"Ceritakan tentangmu" ucap Cassandra. "..tentang Olivia" lanjutnya yang seketika membuat Zayn terpelangah.
"Argh! aku benci ini" ringis Zayn. "Aku benci mengingatnya, tapi aku akan menceritakan semuanya padamu. Tentang Olivia," ucap Zayn, dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya.
Zayn berusaha keras untuk tidak menangis dan merasa sedih lagi ketika menceritakan tentang Olivia pada Cassandra.
"Olivia, kekasihku dan juga tunanganku. Kami berpacaran selama dua tahun, saat hari ulangtahun nya, aku berencana memberikannya kejutan di tempat ini, Thames River. Dia bilang dia akan datang pukul 7, aku sudah menyiapkan semuanya tapi dia tidak datang dan tidak menghubungiku. Aku sangat kecewa karena aku menunggunya berjam-jam saat itu, dipukul 11 ibunya menelponku, mengatakan bahwa Olivia sedang koma dirumah sakit karena kecelakaan dalam perjalanan ke Thames River untuk bertemu denganku. Ketika dirumah sakit, dokter mengatakan bahwa janin dirahim Olivia tidak dapat diselamatkan, aku tidak tahu kalau Olivia sedang mengandung, disiang hari sebelum kecelakaan, Olivia sempat mengatakan padaku kalau dia akan memberiku hadiah dihari ulangtahunnya, mungkin hadiah yang dia maksud adalah calon bayi kami tersebut. Tapi sayangnya, dia tidak bisa diselamatkan karena saat itu usianya masih 3 minggu dan sangat lemah, apalagi tubuh Olivia terpental jauh dan terbentur pohon. Olivia koma selama 9 hari, dia belum sadar sama sekali, tapi tuhan lebih menyayanginya, Olivia meninggalkanku dan dia sudah tenang disurga bersama calon bayi kami." ujar Zayn
Cassandra meneteskan airmata haru, "bersabarlah Zayn!" ucapnya sambil mengusap punggung Zayn lembut.
Zayn menatap Cassandra, "disaat orang-orang ingin kehidupan, kau malah ingin mengakhiri hidupmu, itu sebabnya aku menghentikanmu saat kau mencoba loncat ke sungai itu."
"Aku menyesal. Aku bersyukur kau menghalangiku loncat kesana" Cassandra menatap Thames River.
"Sebesar apapun masalahmu, jangan pernah lari darinya. Hadapilah dengan percaya diri dan penuh keyakinan, kau pasti bisa, Sandra. Semangat ya!" Zayn mengembangkan senyumannya.
-
"Sepertinya Jawaad sudah tidur" ucap Zayn sambil melepaskan jaketnya dan menggantungnya didinding.
Sepulangnya dari Thames River, Zayn dan Cassandra kembali ke apartemen pukul 9:17. Mereka hanya berbincang di Thames River setelah itu mereka kembali ke apartemen.
"San, apa kau lapar?" tanya Zayn pada Cassandra diambang pintu kamarnya.
Cassandra yang sedang merapikan tempat tidur itu menoleh kearah Zayn yang berdiri diambang pintu.
"Tidak terlalu" jawabnya. "Tapi jika ada makanan, boleh juga"
"Aku punya beberapa camilan, mau?" Zayn masih berdiri didepan pintu kamarnya.
"Oke, aku akan menyusul" kata Cassandra.
Setelah merapikan tempat tidur, Cassandra pergi ke meja makan dan menemani Zayn duduk disana. Jawaad sudah tertidur sangat nyenyak sejak mereka pergi ke Thames River.
Ada beberapa snack dan camilan diatas meja makan. Zayn sedang memakan cookies sedangkan Cassandra memakan cokelat bar yang sudah dia beli bersama Zayn kemarin siang di supermarket.
"Kau membeli banyak cokelat bar, padahal itu kan bisa membuatmu gemuk" ucap Zayn sambil memasukkan cookies kemulutnya.
Cassandra memegang cokelat bar nya yang lumayan besar dan menggigitnya sambil menatap Zayn. "Tidak juga," ucapnya sambil asyik mengunyah cokelatnya. "...aku sering makan cokelat tapi tidak kunjung gemuk, tuh" lanjutnya.
"Itu karena kau terlalu sering menangis, dan banyak pikiran". kata Zayn. "Kenapa sih wanita suka makanan manis?" tanya Zayn
Cassandra masih asyik memakan cokelatnya. "Ya, karena begitu kodratnya. Entahlah," Cassandra mengangkat bahu dan tidak terlalu memperdulikan pertanyaan Zayn tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dusk Till Dawn✔
FanfictionKau adalah alasan mengapa aku harus melanjutkan hidupku. Copyright. 2017 by Zelvia Malik (17/09)