Bismillahhirahmannirohim, setelah membantu ibuk dan bapak membuka warung aku bergegas melaksanakan sholat magrib. Mendengar lantunan suara adzan yang meneduhkan jiawa raga aku segera mangambil air wudlu dan melaksanakan kewajiban yang diperintahkan-Nya. Selesai sholat aku memohon pada Rabbku..
"Ya Allah, ya Rahman ya Rahim yang maha pengasih lagi maha penyanyang berilah hambamu ini kekuatan dalam menjalani segala urusan didunia..Ya Allah Ya Ghafar.. ampunilah dosaku, dosa kedua orangtuaku dan dosa-dosa seluruh orang yang telah tiada mendahuluiku.. Amin ya Rabbal alamin"
Tiba-tiba ibuku memanggilku dan segera akupun bergegas membereskan diri, sebelumnya aku sudah menyiapkan jadwal sekolah kemudian ku masukkan rukuh (mukena) ke dalam tasku."Nak.. buruan berangkat hati-hati, disana nanti jangan banyak ulah yang macem-macem..! Ingat pada niat kamu ya.. jujur dalam segala hal.. kamu mengerti maksud ibuk kan..?" Tegas ibuku.
" Enggeh buk, Nur paham kok buk.. nur ndak bakal macem-ma.."
Belum selesai bicara bapak pun memotong ucapanku."Iyolah, mau macem-macem eling (ingat) kamu itu cuma anak orang biasa..bersikap sewajarnya saja..! Tegas bapak pada kalimat
kamu itu cuma anak orang biasa..!!
Kalimat itu masih terngiang dalam pikiranku, aku merasa bapak mulai membut aku kehabisan pasokan oksigen karena perkataannya yang membuatku sedikit down.
"Yowes, berangkat nak.. ati-ati inget jangan lupa sholat isya', kalau bisa yang sabar ngadepin orang tua yang sudah sepuh" sambung ibuk.
"Iya buk.. terimakasih buat wejangannya.. insyaallah nur tepat waktu kok kalau pas sholat, kalau begitu nur berangkat nggeh buk.. Assalamualaikum"
lanjutku kemudian segera mencium punggung tangan ibuk dan bapakku kemudian terlihat buratan tatapan keempat bola mata yang lucu dari kedua adikku
Tak lupa ku menyalimi mereka dan mengecup kedua pipi mereka.
Aku segera bergegas berangkat daripada nanti semakin tak tertahan air mata ini melihat peristiwa yang terjadi.
.
.
.^_^ 👵 ^_^ Di kediaman Nenek Yatinem
Allahmdulilah udan sampek, Bismillah.. "Assalamulaikmum.." lanjutku sambil menunggu pintu dibuka
"Waalaikumsallam.. eh ini to yang namanya nak Nur Rohmah, sini nak silahkan masuk..kebetulan ibu saya sedang nonton Tv" . Jawab seorang wanita seumuran dengan ibuku itu.
"Iya.. mba..eh..bude.. maaf saya bingung mau panggil panjenengan pripun (kamu bagaimana)..".
aku sedikit takut dan ragu sehingga menundukkan wajahku"Ndak papa kok nak.. panggil saja saya bude lis.. nama lengkap saya listiana, saya ini dari Surabaya langsung kesini karena denger ibuk saya sudah ada yang mau nemenein yaitu kamu. Makannya saya seneng banget nak.. jarang banget nemu anak kayak kamu.. bahkan sulit banget bagi saya, saya harap kamu krasan disini ya nemenin ibu saya" mintanya.
"Nggeh bude lis, Allhamdulillah berarti saya ini termasuk orang yang sangat beruntung bisa dikasih kesempatan buat membantu ibu panjenengan, Insyallah saya bakalan betah bude, soalnya saya sudah niat kok buat kerja disini dengan ikhlas"
" iya nur, segala kebutuhan ibu saya sudah tersiapkan.. oo iya kalau begitu ayok saya antar untuk melihat beberapa ruangan agar kamu tidak tarlalu asing ditempat ini" perintahnya.
"Nggeh bude, mari.." jawabku.
"Ini nur, ini kamar ibu saya, sengaja ndak saya kasih almari dan perlengkapan lainnya soalnya ibu saya itu sudah tua..ya kamu kan mengerti nantinya" Lanjutnya seraya berjalan.
"Nggeh bude, kalau ini bude ini kamar siapa kok ada 2 kamar lagi". tanyaku seraya menunjuk dua kamar yang terkunci.
"Oh..kalau yang ini itu dulu kamar saya, yang sebelahnya kamar kakak saya dulu. Tapi sekarang kan sudah berkeluarga jadi dikunci tidak dipakai" sambungnya.
"Ehm..yang ini bude..ini ruangan apa..? Kalau boleh saya tau..maaf sebelumnya kalau saya lancang bude, tempat sholatnya yang sebelah mana soalnya kan ini sudah mau masuk sholat isya' " jawabku sedikit agak ragu dan memberanikan diri.
"Eh..iya..disini nanti kamu kalau sholat di ruang Tv aja ya, soalnya emang dari dulu ndak ada tempat khusus buat sholat..penting kan kamu disini kerja..! Jaga ibu saya dengan baik"
jawab bude Lis dengan sedikit nada penekanan dan sedikit kasar kalau menurutku. Apa mungkin aku salah dan terlalu lancang ya..? Batinku"Nggeh bude lis, maaf bude sebelumnya, maaf sekali kalau saya lancang bude..maaf bude bukan maksud saya menyakiti hati panjenengan" sambungku dengan lembut.
"Iya ndak papa, sekarang lanjut aja ya. Ini ruangan kecil yang kamu tanyakan tadi.. ini ruang perlengkapan semuanya yang dibutuhkan ibu saya.. seperti jarik (selendang), baju-baju, makanan ringan, obat-obatan, dll bisa kamu lihat sendiri nanti". Cetusnya cuek.
"Nggeh bude, matur sembah nuwun (terima kasih)". Jawabku.
"Yaudah kebelakang, ini ada dapur tapi sengaja ndak dipasang kompor soalnya ibuku sudah pikun..takutnya bahaya, makanya jangan masak apapun ya.!" Pinta bude Lis padaku.
"Nggeh bude, Nur bakal ingat pesan bude" Jawabku.
"Belakang dapur ini kamar mandi sama Wc.. abis nyalain keran air jangan lupa matiin ya, ngirit." Cetusnya lebih menekan lagi.
"Nggeh bude iya.. Insyallah saya ndak bakalan ngecewain bude" jawabku meyakinkan.
Entah mengapa, semenjak aku menanyakan hal tentang tempat sholat tadi, bude Lis semakin menunjukkan sikap aslinya. Astagfirullah ya Allah .. jangan biarkan hamba Suudzon terus"Oo iya jam 09.00 nanti saya langsung take off ke jakarta buat urusan kerja, jadi saya ndak bisa nginep.. maaf ya nur..! Sekarang saya mau berkemas langsung menunju kota dulu" Ceritanya.
Kemudian bude Lis pergi dan pamit meninggalkan rumah ini dengan memberiku nomor teleponnya.
Tak lama kemudian aku segera menutup pintu lalu kunci pintu itu kutaruh dibawah bantal tempat tidurku. Lalu kulihat nek Yatinem sedang menonton Tv dengan cuek tak menanggapiku,
Akupun segera menyalimi tangannya kemudian Beliau refleks .
"Hei..sopo iki..(Siapa ini)..? Kok ayu banget parasmu" cetusnya."Ini saya nek, Nur Rohmah.. yang bakalan nemenin nenek tidur dan mengurus kebutuhan nenek" jelasku kepada nenek yatinem.
"Woalah.. iya..iya.." jawabnya disertai anggukan
Kemudian aku pamit untuk kebelakang segera mengambil air wudlu, karena sedari tadi aku menyelewengkan Panggilan Allah untuk sholat Isya', maafkan hamba ya Allah.
Setelah sholat isya' akupun segera menghampiri nenek dan mulai berbincang-bincang dengan beliau. Ternyata nek yatinem orangnya ramah bahkan juga senang sekali melihatku sholat, karena memang tempat sholat serta tempat tidurku menjadi satu di ruang Tv. Memang pekerja ya dibawah beralaskan kasur tipis dan seprei dari sarung pemberiaan bapak dari rumah. Tak terasa nenek pun pamit untuk ke kamar karena hari sudah larut malam tepat pukul 22.00 WIB. Akupun mengantrnya kedalam lalu membaringkan tubuh renta nek yatinem dan segera menyelimutinya, tak lupa sedikit ku tutup pintu kamarnya.
Berlanjut aku yang mematikan saluran Tv dan segera memposisikan diri ditempat tudur dengan memohon perlindungan selalu pada Allah SWT Rabbku yang maha Segala.
.
.
.
.
Assalamualaikum reader😊gimana ya next second dari ceritaku ini
Harap komen ya ukhty..akhi🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Rihlat Tawila "Perjalanan Panjang Menggapai Ridho Allah"
Spiritual[Spiritual-Romance] #2 Rohani Perjalanan panjang seorang gadis yang kuat di tengah bencana yang selalu menghadang. Semangat..enerjik dan shalihah.. Mengapa takdir dan kehendak sang Khaliq sedikit banyak bertentangan dengan apa yang kita ingin dan h...