegang juga kondisi lemah. Ridho lantas menghampirinya.

"Nur.. kamu nggak papa..?"

"Allhamdulilah.. iya Dho.."

"Mamah belum bisa kesini lagi Nur.. soalnya papah juga lagi ngurus proyek aku yang ada di luar kota"

Nur hanya mengangguk dengan terdiam tak mampu berucap. Disisi lain hatinya terus melafadzkan dzikir, apapun yang terjadi semua ini memang sudah menjadi kehendak Allah. Nur mencoba berkali kali mengikhlaskan semua yang menimpa pada dirinya. Dengan beristigfar, emosi yang meluap dan menaik dalam jiwanya mampu terhendel dan lambat laun mulai membaik. Nur kini harus sadar, bahwa memang sudah tidak ada lagi bahu untuknya bersandar. Sadar diri benar benar ia terapkan dalam dalam pada hatinya.

Detik berganti menit berganti jam, dan sudah sembilan jam Nur berdiri di ruang luar tunggu operasi. Ridho berkali menawarkan makan, minum dan apapun itu tak dihiraukan oleh Nur. Dengan alasan bahwa dirinya sedang melaksanakan puasa untuk mentirakati putrinya.

Bagaimana dengan Risky, sungguh menyakitkan bukan dalam kondisi seperti ini Risky tak menampakkan batang hidungnya sama sekali. Monalisa memisahkan mereka dengan alasan ada kemo therapy khusus yang harus dijalani Risky di Rumah Sakit berbeda dengan Nuris putri Nur. Padahal Nur dan Risky belum resmi bercerai, hanya surat gugatan yang sudah ditanda tangani oleh Nur sudah di proses oleh pengadilan agama setempat.

"Nur.. gimana keadaan bapak ibumu didesa..?"

Tanya Ridho membuka percakapan.

"Allhamdulilah baik Dho"

Jawaban Nur singkat bahkan tak mengeluarkan sepetah kata apapun lagi setelah menjawab pertanyaan Ridho.

Keadaan sempat hening sampai sesaat salah satu dokter keluar dan Nur segera berambisi untuk menanyakan bagaimana kondisi putrinya.

"Dok.. anu saya..saya ibunya Dok..!?"

"Ehm.. anak ibu sudah melewati masa kritisnya"

Rihlat Tawila "Perjalanan Panjang Menggapai Ridho Allah"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang