A/N: jangan lupa vote dan comment :)
Setelah Zafran meneliti isi dari yang terkandung di dalam peta tersebut, ia langsung menyimpulkan jika peta itu menyesatkan sekaligus tipuan pada saat yang sama.
Peta tersebut adalah sebuah permainan logika. Orang yang tak mengerti apapun pasti akan memikirkan sebuah hal yang dipikirkan orang-orang pada umumnya, yaitu menghindari tanda silang yang berarti rute-rute tersebut tidak bisa dilewati.
Secara pemikiran rasional, masyarakat pada umumnya lebih terbiasa untuk percaya dengan apa yang telah mereka lihat ketimbang sebaliknya, dalam artian ini mereka tidak memikirkan lebih lanjut mengenai apakah lambang yang sering mereka lihat itu masih memiliki artian yang sebenarnya atau malah telah direkayasa? siapa yang tahu.
"Mungkin orang lain bisa tertipu, tapi ga berlaku denganku."
Lebih spesifiknya, peta tersebut memetakan sebuah kota dimana mereka masih berada di dalam lingkupnya termasuk dengan rumah sakit tempat mereka berada sebelum pada akhirnya memutuskan untuk menuju tempat titik pertemuan bersama dengan Ryan dan yang lain.
Alasan mengapa ia bisa mengetahui jika peta tersebut merupakan sebuah tipuan adalah karena beberapa rute yang telah ditandai tidak bisa dilewati justru telah mereka lewati kemarin. Jika mereka saja berhasil melewati rute-rute tersebut, berarti tanda yang mengatakan beberapa rute lain aman akan menjerumuskan mereka menuju kematian secara instan, mengingat siapa pemilik peta tersebut sebelumnya.
***
"Disini Zafran, kalian dengar?"
"Iya ini aku, aku bisa mendengar kalian." balas Stevani dari suara sebrang. Sedang duduk di kursi tengah sementara Pak Budi menemani Agus yang sedang menyetir di depan.
"Setelah ini kalian mengikuti arahanku, aku menemukan jalan aman yang bisa dilewati ketika kita harus memasuki kota, terlalu memakan banyak waktu jika kita harus memutarinya."
"Kamu menemukan sebuah peta?"
"Iya, setidaknya peta ini akan sedikit membantu kita."
"Oke, kalian aja yang di depan, kami akan mengikuti dari belakang."
"Baiklah."
Sudah hampir belasan jam semenjak Stevani meninggalkan Ryan beserta yang lainnya namun kakaknya sama sekali tidak mengirim kabar sedikitpun. Karena tidak ada apapun yang bisa digunakan sebagai alat komunikasi, mendapatkan sebuah kabar dari jarak jauh merupakan sebuah hal yang sulit kali ini.
"Jika semua berjalan sesuai rencana, seharusnya kakak sudah sampai di titik pertemuan sekitar beberapa jam yang lalu, sebelum penyerangan berhasil dimulai..." namun Ryan beserta yang lainnya tak pernah kunjung datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Coming [END]
Horror(18+) Belakangan ini semua temanku mati secara satu persatu. Apakah aku yang akan menjadi selanjutnya?