36. The Cake

680 52 2
                                    

"tapi--kau yakin ingin membuang semua itu?" tanya Cassandra.

Zayn menatapnya kelam. "aku yakin, aku hanya ingin mengingatmu terus, aku tidak butuh semua ini. Semuanya sudah berlalu" ucapnya. "ayo!". Ia menggandeng tangan Cassandra saat sudah memakai kaos putih dan keluar dari apartemennya sambil membawa kotak itu.

Zayn pergi ke halaman depan apartemen dan menuang semua isi kotak itu ke tempat sampah lalu membakarnya. Ia juga membuang kotaknya. Cassandra hanya terdiam menyaksikannya. Hatinya merasa lega karena Zayn sangat mencintainya, tapi disisi lain ia juga merasa cemas dengan perasaan Olivia.

"Dengar, Sandra!" Zayn memegang kedua pundak Cassandra dan menatapnya sejuk. "Aku hanya ingin dirimu, hanya kau. Aku berjanji akan selalu ada untukmu, dan akan selalu mencintaimu sampai kapanpun. Hanya ada kita, Zayn Javadd Malik hanya milik Cassandra Abigail Lexita Rawles dan Cassandra Abigail Lexita Rawles hanya milik Zayn Javadd Malik. ingat ya!" Zayn tersenyum lalu mencium kening Cassandra. Cassandra memeluknya.

"Kau ikut aku, kita akan kemakam Olivia" ucap Zayn.

***

Zayn berjongkok menghadap makam itu, tempat yang sudah sangat lama tidak ia kunjungi. Tempat yang biasanya menjadi tempat Zayn mencurahkan isi hati dan kerinduannya pada mantan kekasihnya yang terindah.

Zayn meletakkan sebuket mawar putih diatasnya. Ia sudah tak lagi mengukir nama Olivia dibatu nisannya.

Cassandra berjongkok disamping Zayn.

"Hey, apa kabar? Maaf jarang datang kesini lagi" ucap Zayn.

Zayn menatap nama Olivia Fernandes dengan sendu. Ia menghela nafas panjang. Oke, pada dirinya sendiri. Ia berjanji kali ini tidak akan menangis lagi saat mengunjungi makam Olivia.

"Oliv, kau adalah segalanya. Aku sangat mencintaimu, dan aku tahu kau sangat mencintaiku. Tapi, kita sudah berbeda alam. Kuakui, hidupku hampa tanpamu. Tapi sekarang tidak lagi, ada seseorang yang membuat hidupku berwarna lagi, ada seseorang yang telah membuatku bangkit dari keterpurukan, seseorang yang mampu menghiasi hari-hariku dengan cinta dan kebahagiaan. Aku sangat mencintainya, aku sangat mencintai Cassandra. Dia kekasihku. Pujaan hatiku. Dia calon istriku. Dia akan melahirkan anak-anakku yang lucu suatu hari nanti. Dan dia sangat mencintaiku." ujar Zayn lembut. Cassandra mengusap punggungnya dan merangkul Zayn sambil tersenyum kecil.

"Hidupku bersamanya. Kuharap kau mengerti kalau kita hanyalah masalalu. Kuharap kau merestui hubunganku dengan Sandra. Aku bahagia bersamanya. Kalaupun kau tidak merestui kami, toh kita tak akan pernah bisa kembali bersama. Jadi, kumohon, jangan pernah ganggu hidup kami, aku tahu kau orang yang sangat baik. Aku sangat mengenal betapa tulusnya dirimu. Tapi, kurasa sudah saatnya aku melupakanmu dan menjalani kehidupanku. Aku tak mungkin terus mengingatmu karena jujur saja, itu selalu membuatku merasakan sakit didadaku. Olivia, aku dan Cassandra tak lama lagi akan menikah, kami akan berbahagia dan mempunyai anak-anak kelak. Kumohon restui kami. Dia wanita yang baik, dia akan menjagaku dan anak-anakku dengan baik. Berbahagialah selalu disana, Oliv!" Zayn tersenyum kecil lalu menatap Cassandra, kemudian berdiri. Ia menautkan jarinya pada jari Cassandra lalu pergi dari tempat itu.

***

2 bulan kemudian . . . . .

Zayn tidak bekerja hari ini. Hari ini ia sedang membuat kue bersama Cassandra, entah bagaimana rasanya kue buatan Zayn ini, yang pasti ini membuatnya senang. Zayn menghias cheese cake yang dibuatnya dengan whip cream warna biru diseluruh permukaan kue berbentuk kotak itu.

Ia menggambar dirinya dan Cassandra diatas kue dengan cream warna-warni. Selain jago menggambar di dinding dan kertas, ternyata Zayn juga mahir menggambar diatas permukaan kue.

Dusk Till Dawn✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang