A/N: Jangan lupa vote dan comment :)
"Assalamualaikum" ucapku setelah memasuki rumah.
"Waalaikumsalam" jawab ibuku duluan yang sedang berada ruang keluarga sambil menonton tv dengan abangku.
"Dari tadi kemana aja? di telpon ga diangkat-angkat. Ibu jadi khawatir setelah mendengar berita tentang sekolahmu itu" keluh ibuku.
"Tadi Zafran ke rumah teman untuk main sebentar" jawabku yang tidak sepenuhnya berbohong.
"Yasudah, ganti baju dulu sana" balasnya.
"Iyaa" setelah itu aku menuju kamarku.
Aku juga sempat mendengar ketika abangku menganti chanel tv ke chanel lain, berita tentang sekolahku masih hangat hingga saat ini.
Mendengar para penyiar tv itu membicarakan para korban mulai membuatku merasa jenuh.
*Normal POV*
Sama sekali tidak ada yang menyadari jika ada orang asing yang berhasil menyelinap ke rumah Zafran. Dia sengaja mencari tempat yang pas baginya untuk mengintai para penghuni rumah yang menjadi targetnya.
Karena dia mendengar suara langkah kaki Zafran di tangga yang semakin dekat dengan keberadaannya, dia memposisikan dirinya dengan sempurna. Tempat dia berpijak saat ini adalah kamar Zafran yang lampunya belum dinyalakan.
Bisa dibilang kamar itu cukup gelap jika dilihat hingga Zafran membuka pintu kamarnya dari luar. Orang itu langsung menerjang Zafran yang masih belum siap dengan serangan dadakan. Tak lupa, ia juga masih sempat membanting pintu kamar Zafran dengan keras lalu meraba-raba lubang kuncinya untuk mencari anak kuncinya dan dengan cepat dia menguncinya dengan paksa lalu dibuang dengan sembarangan dalam keadaan gelap.
Perkelahian masih berlanjut, bisa dibilang tenaga Zafran tidak bisa dianggap remeh oleh si pembunuh dan juga Zafran telah mengira jika dari segi fisik ia sudah lebih unggul.
Zafran sempat mendengar ada suara pisau lipat di dekatnya, dan dia langsung mencegah orang yang menjadi lawannya saat ini untuk menusuknya dengan cara menahan tangannya lalu merebut pisaunya secara paksa.
Cara yang ia pakai juga berhasil, tapi tubuhnya juga terkena beberapa goresan oleh pisau tadi. Terasa dari luka dan darah yang masih membuka di tubuhnya.
Dari kamar Zafran, abang dan ibunya sudah khawatir dengan Zafran sambil menggedor-gedor pintu kamarnya karena sedari tadi terus mendengar suara gaduh di kamarnya.
"Zafran, kenapa dikunci sih??" teriak abangnya sambil menggedor-gedor pintu.
"Buka pintunya!" tambah ibunya.
Sedangkan Zafran yang berada di dalam tidak sempat menjawab karena masih beradu tinju dengan orang yang sedang menjadi lawannya saat ini.
Pukulan demi pukulan terus dilayangkan Zafran kepada lawannya, ia tidak memukulnya dengan sembarangan karena ia hanya memfokuskan titik-titik rawan tubuh seperti kepala.
Hingga akhirnya Zafran terpojok di dekat jendela, karena barusan dadanya ditendang paksa oleh lawannya. Ia tidak menyadari jika dirinya akan ditendang karena memang situasinya sedang gelap gulita.
Kondisinya saat ini bisa dibilang kacau, kelelahan karena terlalu banyak mendapatkan luka, ditambah lagi bajunya sudah banyak yang sobek.
"Mati kau" teriaknya sambil yang sudah berada dalam posisi menusuk Zafran setelah mengambil pisau yang entah darimana ia dapatkan.
Merasa bahaya sudah berada di depan mata, Zafran langsung menghindar dengan tenaganya yang masih tersisa ke arah kanan.
Orang itu tidak menyadari jika Zafran sudah menghindar duluan sebelum berhasil ia tusuk dan yang hanya ia dapatkan hanyalah menabrak dinding dengan keras. Belum selesai ia untuk mengambil nafas tiba-tiba dirinya sudah dicengkram kuat oleh Zafran yang bisa dibilang adalah tenaga terakhirnya lalu tubuhnya yang sedang dicengkram langsung banting ke arah jendela
(Suara kaca pecah)
Karena gelap gulita, Zafran tidak tau apa yang terjadi. Tapi yang terjadi sebenarnya adalah orang itu jatuh hingga menabrak atap lantai satu yang tipis lalu barulah jatuh ke tanah dengan keras.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Coming [END]
Horror(18+) Belakangan ini semua temanku mati secara satu persatu. Apakah aku yang akan menjadi selanjutnya?