Vote please🙏
***
Pria itu terlihat sibuk dan terburu-buru merapikan berkas-berkas dan dokumen dimeja kerjanya. Ia membawa sebagian dokumen penting dan memasukkannya kedalam tas kerja hitamnya kemudian melirik jam yang melingkar ditangan kirinya yang dipenuhi tattoo, waktu menunjukkan pukul 6 sore, dimana jam lembur nya sudah selesai.
Dia beranjak keluar dari ruangannya dan masuk kedalam lift menuju basement. Pria itu melajukan mobilnya cepat, hari ini ia harus cepat-cepat sampai kerumahnya, karena hari ini adalah hari spesial bagi wanita yang paling disayanginya.
Sekitar 30 menit waktunya terkuras selama perjalanan, akhirnya dia tiba dirumah.
Ada banyak karangan bunga besar didepan rumah, semuanya pemberian dari teman-teman orangtuanya.
Zayn melangkah mantap menaiki beberapa anak tangga kecil didepan rumahnya, seorang asisten rumah tangga sudah membukakan pintu besar itu tanpa diminta.
"Selamat sore, tuan"
Sapaan asisten rumah tangga itu menandakan kalau pria ini orang terhormat yang kaya raya.
Zayn pergi kekamarnya dilantai dua, meletakkan tas nya keatas meja kerja pribadinya lalu melepaskan pakaiannya, ia hanya mengganti setelan kantornya dengan kemeja berwarna putih susu yang digulung setengah lengan sehingga tato-tato dikedua lengannya itu terlihat.
Menyisir rambut sebentar dan mencuci wajah dengan facial foam lalu turun dari kamarnya dan bergegas menuju pekarangan rumah. Begitu sampai di pekarangan, Zayn melihat orang-orang yang disayanginya. Ayah, ibu, kakak, kakak ipar, kedua adiknya, sepupu, bibi, paman, dan anggota keluarganya yang lain yang sudah berkumpul sambil bercengkrama seru.
Zayn melangkahkan kakinya berjalan mendekati sang ibunda yang sedang berbincang dengan teman-temannya. Pria itu sudah merekahkan senyuman meskipun sang ibu belum melihat dirinya sama sekali karena sibuk berbincang. Detik kemudian ia memeluk wanita paruh baya yang tampak awet muda itu tanpa malu meskipun saat itu banyak keluarga dan teman-teman orangtuanya, wanita yang paling dicintainya sedunia, wanita yang sangat berarti baginya, yang menjadi alasan kenapa dia hidup, dan untuk apa dia hidup. Ya, wanita itu, Trisha Malik--ibunya tercinta.
Trisha menoleh kebelakang saat merasakan sebuah pelukan yang membuat batinnya berdesir, ia melihat putra semata wayang sedang memeluknya.
"Happy birthday to my beautiful mommy" bisik Zayn tepat ditelinga ibunya, ia meninggalkan kecupan manis dipipi Trisha.
Trisha tersenyum dan berbalik untuk memeluk putra kesayangannya itu, "thankyou sunshine!" Trisha memeluk Zayn erat yang kini menaruh dagunya dibahu Trisha, karena tubuhnya lebih tinggi dari sang ibu jadi Zayn membungkuk untuk memeluknya. Trisha mengecup kening Zayn dan mengelus pipinya yang terdapat bulu-bulu halus sebagai ciri khas nya.
Betapa bangga nya Trisha memiliki Zayn dihidupnya dan melihat Zayn kini menjadi pemuda yang sukses tanpa pernah membebani kedua orangtuanya. Tiada kata yang bisa mendeskripsikan perasaannya pada Zayn, Trisha amat sangat mencintai putra semata wayangnya itu.
Zayn menatap mata ibunya yang berbinar dan mulai berkaca-kaca. Wanita itu menatapnya sendu sambil tersenyum manis.
"Ayolah bu, jangan menangis!" ucap Zayn membuat ibunya terkekeh pelan lalu menggelengkan kepala.
"Okay, never" ucap Trisha lalu tersenyum.
Zayn mengusap punggung Trisha lembut sambil tersenyum simpul. "Aku akan memberikan hadiah untuk ibu nanti malam, tidak apa-apa, kan?"
Trisha menggeleng pelan, "tak perlu memberiku apapun. Kau adalah hadiah yang paling indah yang pernah aku miliki" ucapan Trisha membuat Zayn semakin melebarkan senyumannya yang khas, lidahnya dijepit diantara deretan giginya yang rapi. Membuatnya tampak terlihat manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dusk Till Dawn✔
FanfictionKau adalah alasan mengapa aku harus melanjutkan hidupku. Copyright. 2017 by Zelvia Malik (17/09)