Zayn buru-buru menutup kotak itu rapat-rapat dan menaruhnya kembali kebawah ranjang tempat tidurnya. Sudah cukup ia membiarkan hatinya teriris lagi setiap mengingat masa lalunya.
Zayn menyeka airmatanya, ia berusaha untuk mengendalikan dirinya sebaik mungkin. Zayn turun dari kamarnya dan berjalan keluar rumah. Ia duduk diatas anak tangga didepan rumahnya menatap gerbang rumahnya yang terpampang besar berwarna putih berpadu gold.
Kemudian Zayn merasakan sentuhan dibahunya. Ia mendongak kebelakang, dan mendapati sang ibu yang tersenyum ke arahnya. Trisha duduk disebelah Zayn sambil memegang punggungnya.
"Kenapa sendirian diluar?"
"Tidak, aku hanya ingin mencari udara segar" jawab Zayn. "Ibu sendiri, kenapa keluar?"
"Karena melihat putra ibu diluar sendirian. Oh ya, Zayn, menurutmu Cassandra bagaimana?" Wajah Trisha menjadi sumringah saat dia menanyakan tentang Cassandra.
Zayn memijat pelipisnya sambil berpikir.
"Entahlah, aku kan tidak mengenalnya" jawab Zayn singkat.
"Eh iya," Zayn menatap Trisha. "aku baru tahu kalau Ms. Ashley punya anak perempuan, setahuku anaknya laki-laki bernama Andy, kan?"
"Cassandra memang baru kembali dari LA 5 bulan lalu, jadi mungkin karena itu kau tidak tahu Ashley punya anak perempuan."
Zayn hanya mengangguk-angguk.
♡♡♡♡
Alarm pada jam beker diatas meja nakas berdering keras, membuat pria yang masih tertidur itu kian menggedipkan matanya. Zayn langsung menggeprak jam bekernya, kini benda itu tidak berdering lagi. Ia menyibak selimut tebal berwarna putih polos yang menutupi tubuhnya semula, kemudian turun dari kasur empuknya dan berdiri menghadap kaca besar yang tingginya hampir sama dengan tinggi badan Zayn, kaca itu terpampang didinding dekat lemari.Zayn menatap dirinya sendiri, ia melihat kantung matanya mengendur karena sulit tidur semalam. Ia baru bisa tidur sekitar pukul 2 pagi, itupun karena memakan banyak camilan dikulkas. Sekarang masih pukul 6.
Zayn terbiasa tidur bertelanjang dada, ia menatap ukiran-ukiran dari tinta yang menurutnya indah--itu ditubuhnya. Tatonya semakin bertambah banyak karena Zayn memang menyukainya. Tetapi, selama dua tahun belakangan sejak Zayn mengenal Olivia, dia sama sekali tidak berani membantah permintaan wanita itu agar berhenti membuat tato baru.
Pada akhirnya, setelah Olivia meninggalkannya, kini perintahnya sudah tidak berguna lagi, Zayn semakin menambah tato baru ditubuhnya, berkali-kali, ia merasa dirinya yang lama sudahlah mati bersama Olivia dan calon bayinya.
Sekarang, Zayn yang sedang dipandangnya didepan kaca adalah Zayn yang baru. Yang tidak akan pernah menuruti perintah oranglain kecuali ibunya.
***
Zayn berangkat ke kantor pukul 7. Ia langsung pergi walaupun ibunya sudah memintanya untuk sarapan bersama keluarga. Tapi Zayn meminta maaf, karena dia harus benar-benar sampai ke kantor sebelum pukul 8. Ia
melangkah keluar dari lift yang sudah membawanya kelantai 5 ruang kerjanya. Para staf menyapa nya ramah, tetapi pria itu mengabaikannya dan terus berjalan gagah menuju ruang kerjanya.Seorang security membukakan pintu kaca ruang kerja Zayn saat melihat sang manager tampan itu datang. Security itu memberikan ulasan senyum yang ramah.
"Pagi, tuan" sapanya
Zayn berjalan masuk keruang kerjanya sambil membalas dengan satu anggukan pada security itu.
Zayn membanting tubuhnya ke kursinya yang cukup nyaman dan mengeluarkan berkas-berkas didalam tas nya untuk memeriksanya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dusk Till Dawn✔
FanfictionKau adalah alasan mengapa aku harus melanjutkan hidupku. Copyright. 2017 by Zelvia Malik (17/09)