A/N: Jangan lupa vote dan comment :)
Hingga pria tersebut meninggal, Pandu hanya dapat menyaksikannya terbakar hingga habis menjadi abu begitu saja di tempat. Semuanya terjadi begitu cepat tanpa ia sadari. Tak ada yang tersisa sama sekali.
"Ga mungkin kalo dia itu..." berusaha menentang kemungkinan yang sempat tercetus di pikirannya.
Untuk memastikan ulang, Pandu mencoba untuk mendekati tempat dimana pria itu berada terakhir kalinya dengan penglihatannya sendiri. Benar-benar sama sekali tak ada yang tersisa disitu.
Satu keanehan lagi yang ia temui semenjak dunia mulai kacau. Pertama ia melihat zombi, lalu kali ini vampir? rasanya hampir mustahil namun realita langsung mematahkan argumen yang ia miliki.
"Aku harus tetap fokus," pikirnya, mulai menyisir ke seluruh penjuru ruangan tersebut. Berharap ia dapat menemukan sesuatu yang dapat berguna untuk dibawa.
***
Sepuluh menit telah berlalu dan tidak banyak yang Pandu berhasil dapatkan di tempat tersebut. Ia sempat menemukan banyak bekas kantong stok darah yang telah kosong disembunyikan di berbagai sisi dan sudut. Sebuah korek api, beberapa obat serta peralatan ringan, dan melihat beberapa bekas cakaran aneh yang membekas di dinding.
"Ternyata tempat ini lebih berbahaya daripada yang terlihat, aku harus memikirkan cara yang lebih efektif untuk selamat dari tempat ini."
Dan satu-satunya tempat yang sempat terpikirkan oleh Pandu adalah ruang kontrol. Di dalam tempat tersebut terdapat beberapa hal yang hanya bisa dilakukan di tempat itu saja dalam situasi seperti ini.
Pandu yang sudah siap untuk kembali bergerak langsung berjalan kembali menuju ke arah pintu. Ia sudah tak terlalu memikirkan tekanan demi tekanan yang terus menghantuinya dan membuka gagang pintu dengan sangat yakin.
"Sesuai dugaan."
Tak perlu membutuhkan waktu yang lama baginya untuk berfikir, Pandu langsung menendang pintu yang ada di hadapannya dengan keras. Membuat makhluk yang berada di baliknya langsung terpental mundur beberapa langkah sebelum benar-benar terjatuh.
Sedari tadi ia sudah sempat mengira, bahwa masih ada beberapa zombi yang menunggu diluar pintu, tapi ini masih dalam bagian rencananya. Tidak berniat untuk meladeni mereka, Pandu langsung berlari dari tempat tersebut sebelum dirinya benar-benar terjebak dari dua arah dan kali ini memang kesempatannya.
Baginya, menghadapi para zombi memang sudahlah biasa. Tapi kali ini berbeda. Ia masih harus memikirkan strategi dan cara untuk tetap bertahan hidup. Mengantisipasi jika tiba-tiba ada seorang vampir yang menyelinap diantara mereka.
"Bodo amat." menyalakan senter yang sedari tadi ia bawa dan tidak pernah dinyalakan sama sekali untuk waktu yang lama.
Tentu saja dalam sebuah pelarian, tidak asik jika hanya dilakukan sendirian. Oleh karensa itu para zombi dengan sukarela masih tetap setia menemani dirinya dari arah belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Coming [END]
Horror(18+) Belakangan ini semua temanku mati secara satu persatu. Apakah aku yang akan menjadi selanjutnya?