#24

11.9K 745 41
                                    

A/N: Jangan lupa vote dan comment :)



"Terus?" celetuk Erka yang sudah terlanjur penasaran dengan cerita Deni barusan.

"Aku sudah melihat Eka tergeletak dengan berceceran darah yang cukup banyak dan melihat Zafran sedang menusukkan pisaunya ke leher Widya saat itu. Semuanya terjadi begitu cepat dan aku juga tidak bisa banyak bertindak karena takut posisiku saat itu jadi ketahuan." sambung Deni panjang lebar.

"Tunggu, tadi kau bilang Zafran?" balas Tari tak percaya sambil menutup mulutnya saking terkejutnya. Tidak hanya Tari saja yang terkejut ketika mendengar ada kata Zafran di dalam cerita Deni barusan.

"Aku tidak bohong, yang kulihat saat itu memanglah Zafran. Tapi anehnya, Zafran saat itu terlihat memakai rok dan tampilannya juga sangat berbeda dari yang biasa kita lihat sehari-hari." timpal Deni.

"Berbeda, maksudmu?" ucap Lea tak mengerti.

"Dia seperti bukan Zafran yang biasanya, atau bisa dibilang bukan dirinya sendiri saat itu." tambah Deni.

"Aku masih tidak mengerti." jawab Erka masih berusaha untuk mencerna informasi-informasi yang Deni baru paparkan tadi sambil menggaruk-garukkan kepalanya yang tiba-tiba entah kenapa menjadi gatal

"Setelah melakukan banyak riset, mengumpulkan informasi dari segala koneksi yang kudapat dan penelitian yang tentunya kulakukan secara diam-diam. Aku yakin Zafran itu sebenarnya berkepribadian ganda." jelas Deni dengan tatapan serius.

"Berkepribadian ganda? sejak awal keputusan awalmu untuk membawanya kepada Grup detektif sebenarnya sudah membahayakan kita semua!" teriak Tari yang mulai emosi karena ingatan-ingatan tentang Vino sempat terlintas di benaknya.

"Aku harus melakukan itu! karena aku tau kalian tidak akan percaya kepadaku jika asal menuduh kepada Zafran tanpa mempunyai bukti yang jelas karena waktu itu aku hanya sendirian ketika melihatnya beraksi."

"Membawa Zafran kepada kita merupakan sebuah sandiwara dan taktik yang sengaja kubuat agar kita dapat lebih leluasa untuk mengamati aktivitas Zafran. Tapi benar-benar, Zafran itu memang sulit ditebak pergerakannya, kepribadian satu dengan yang lainnya sangat jauh berbeda menurutku." jelas Deni panjang lebar kepada Tari agar ia dapat memahami alasan Deni menyembunyikan rahasia miliknya selama ini kepada mereka semua.


 Sedangkan Tari yang tak kuat  setelah menerima penjelasan Deni barusan langsung meninggalkan dengan hanya diam seribu bahasa.


"Biarkan saja, dia lagi emosi" ucap Lea menahan Erka yang ingin menyusul Tari saat ini.

"Hm, baiklah.." balas Erka menurut yang mengerti situasi diantara mereka berempat saat ini.

"Jadi.....gimana?" tanya Lea meminta keputusan.

"Entahlah, kepalaku juga pening saat ini. Asal kalian tau saja. Pelaku pembunuhan berantai ini bukan cuma Zafran saja, aku menduga diluar sana masih ada satu pelaku lagi yang identatitasnya masih belum kuketahui." sambung Deni sambil memegang kepalanya.

"Pelaku lain? bagaimana kau bisa tau?" tambah Lea penasaran.

"Di salah satu kejadian pembunuhan, Zafran bersama kita ketika pembunuhan itu terjadi. Jadi tentu saja bukan dia yang membunuh korban itu." jelas Deni singkat.

"Hmmm....hari ini permasalahannya rumit sekali" keluh Erka sambil menendang batu kerikil yang ada di depannya.

"Kalau kau tau jika Zafran yang jadi si pembunuh, kenapa tidak laporkan saja dia ke kantor polisi?" tanya Lea agak bingung.

"Tentu saja nanti aku bakal dicurigai karena terlalu rinci ketika menjelaskan detail kejadian dan juga tidak semudah itu. Aku juga sempat menyewa beberapa orang yang khusus untuk menangani hal-hal seperti itu, tapi sampai saat ini, mereka sama sekali tidak ada kabar, maksudku mereka tidak kembali kepadaku karena kabur membawa uangku karena aku uang yang kubayarkan baru setengah dari isi perjanjian."

"Entah kenapa mereka menghilang begitu saja." tambah Deni.





#TBC


I'm Coming [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang