A/N: Jangan lupa vote dan comment :)
Keadaan di dalam SMA Cakrawala serasa berubah menjadi mencekam. Setelah serangkaian peristiwa pembunuhan yang melibatkan para murid di dalamnya terjadi, sekarang SMA Cakrawala serasa kosong tanpa penghuni di dalamnya, bahkan para penjaga sekolah yang biasanya menginap di sekolah tidak lagi berani untuk tetap berada di sekolah.
"Sepi sekali ya?" celetuk Anto sambil menyalakan rokok dengan korek miliknya.
"Sekolah ini masih ditutup hingga penyelidikan selesai." balas Novanto sambil memperhatikan keadaan di sekeliling.
"Tapi tetap saja rasanya jadi menyeramkan." tambah Anto.
"Sudahlah, kita bertiga harus fokus dengan tugas sekarang." balas Joni.
"Jadi kita harus mulai darimana?" tanya Anto minta pendapat kepada Novanto.
"Kejadian pembunuhan pertama dimulai dari kelas sebelas ipa satu. Mungkin kita harus memulainya dari sana." jawab Novanto logis.
"Baiklah." ucap mereka berdua.
Setelah itu mereka mencari bertiga mencari-cari dimana letak kelas sebelas ipa satu terlebih dahulu dan terpaksa harus mengelilingi ke segala penjuru sekolah hingga dapat. Novanto juga sempat terpeleset karena licinnya lantai yang terkena air hujan kemarin hingga jidatnya benjol tapi tak sampai sebesar bakpao karena menabrak dinding.
"Ini dia rupanya." komen Anto sambil melihat papan nama kelas yang bertuliskan Sebelas Ipa satu.
"Wah ga kekunci juga." celetuk Anto yang pertama kali membuka pintu kelas dan ia sempat mempertanyakan dimana penjaga sekolah SMA Cakrawala sekarang? bahkan kelas saja tidak terkunci.
Sedangkan Novanto masih sibuk mengelus-elus jidatnya yang sempat menabrak dinding tadi dan Joni masih diam saja tanpa komentar.
"Menurut laporan dari kantor, ada dua orang yang menjadi korban disini dan keduanya adalah juga sama-sama perempuan." ucap Joni sambil membaca catatan miliknya.
"Siapa saja nama korbannya?" balas Novanto penasaran.
"Nama mereka berdua adalah Widya Indar Putri dan Eka Putri Kemala dan sama-sama masih berumur tujuh belas tahun." jawab Joni.
"Foto-fotonya yang diambil tim forensik sudah kushare barusan dan aku juga menambahkan video yang sempat viral beberapa waktu lalu. Cek hp kalian masing-masing" tambah Joni.
Sementara Novanto dan Anto sedang sibuk memperhatikan data-data yang baru diberikan oleh Joni. Joni saat ini terlihat sedang mengamati tempat-tempat yang sekiranya sempat ia lihat dalam video.
Ia sudah menonton video pembunuhan pertama berulang kali untuk memastikan tidak ada bagian yang ia lewatkan satu pun.
Wajah si pembunuh sama sekali tidak terlihat dalam video itu, hanya wajah para korban yang diperlihatkan agak jelas. Hanya sebuah rok yang ia lihat di bawah kamera, maksudnya rok yang dipakai si pembunuh dalam video.
Joni juga masih sedang mengingat-ingat di dekat bangku mana Eka dan Widya dibunuh..
"Hmm, orang itu berani juga rupanya.." komentar Novanto setelah puas melihat video yang diberikan Joni. Yang membuatnya janggal adalah orang itu benar-benar berani menyatakan untuk membunuh seseorang dan menuliskan sebuah kata-kata ancaman di papan tulis menggunakan darah seseorang yang ia barusan bunuh.
"Kurasa dia psikopat." tambah Anto ngeri.
"Mungkin saja." jawab Novanto menyetujui.
"Orang itu juga berbahaya. Menurut data dari kantor, dia sama sekali tidak meninggalkan sidik jari apapun di tempat ini, padahal kita semua tahu jika dia tidak memakai sarung tangan apapun ketika membunuh para korban yang ada disini. Kita bisa melihatnya di video, jadi bagaimana bisa?" balas Anto yang penasaran.
"Tidak memakai sarung tangan tapi juga tidak meninggalkan sidik jari apapun, padahal ia melalukan banyak kontak disini. Menarik." ujar Joni.
"Sebenarnya bisa saja dia menghapus beberapa sidik jari yang ia tinggalkan. Tapi sama sekali tak ada jejak. Bukannya itu aneh?" tanya Novanto.
"Kalau dilihat dari perkiraan waktu kejadian pembunuhan dengan waktu penemuan mayat korban, kemungkinannya kecil." balas Anto logis.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Coming [END]
Horror(18+) Belakangan ini semua temanku mati secara satu persatu. Apakah aku yang akan menjadi selanjutnya?