A/N: Jangan lupa vote dan comment :)
Komplek perumahan Ryan merupakan sebuah tempat elit yang terdiri dari berbagai blok. Tiap blok memiliki karakteristik tersendiri antar satu dengan yang lain. Rumah dimana mereka berada tepat di tengah perumahan dan cukup jauh dari gerbang utama karena tempat itu sangatlah luas.
Satu-satunya alasan mengapa mereka berdua tidak menggunakan kendaraan pribadi adalah karena terpaksa. Mobil Ryan masih berada di bengkel untuk mengganti beberapa spare part sementara pilihan menggunakan motor juga masih ia ragukan.
Menggunakan motor memang dapat bergerak dengan lincah dan cepat namun terlalu terbuka. Prioritas mereka berdua kali ini adalah tetap selamat dan sebisa mungkin mendapatkan kendaraan yang tertutup demi alasan keamanan.
"Kanan" batinnya, teringat dengan apa yang sempat ia lihat sebelumnya.
Mengandalkan ingatan, cara untuk menuju ke gerbang utama adalah harus berbelok ke arah kanan, sementara seharusnya mobil yang sebelumnya sempat ia lihat dapat melewati jalan yang ada di sebelah kiri tanpa harus melewati rumahnya.
Selain dapat bergerak lebih cepat, apa yang ia lakukan adalah membuang waktu dengan memutari sebuah blok. Sebuah pemikiran yang menyimpulkan sesuatu terlalu cepat.
Sebelum mereka berdua benar-benar akan mengambil sebuah belokan, Ryan memutuskan untuk mengecek situasi terlebih dahulu diantara dua pilihan yang ada. Ketika ia mengecek menuju arah sebelah kanan, terdapat belasan zombi yang berada dalam posisi cukup berdekatan langsung terpancing dengan sesuatu.
Bukan karena kehadiran mereka berdua, namun karena ada sebuah keluarga yang terlihat sedang berusaha melarikan melarikan diri dari segerombolan zombi yang mengejar di belakang, sama seperti mereka berdua.
"To tolonggg"
"Cepat ambil!!!!" teriak Ryan yang melemparkan sebuah katana pendek lengkap dengan sarungnya yang sedari tadi sama sekali tidak ia pakai dan hanya ikut digantung dibalik tas punggungnya.
Katana tersebut memang sengaja ia lemparkan menuju ke arah mereka untuk ditujukan kepada sang kepala keluarga yang terlihat sedang memegangi sebuah bayi yang berada di pelukannya, tak ingin sesosok makhluk pun ingin keluarganya sementara istrinya menggendong seorang anak perempuan dibaliknya punggungnya.
Stevani langsung berinisiatif untuk membereskan mereka yang ada di belokan sebelah kanan untuk mengamankan jalur pelarian sementara Ryan langsung mengeluarkan revolver yang ada di sakunya.
"Saatnya menggunakannya."
Dengan cepat ujung revolver miliknya langsung ia arahkan menuju makhluk-makhluk yang ada dibelakangnya. Berbekal dengan ilmu teori dasar dalam menggunakan revolver, satu-satunya teori yang menurutnya sangatlah penting adalah ketika membidik.
Prinsip penggunaan revolver dan shotgun juga cukup mirip karena kedua tersebut memiliki tekanan yang kuat sesaat setelah pelatuk ditekan. Untuk memanfaatkan benda tersebut agar tepat sasaran adalah dengan sedikit menurunkan tangan ke bawah agar sesaat setelah pelatuk di tekan dan tangan reflek naik ke atas, peluru akan langsung dapat mengenai sasaran yang diinginkan.
Dimulai dari yang terdekat, Ryan langsung mengincar kepala mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Coming [END]
Horror(18+) Belakangan ini semua temanku mati secara satu persatu. Apakah aku yang akan menjadi selanjutnya?