Fool

11.9K 618 46
                                    

A/N: Jangan lupa vote dan comment :)



"Sialan kau Zafran!" ucap Deni yang merasa marah saat ini.


 Ia sangat yakin betul kalau yang menyebabkan semua kejadian yang menyangkut dengan sekolahnya itu ulah Zafran seorang.

 Sekarang Deni tidak lagi berada di rumah sakit, meskipun seharusnya ia memang tidak boleh keluar karena keadaannya saat ini masih harus dirawat disana, tapi Deni masih bersikeras untuk segera keluar dari rumah sakit.

 Dan sekarang, disinilah dia, di jalan raya dengan kecepatan tinggi menggunakan motor sport miliknya.


Kenapa Deni sangat marah kali ini? itu semua karena dia tiba-tiba mendapatkan sebuah pesan singkat yang isinya begini:



"Jika kau ingin ketiga temanmu kembali dengan hidup-hidup, temui aku di alamat ini..."



 Dan setelah Deni sempat menyelidiki kemanakah alamat itu berada, tempat itu berada di pinggiran kota Madiun. 


"Disini kah?" batin Deni sambil melihat-lihat keadaan yang ada disekitarnya yang mulai memelankan laju motornya.


 Di depannya saat ini, tidak ada bangunan lain kecuali sebuah gudang berukuran besar yang ada di depannya karena disekitarnya saat ini hanyalah hutan yang bisa dibilang masih lebat. Jika dilihat dari luar, keadaan di dalam gudang itu juga tidak terlalu jelas karena lampu-lampu yang ada di sana juga pencahayaannya masih remang-remang.

 Merasa jika ia sudah berada di tempat yang tepat, Deni mulai memarkirkan motor miliknya di tempat yang menurutnya cukup aman.


 Handphone milik Deni yang ada di sakunya tiba-tiba bergetar, tanda jika ada sebuah notifikasi baru yang muncul didalamnya. Ketika Deni mengeceknya, terlihat  sebuah pesan singkat misterius tanpa identitas pengenal yang tertulis:



"Ikuti petunjuk yang akan kuberikan setelah ini, dan kujamin kau akan menemui teman-temanmu setelahnya.."



  Dan tepat setelah Deni selesai membaca di kata terakhir. Suasana yang ada disitu tiba-tiba menjadi gelap gulita. Terutama gudang, yang tadinya lampu yang ada disana masih menyala, sekarang dimatikan dengan sengaja oleh seseorang entah darimana.


"Hm?" ucap Deni bingung karena tiba-tiba ada beberapa tempat yang lampunya menyala kembali.


 Merasa petunjuk yang dimaksud oleh pesan singkat terakhir yang ia dapat, mau tidak mau Deni mulai mengikuti permainannya. Dengan berjalan sambil waspada dengan ancaman apapun yang mungkin sedang mengintainya saat ini, Deni terus mengikuti sebuah jalur dimana lampu menyala sedang tempat yang lain gelap gulita.

 Ia terus mengikuti jalur yang memang sudah diatur oleh seseorang tanpa menyadari jika dirinya saat menjadi terbawa dengan alur permainan.

 Deni memang tidak tahu tempat apa yang sedang ia masuki saat ini, tapi menurut perkiraannya sendiri setelah sempat mengamati banyak hal yang ada disitu, sepertinya, bangunan yang ada di dekatnya saat ini juga masih dimiliki oleh Perhutani, terlihat dari banyaknya tumpukan kayu yang telah dipotong dan tersusun rapi disekitar gedung.


"Entah kenapa, firasat gue jadi buruk." batin Deni ketika melihat sebuah pintu yang berwarna orange di depannya saat ini.


 Perjalanannya semenjak tadi menuntunnya hingga akhirnya ia harus berhadapan dengan sebuah pintu yang ada di depannya, sebuah pintu yang sepertinya merupakan pintu masuk kedalam bangunan dan sekaligus pintu keluarnya juga, sejauh ini.


 Dengan perlahan-lahan meskipun agak ragu, Deni mulai mencoba untuk membuka pintu. Dan nyatanya pintunya memang tidak terkunci dan bisa terbuka.

 Suasana di dalam yang masih gelap gelita sebelum Deni membuka pintu tiba-tiba menjadi terang benderang setelah Deni melangkah beberapa kali ke dalam bangunan.

 Kedua kakinya langsung menjadi lemas seketika dan membuatnya terduduk ke bawah ketika menyadari jauh diatas sana, tepatnya di bagian langit-langit gedung terpampang Erka, Lea, dan Tari yang lehernya sudah terjerat dengan tali dan sekarang ini tergantung lemas diatas sana.

 Tubuh mereka bertiga saat ini sudah lemas, kedua mata masih melotot, lidah mereka juga masih menjulur keluar mulut karena tak kuat kehilangan nafas dengan paksa akibat terjerat dengan tali hingga ajal mereka menjemput.


"Kenapa?" tanya Deni masih tak percaya dengan apa yang sedang ia lihat saat ini.

"Karena kau bodoh"



Dor.


-The End-








I'm Coming [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang