21. Kecelakaan

812 61 1
                                    

"Mr. Malik"

"Oh, dia sedang sibuk. Dokter, dia bukan suamiku, dia temanku" ucap Cassandra kemudian turun dari ranjang dan berjalan menuju meja kerja sang dokter diiringi dokter Tita dibelakangnya.

"Benarkah? Kukira dia suamimu. Jadi, bayimu bukan anak dari Mr. Malik?" tanya dr. Tita yang duduk dikursi kerjanya, lalu Cassandra duduk dihadapannya.

"Bukan, ayah dari bayiku--pergi meninggalkan kami"

"Maafkan aku, nyonya"

"Tak masalah"

"Baiklah, ini vitaminnya. Vitamin yang saya berikan bulan lalu pasti sudah habis"

"Benar dokter. Baiklah, terimakasih ya dok "

"Sama-sama nyonya"

Cassandra pun keluar dari ruangan dokter Tita yang super dingin itu.

Niatnya, Cassandra akan pulang naik taxi saja, karena dia tidak ingin mual lagi jika naik trem.

Salju masih turun sangat lebat, membuat udara sangat dingin. Sampai-sampai nafas Cassandra berasap. Ia berjalan dihalaman depan rumah sakit menuju gerbang luar rumah sakit itu, ia mencari halte terdekat dari sini, dan memutuskan untuk menunggu taxi nya di halte itu.

Cassandra langsung menghentikan sebuah taxi begitu dia melihatnya, taxi itu berhenti dihadapannya. Ia melangkahkan kakinya menuju taxi yang jaraknya sekitar tiga langkah dari tempatnya berdiri dihalte.

Tapi naas, dia terpeleset saat menginjak lantai halte itu yang lumayan licin karena terbuat dari keramik yang juga terdapat butiran es dari salju yang turun menggebu-gebu.

Cassandra terjatuh, membuatnya berteriak kencang. Ia merasakan sakit diperut juga bokongnya. Kepalanya hampir saja terbentur kelantai, tapi Cassandra menahan bobot tubuhnya dengan bokongnya, tak lama lagi ia melihat darah yang mengalir disekitar pahanya. Casual dress berwarna putih yang ia kenakan terkena bercak darah yang keluar. Karena shocked, akhirnya kesadarannya pun hilang.

Orang-orang yang ada disekitar halte itu--tak terkecuali supir taxi, langsung menolongnya begitu melihat Cassandra berteriak dan mengalami pendarahan hebat.

Mereka membawanya ke rumah sakit yang barusaja Cassandra kunjungi tadi, rumah sakit yang letaknya hanya sekitar 10 meter dari halte itu.

Dokter Tita tidak jadi berlibur natal keluar kota setelah mengetahui Cassandra mengalami pendarahan begitu parah.

"Kau dimana?"

Andy langsung mengatakan itu saat Zayn barusaja mengangkat telpon darinya.

"Aku sedang dimakam. Kenapa?"

"Cepatlah kerumah sakit Pavilia yang biasa Cassie melakukan check up. Cassandra mengalami pendarahan". Zayn menjatuhkan ponselnya seketika, ia menganga, lututnya lemas. Zayn meraih kembali ponselnya dan berlari kearah mobilnya terparkir. Ia melajukan mobilnya cepat tanpa memikirkan apapun kecuali kondisi Cassandra dan bayinya.

-

"Dimana dia?" Zayn memegang erat kedua lengan Andy sambil menggoyahkannya. Zayn berusaha mengatur nafasnya yang mulai terengah-engah. Ia melihat keluarga Cassandra berkumpul didepan sebuah ruangan.

"Dia didalam, Zayn. Dia belum sadar, kau harus menemaninya, kau harus ada disisinya disaat dia mengetahui kabar buruk ini" Andy terlihat membendung airmatanya.

"Kabar buruk apa?" tanya Zayn tegas. matanya sudah mulai memerah.

Zayn melihat sekeliling, dan mendapati Ashley yang sedang menangis dipelukan Paul.

Dusk Till Dawn✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang