Kembali lagi ke Ryan, beberapa saat setelah ia berhasil menyelamatkan dirinya sendiri dari bahaya yang sangat amat dekat, Ryan memutuskan untuk menyisir rumah. Memeriksa apakah masih ada yang tersisa dan ingin mengetahui darimana mereka dapat masuk ke dalam rumah.
"Kalo ga salah, sebelumnya ada suara di dapur?"
"Aku harus mengeceknya juga," tambahnya, tapi sebelum ia pergi dari ruangan ayahnya, Ryan masih tak lupa untuk mengambil kedua sarung katana yang sebelumnya belum sempat ia ambil.
Agar lebih mudah dalam membawanya, ia sengaja memasang salah satu sarung katana di pundaknya sementara yang satunya ia bawa dengan tangan.
"Nah, lumayan buat gerak," mulai melangkah ke luar ruangan.
Suasana dibawah sudah tak seramai yang sebelumnya meskipun yang di atas sama masih terasa ramai. Selama Ryan belum mendengar suara jeritan ataupun permintaan tolong dari adiknya, ia merasa adiknya masih baik-baik saja saat ini.
Masih melangkah dengan penuh kewaspadaan, tujuannya saat ini adalah menyisir menuju bagian depan rumah. Berharap tidak terlalu banyak dari mereka yang dapat masuk ke dalam rumah.
"Gerbangnya terbuka, pantesan aja.." mengintip melalui jendela.
Untuk lebih meyakinkan lagi, Ryan memeriksa keadaan yang ada di sekelilingnya, baik halaman maupun teras rumah.
"Hmm keknya udah ga ada, tapi gatau kalo yang diluar gerbang."
Dari pandangan pertama saja, ia sudah bisa langsung paham, mengapa mereka dapat masuk ke dalam rumah dan hal itu murni bukanlah salah Bu Kayat, karena mereka semua juga masih belum menyadari apa yang sedang terjadi dan akan terlambat mengetahuinya jika gerbang tersebut dibuka lebih siang daripada yang seharusnya.
Tak ingin membuang kesempatan yang ada, Ryan langsung berlari menuju ke arah gerbang dan langsung menutupnya dengan cepat agar tidak ada ada yang dapat masuk ke dalam rumah. Gerbang dan pagar rumah mereka sebenarnya cukup tinggi, cukup untuk menahan mereka untuk sementara setidaknya.
"Akhirnya berhasil ditutup juga, sumber masalah utamanya ada disini soalnya," dan disaat yang bersamaan Ryan melihat ada sebuah mobil SUV hitam berkendara dengan dikelilingi beberapa makhluk itu yang memaksa sekali untuk mendapatkan mangsa mereka sehingga harus menempel di beberapa sisi mobil,
Meskipun mobil tersebut terlihat agak kesulitan dalam berkendara karena ditunggangi oleh penumpang gelap yang berada di luar mobil, sang sopir terlihat masih dapat mengatasinya dengan cara menabraki mereka yang menghalangi jalan dan tidak benar-benar kehilangan kendali akan kendaraan yang ditumpangi dalam kecepatan diatas 80 km perjam.
"Barusan tadi mobilnya Pak Agung, mereka memutuskan pergi dari sini.."
Mengenali siapa pemilik mobil barusan, karena mereka adalah keluarga yang tinggal tiga blok di belakang rumah mereka. Seharusnya mereka tidak perlu melewati rumah Ryan karena itu sama saja dengan memutar, tapi ia juga kurang yakin dengan apa yang sebenarnya terjadi karena ia belum berhasil mengamati sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Coming [END]
Horor(18+) Belakangan ini semua temanku mati secara satu persatu. Apakah aku yang akan menjadi selanjutnya?