A/N: Jangan lupa vote dan comment :)
Jangan sampai tergigit adalah motivasi utama mereka berdua, karena jika iya, masa depan akan langsung terlihat suram di depan mata.
"Pan"
"Iya" langsung mengerti arti panggilan barusan.
Masih waspada dengan apa yang ada di sekitar, Pandu menatap tajam dua orang makhluk yang sedang berada di hadapannya saat ini. Tak perlu pikir panjang dengan apa yang harus ia lakukan selanjutnya, ia langsung merangsek maju ke depan untuk membuka celah.
Kletak
Terdengar sebuah tendangan cukup keras yang dilancarkan oleh Pandu terhadap lawannya barusan. Ia memang sengaja menerjang ke arah salah satu lawan di daerah dada sebagai permulaan.
Belum berhenti sampai disitu saja, Pandu memanfaatkan momen gravitasi ketika makhluk itu terjengkang jatuh ke belakang dengan menaikinya dan tak lupa menancapkan sebuah pisau ke arah kepala dan langsung dicabut bersamaan dalam kejapan mata berikutnya.
"Hampir.." batin Ian sedikit menarik nafas lega yang melihat Pandu akan segera tergigit zombi yang ada di sebelahnya kalau saja ia tak langsung melempar salah satu pisau panjang yang sedang ia genggam ke arahnya.
"Thanks" dengan nada agak terkejut karena ia sempat melihat sebuah pisau melayang ke arahnya dan berhasil menancap di kepala tepat sebelum makhluk itu berniat menggigit punggung Pandu.
"Yoi" dan melihat sebuah celah untuk kabur berhasil terbuka disaat yang bersamaan.
Karena keselamatan adalah hal yang harus menjadi utama, Pandu langsung mencabut kembali pisau yang barusan dilemparkan oleh Ian dan langsung ia simpan di salah satu kantong pisau miliknya, membawa senjata itu hukumnya wajib untuk saat ini.
"Ayo"
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada, Ian langsung mengikuti Pandu untuk segera pergi dari tempat itu secepatnya.
"Hmmm" sambil mengamati pemandangan di sekitarnya.
Pandu, dalam pelariannya tidak sekedar berlari tak tentu arah saja, namun ia juga memikirkan kemungkinan-kemungkinan terbaik agar mereka berdua dapat sampai dengan selamat tanpa harus keluar banyak tenaga.
Ia sempat melihat ada banyak motor yang bergelimpangan dimana-mana, termasuk di jalan. Meskipun kebanyakan kunci masih tergantung di lubang kendaraan masing-masing semenjak awal wabah, namun memakai motor sangatlah tidak menjamin keselamatan mereka berdua ketika berkendara di jalan.
"Di depan sana ada mobil hitam yang dua pintu depannya sedang terbuka?" batin Pandu yang malah semakin ragu, bukannya senang ketika melihat sebuah kesempatan kabur.
Yah, tanpa harus melihat ke dalam mobil pun, Pandu sudah bisa langsung tau apa yang akan ia lihat di dalamnya. Antara bensin yang habis dan sesuatu yang tertinggal di dalam sana, kemungkinan besar.
"Lagipula udah ga ada pilihan lain.."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Coming [END]
Horror(18+) Belakangan ini semua temanku mati secara satu persatu. Apakah aku yang akan menjadi selanjutnya?