35. Nightmare

682 56 0
                                    

Cassandra tahu. Dia bukan apa-apa dibanding Olivia didalam kehidupan Zayn. Tapi Cassandra yakin dengan sepenuh hati, kalau Zayn sangat mencintainya.

***

"Sepertinya kau harus berkunjung kemakamnya," ucap Cassandra. Pandangan matanya masih sama, takut.

Zayn mengapit kedua pipi Cassandra dengan telapak tangannya yang hangat. Ia menatap Cassandra kelam-kelam. Mata hazelnya selalu berbinar.

"San, dengar ya!" ucap Zayn dengan suara seraknya. "Aku sangat mencintaimu, hanya dirimu. Aku sudah melupakan Olivia. Semua tentang kami. Aku hanya milikmu dan kau hanya milikku. Itu hanya mimpi buruk. Aku tidak mau kau memikirkannya terus menerus. Itu hanya omong kosong, tak usah dipedulikan, oke?" ujar Zayn yang lalu memeluk Cassandra erat. Cassandra melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Zayn. Ia selalu merasa tenang saat berada dipelukan Zayn.

"Sudah, ayo kita berangkat. Aku tidak sabar untuk bertemu keponakanku" ucap Zayn seraya melepaskan pelukannya.

"Oke," sahut Cassandra datar.

"Berikan aku senyuman, please?" pinta Zayn.

Cassandra lalu mengembangkan senyumnya. Zayn sungguh bingung, kenapa Cassandra begitu sangat cantik, sebenarnya jurus apa yang dilakukan Mr. Paul saat berencana membuat Cassandra? Zayn terkekeh memikirkan itu. Lalu menggandeng tangan Cassandra dan keluar dari apartemen.

***

"Siapa namanya?" tanya Cassandra pada Doniya. Matanya berbinar melihat wajah tampan keponakan Zayn yang masih berusia beberapa hari itu.

"Namanya Fatih Pawaaz Malik"

"Halo Fatih!" Cassandra mengelus lembut pipi bayi mungil itu. Pipinya chubby dan kemerahan, bulu matanya lentik dan beralis tebal seperti keluarga Malik. Tetapi warna matanya bukan hazel atau coklat melainkan abu-abu, mirip dengan suami Doniya yang keturunan turki, Omar.

Cassandra memang sangat menyukai anak kecil apalagi bayi. Andai saja dia tidak keguguran mungkin bayinya akan menjadi teman main Fatih nanti.

"Boleh aku menggendongnya, kak?" Tanyanya

"Tentu saja" ucap Doniya ramah. Ia memberikan Fatih pada Cassandra. Cassandra menimangnya perlahan sambil mengajaknya mengobrol meskipun bayi itu pasti tidak akan menyahut, tapi dia tertawa sesekali saat Cassandra mengajaknya bicara.

Zayn hanya memperhatikannya dari sofa. Doniya berjalan kearah Zayn yang sedang duduk disofa bersama Omar.

Doniya duduk disebelah Omar berhadapan dengan Zayn. "Jadi, kapan resepsi pernikahan kalian dilaksanakan?" Doniya membuka suara.

Zayn terkekeh kecil. "Secepatnya kalau bisa" jawabnya.

"Kau belum mulai mengurusnya? Ya ampun Zayn, sebenarnya kau mau menikahinya atau tidak, sih?" gerutu Doniya.

"Tentu saja aku akan menikahinya. Tapi aku ingin menikmati waktu-waktu kami sekarang, ya... paling tidak beberapa bulan lagi" sahut Zayn ringan.

"Jangan biarkan dia menunggu lama, Zayn."

"Iya, kak"

***

Cassandra dan Zayn masih dirumah Doniya. Zayn berkali-kali membuat Fatih tertawa karena ocehannya yang tidak jelas.

Astaga, Zayn hanya mengatakan 'kalau sudah besar, kau akan menjadi pria tampan sepertiku' apanya yang lucu coba? dengan mengatakan itu Zayn membuat Fatih tertawa digendongan Cassandra. Cassandra hanya meringis ketika mendengar Zayn memuji dirinya sendiri kepada Fatih. Tunangannya itu memang sangat tampan sampai-sampai Cassandra tidak bisa melirik pria lain, tapi tetap saja, dia terlalu pede dan kadang membuat Cassandra bergidik.

Dusk Till Dawn✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang