Cassandra duduk disofa berhadapan dengan Zayn. Zayn sedang mengelap darah disiku Cassandra dan memberinya obat merah lalu mengikatkan sikunya dengan kain kasa.
"Selesai" ucap Zayn yang kemudian membereskan kembali kotak P3K miliknya. "Sakit ya?"
Cassandra tak menjawab. Ia hanya menatap Zayn begitu juga dengan Zayn yang membalas tatapan Cassandra.
"Apa?" tanya Zayn datar, cewek itu mengalihkan pandangan ke jarinya yang bertautan. "Terimakasih" ucapnya singkat
Zayn tersenyum kecil "sama sama". Ia menghadap ke televisi, namun dia merasakan sesuatu yang dingin sedang memegang pergelangan tangannya. Zayn menoleh kesamping, Cassandra memegang pegelangan tangan kiri Zayn.
"Zayn," Cassandra menatap mata Zayn kelam, sementara Zayn menatapnya heran. "Apa ini apartemenmu?" tanya Cassandra yang masih memegang pergelangan tangan Zayn.
Zayn mengangguk pelan "iya, kau mau makan? aku akan membelikan makanan untukmu, setelah itu kuantar kau pulang" ujar Zayn
"Tidak." Cassandra menggeleng cepat dan mengeratkan pegangannya pada pergelangan tangan Zayn. Zayn mengerutkan dahi lalu menatap genggaman Cassandra yang erat ditangannya itu. "Uhm, maaf" ucap Cassandra, setelah dia menyadari kalau dia menggenggam Zayn sedari tadi. Jadi ia melepaskan genggamannya.
"Tak apa" sahut Zayn ringan
"Zayn, bolehkah aku menginap disini untuk beberapa hari, please?" Cassandra mengatupkan kedua telapak tangannya dan menatap Zayn penuh harap.
Mata Cassandra berbinar, membuat Zayn sulit untuk menolak. Tetapi Zayn tidak bisa tinggal disini sejak kejadian setahun yang lalu. Dia akan kembali ingat pada Olivia jika dia tinggal di apartemen ini.
"Tapi, kenapa?" tanya Zayn. "Bukannya lebih baik jika kau tinggal dirumah bersama keluargamu?"
Cassandra menggigit bibir bawahnya sambil menundukkan kepala. "Aku sedang ada masalah, Zayn. Aku tak mau mereka tahu" ucap Cassandra yang kembali menatap Zayn dengan ekspresi yang sama. "Please? Kau tinggal sendiri, kan?"
Zayn menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia juga menggosok sebelah alisnya dengan telunjuknya, kebiasaannya kalau sedang bingung. "Baiklah, kau bisa tinggal disini untuk beberapa hari. Lagipula kau adalah anak dari sahabat ibuku, aku juga mengenal keluargamu dengan baik"
Senyum Cassandra merekah, mata biru kelabunya berbinar-binar setelah Zayn mengizinkannya menginap untuk sementara waktu. Tak disangka, awalnya Cassandra mengira kalau Zayn tidak sebaik ini, tapi ternyata dia pria yang sangat baik. "Terimakasih Zayn"
"Never mind, Sandra" sahut Zayn santai
"Sandra? Just call me Cassie, or Cassandra"
"Something wrong? I just wanna call you Sandra" sahut Zayn
"Huft, whatever" Cassandra memutar bolamata. Ia lalu menyandarkan tubuhnya pada sofa empuk di apartemen Zayn. "Zayn, can we be friends?"
"Why not?" Zayn menyeringai. Cassandra membalasnya dengan senyuman manis. "Sandra, aku akan membeli makanan diluar, kau tunggu disini, ya?" Zayn bangkit dari sofa dan berjalan menuju pintu depan
"Okay"
Cassandra menggonta-ganti channel televisi Zayn, mencari-cari tontonan seru selama menunggu Zayn kembali membawa makanan.
Zayn mengendarai mobilnya menuju McDonalds, ia memarkirkan mobilnya di McD yang terletak tak jauh dari flat nya. Astaga! aku dan Olivia dulu sering makan disini..
Zayn terus melangkahkan kakinya memasuki McD dan berusaha mengabaikan ingatannya dengan Olivia dimasa lalu. Ia membeli dua Cheese Burger, satu french fries, dan dua lemonade. Ia juga mampir disebuah mini market membeli makanan ringan untuk camilan, dan alat mandi. Karena camilan dikulkas Zayn tak sedikit yang sudah expired karena terlalu lama disimpan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dusk Till Dawn✔
FanfictionKau adalah alasan mengapa aku harus melanjutkan hidupku. Copyright. 2017 by Zelvia Malik (17/09)