48. Taken

774 55 0
                                    

Oleh Allah tak ada yang tidak mungkin bagi-Nya.

🍁

"Nanti sore Ridho kesini Ris.. semoga aja dia bisa bantu kamu nyelesaiin masalah ini."

"Aamiin maa.. semoga."

"Udah dulu ya.. keliatannya motor si Ridho udah dateng."

Mama Listiana mengakhiri percakapannya dengan Risky secara sepihak. Ia lantas menuju teras depan dengan langkah tergesa dan mimik wajah yang tak seperti biasanya.

"Assalamualaikum maa.." Ridho menuruni mogenya lantas mengecup punggung tangan sang mama.

"Waalaikumussalam.. Dho, kita bisa bicara sebentar di teras samping aja."

Ajak sang mama lantas di iyakan olehnya. Ridho merasa ada yang aneh dari sang mama. Ada gesture sesuatu yang mengkhawatirkan dalam gerak geriknya.

"Udah maa.. sini aja teduh." Ridho berhenti sambil menarik tangan sang mama "ini sebenarnya ada apa?"

"Ehem.. gini Dho.. ini masalah yang mungkin kamu akan sedikit gimana gitu ngedengernya."

"Maa.. to the point aja ya.. mama yang rileks.. ceritain aja dari awal."

Tak ada sepenggal cerita pun yang terangkai selain air mata, mama Listiana hanya menangis tersedu-sedu. Ia sudah buntu memikirkan soal nasib putra sulungnya yang jauh di negeri orang.

"Mama.. please jangan nangis ma.. ada apa?"

"Maafin mama Dho.. mama nggak kuat cerita. Tolong..." Menyodorkan sebuah pesan singkat melalalui WA.

Ridho tak faham dengan semuanya. Ia tak mengerti apa hubungannya dia dengan semua konflik ini. Dari awal pesan sampai menuju pertengahan dan di akhir pesan Ridho baru faham kalau itu pesan dari Lisa yang tengah mengancam sang mama selama ini.

"Sekarang kek gini nasib Risky maa..!"

Suara teriakan Ridho menimbulkan kedatangan orang lain. Sang papa pun datang dan ikut berbincang bersama.

"Ada apa Dho?" Tanya pak Ahmad.

"Masalah rumit pa. Nyawa Risky sedang di pertaruhkan disana."

"Sabar Dho.. hormati dia. Dia masih kakak kandungmu." Mencoba meredam.

"Tapi saat seperti ini paa.. mana bisa kita dadakan kek gini.. mana ada uang segitu banyak untuk tuntasin semua."

Ridho merasa frustasi dengan semua. Bukan hanya nyawa Risky yang terancam, namun keluarganya di rumah pun ikut dalam lingkaran bahaya.

"Aku kenal dan tau banget seberapa licik Mona Lisa. Ngga segampang itu pa.."

"Papa bisa apa nak.. liat mama mu semakin tertekan mendengar kondisi Risky."

"Nggak ada pilihan lain paa.. aku harus ngegadein sertifikat restoran ku di Surabaya paa."

"Tapi itu kan.. aset berhargamu Dho.." Pak Ahmad melarang.

"Insya Allah.. ada jalan lain paa.."

Ridho memutuskan untuk pergi dari rumah. Sebelumnya Ridho sudah menyiapkan kondisi rumah dengan beberapa teman keamaan kepercayaannya.

Tak hanya di rumah kedua orang tuanya. Di kediamannya sendiri pun Ridho memeperketat keamanan. Karena sakit hati Mona Lisa begitu dalam. Akan ada banyak kepicikan yang menghampiri keluarganya saat ini.

"Bro.. gue nitip bini gue beneran ya. Lo nggak usah kasih tau gue soal apapun. Oke." Perintah Ridho pada salah satu temannya.

"Siap bro. Lo harus pulang dengan senyuman bro." Tambah temannya.

Rihlat Tawila "Perjalanan Panjang Menggapai Ridho Allah"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang