A/N: jangan lupa vote dan comment :)
Untuk menuruni dinding yang setinggi itu, Intan memutuskan untuk menuruninya secara langsung karena hanya itulah satu-satunya cara agar ia bisa segera turun. Menurut Intan, rasanya tidak akan terlalu sakit karena ia tidak terjatuh dari tempat yang terlalu tinggi.
"Sejauh ini aman..." sedikit merasa nyeri di kedua telapak kaki miliknya, Intan meletakkan tas ransel yang sedari tadi ia bawa menuju ke tanah karena kali ini ia sedang berada di pekarangan rumah yang dipenuhi berbagai tanaman sekaligus merupakan taman.
Pergerakannya dapat menjadi lebih leluasa setelah melepaskan beban yang menggangu dirinya sementara keadaan di sekitar tempat itu tidak terlalu terang karena hanya ada beberapa lampu taman yang menyala.
Bergerak dengan hati-hati sembari terus mengawasi situasi yang sedang terjadi, sedari tadi ia sama sekali tidak mendengar suara apapun dari dalam rumah, sementara pintu depan telah ditutup kembali entah oleh siapa. Dan tentu saja Intan akan berusaha untuk masuk ke dalam rumah melalui celah lain yang ia ketahui.
Menurutnya akan menjadi sebuah tindakan yang bodoh untuk masuk ke dalam rumah melalui jalan yang terlalu mudah seperti pintu belakang ataupun jendela dapur misalnya meskipun ia juga telah membawa kunci cadangan, namun firasatnya mengatakan jika ia tidak boleh melewati rute itu.
Lantai atas.
Itulah satu-satunya rencana yang sempat terpikirkan oleh Intan, namun sebelum ia melakukan hal itu, Intan mencoba untuk mengintip apa yang sedang terjadi melalui kamar ibunya untuk sekedar memastikan saja.
Bergerak dengan senyap dan langsung menuju tempat tujuan karena ia telah mengetahui tempat yang harus dituju, Intan menemukan tirai beserta gorden jendela kamar orang tuanya sedang dalam keadaan tertutup rapat.
"Aku tidak bisa melihat apa yang terjadi."
Mencoba membalikkan badan untuk mencari celah-celah yang bisa digunakan untuk mengintip namun tidak jadi karena ia sempat mendengar sebuah teriakan dengan nada tidak terlalu jelas sebelum pada akhirnya suara itu tiba-tiba menghilang dan lampu kamar yang ada di tempat tersebut mati langsung mati beberapa detik setelahnya.
"Itu tadi suara ibu!" membulatkan kedua matanya, ia sangat yakin sekali mengenai apa yang barusan ia dengar.
Sementara dibalik dinding, salah satu beberapa orang yang berpakaian hitam menggunakan salah satu bantal yang ada di kamar tersebut untuk menutupi kepala target dan menahannya dengan seluruh tenaga yang ia miliki hingga ia benar-benar kehabisan nafas, orang-orang yang tersisa sengaja menahan tubuh ibu Intan agar tidak melakukan perlawanan dan segera tewas di tempat.
***
Intan tidak bisa berpikir dengan jernih setelah mendengar apa yang terjadi, ia ingin segera memastikan apa yang sebenarnya terjadi di dalam. Sebuah pintu yang jarang dilalui oleh semua orang dan merupakan pintu belakang yang lain adalah tempat yang segera ia tuju kali ini sementara orang-orang yang di dalam sedang berusaha untuk membersihkan tempat terjadinya pembunuhan dan membuatnya senatural mungkin menjadi sebuah kasus bunuh diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Coming [END]
Horror(18+) Belakangan ini semua temanku mati secara satu persatu. Apakah aku yang akan menjadi selanjutnya?