So Happy Reading teruntuk para readers fillah🤗 Siapkan tissue saat membaca part ini. Karena faktanya MHENYAKIDKAN😂
.
.
******"Dek.. buruan ntar aku telat ke kantronya.."
Suara Risky dari halaman depan terdengar keras dan sedikit berteriak untuk memberi isyarat kepada Nur.
Rencananya mereka hari ini akan segera memeriksakan keadaan Nuris putri kecilnya pada dokter yang telah Risky janjikan. Namun entah karena apa sedari tadi Risky sudah merasa tidak mood dengan keadaan rumah. Belum lagi Nur yang lemot dan tidak segera keluar untuk memenuhi panggilan Risky.
"Dek.. ya Allah..!! Ini nanti aku ada meeting jam delapan"
Teriak Risky yang semakin keras sama sekali tak mendapat jawaban dari Nur Rohmah. Dengan emosi yang meluap, tanpa mempedulikan Nur, Risky lantas menarik gas mobilnya secara kasar dan secepat kilat meninggalkan Nur Rohmah. Beberapa menit kemudian Nur baru keluar dengan Nuris, seketika saja pandangan Nur kosong dan nampak bingung.
"Mas.. mas Risky kemana..?" Teriak Nur sambil mencari keberadaan Risky.
Namun hasilnya tetap saja nihil. Tidak ada tanda tanda Risky masih ada disini. Bahkan kalaupun Risky meninggalkannya mengapa Risky juga tidak menghubunginya. Langkah kaki Nur lantas tertuju pada jalan di depan gang depan perumahannya. Tidak ada Risky disana. Sampai akhirnya Nur memilih untuk pulang.
Batin Nur mulai bergeming. Mengapa Risky menjadi anarkis dan tidak penyabar seperti dulu. Padahal tadi Nur lama didalam rumah karena menyiapkan bekal kesukaan suaminya. Karena Nur tau hari ini schedule Risky sangat padat dan tak mungkin sempat untuk keluar membeli makanan.
Nur termenung di teras depan rumah. Sekarang apa yang bisa ia lakukan, sementara Risky tidak akan mengizinkannya untuk pergi keluar rumah sendirian untuk hal apapun tanpa diantar oleh Risky.Tak lama setelah termenung di depan teras Nur menapaki pengliatannya tertuju pada sebuah Moge (motor gede) yang cukup ellegant untuk dipandang. Batinnya lantas menerka siapakah gerangan..? Apakah Risky suaminya. Namun Risky tidak pernah menaiki jenis motor seperti itu, bahkan rasa gengsi Risky semakin hari semakin besar dan hampir setaun ini Nur tidak pernah lagi dibonceng oleh suaminya menggunakan motor.
Dihampirinya motor tersebut, nampak seorang yang turun dari motor berdiri sambil mematikan mesin motor lalu memasuki area taman depan rumah Nur.
Nur sedikit takut melihat sosok pria tersebut yang memasuki rumahnya masih mengenakan helm lengkap dengan jacket kulit warna hitam pekat."Assalamualaikum Riri..?"
Sontak saja suara sapaan salam itu membuat Nur begitu mengenali sosok yang sekarang tengah menyapa lekat pada putri kecilnya.
"Waalaikumussalam warohmatuahi wabarokatuh.. afwan siapa ya..?"
Jawab Nur masih saja sedikit ragu akan semua asumsi bahwa sosok pria tersebut ialah Ridho adik iparnya sendiri.
"Gimana kabarnya Rii..?"
Suara pria muncul tanpa membalas pertanyaan dari Nur. Jelas saja Nur sedikit mengkorok. Nur takut kalau yang dilihatnya benar bukan Ridho melainkan orang asing.
"Maaf mas nya ada keperluan apa ya kesini..? Saya rasa pertanyaan saya sedari tadi mas acuhkan"
Tegas Nur lebih berani lagi karena dirinya merasa tertekan.
Sontak pria itu membuka helm yang dipakainya.
"Whaaa.. ehehehehehe"
Dengan mengejutkan hati Nur yang sudah bedegup seperti jantung orang yang mendekati sakaratul maut. Terlihat dengan jelas bahwa memang tampang Ridho yang cengengesan dan celintis dibalik perawakan yang angker.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rihlat Tawila "Perjalanan Panjang Menggapai Ridho Allah"
Espiritual[Spiritual-Romance] #2 Rohani Perjalanan panjang seorang gadis yang kuat di tengah bencana yang selalu menghadang. Semangat..enerjik dan shalihah.. Mengapa takdir dan kehendak sang Khaliq sedikit banyak bertentangan dengan apa yang kita ingin dan h...