"San, lihat! aku membuatkan sup ayam untukmu" Zayn datang membawakan semangkuk sup ayam pada Cassandra yang langsung melebarkan senyumannya, ia menunjukkan deretan giginya yang rapi.
"Kau baik sekali!" ucapnya riang sambil mengambil mangkuk yang diberikan Zayn. Cassandra mencicipinya, matanya berbinar ketika mencoba sup ayam buatan Zayn. "Kau sungguh pandai memasak, Zayn" pujinya
"Iyalah, aku belajar masak sejak lama. Ibuku mengajarkan resep beberapa menu masakan" sahutnya.
Ya ampun! pria ini sungguh perhatian
***
"Sandra, kau sudah minum vitamin yang diberikan dokter?" tanya Zayn
"belum, aku lupa" jawab Cassandra sambil mengambil ponselnya diatas meja.
Zayn bangkit dari posisi duduknya disebelah Cassandra diatas sofa, "kau ini, kenapa bisa lupa? Aku akan ambilkan vitaminnya" Zayn beranjak kekamar dan mengambil vitamin diatas nakas, lalu menuangkan segelas air mineral didapur dan kembali ke sofa. "Ini" ucapnya seraya menyodorkan segelas kaca air mineral dan vitaminnya pada Cassandra.
Cassandra segera meminumnya. "Terimakasih banyak atas semua yang kau lakukan padaku, Zayn" ucap Cassandra haru, ia meneteskan airmatanya.
Zayn menyeka airmata Cassandra dengan jarinya, "jangan menangis, Sandra. Sepertinya kau suka sekali menangis" goda Zayn
"Aku hanya terharu dengan kebaikan mu"
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu apartemen Zayn.
"Siapa yang datang?" Zayn terkejut ada yang mengetuk pintu apartemennya. Ia beranjak dari sofa dan membuka pintunya perlahan.
"Hai bro!" Pria berwajah timur tengah seperti Zayn itu langsung memeluknya saat melihat sepupu tampannya itu membukakan pintu.
"Jawaad?"
***
"Jadi, kau menginap disini karena apa? Kalian kan tidak mempunyai hubungan apa-apa, dan kau bisa tinggal dirumah orangtuamu, lalu untuk apa kau menginap di apartemen Zayn sedangkan kau bukan pacarnya?" Tanya Jawaad
Cassandra menunduk. "Aku tahu, maaf selalu merepotkanmu, Zayn. Kalau begitu aku akan pergi" Cassandra pergi kekamar dan mengemasi pakaiannya.
"San!" panggil Zayn. "Jawaad apa yang kau katakan? Kau menyinggungnya, bodoh!" Oceh Zayn yang kemudian menyusul Cassandra dikamarnya.
"Sandra, jangan pergi!" sergah Zayn.
Cassandra memasukkan pakaian-pakaiannya kedalam tas ransel.
"Aku sudah cukup menyusahkanmu." ucapnya sambil terisak. "Aku tak ingin membebanimu terus, Zayn"
"Kau jangan dengarkan perkataan Jawaad tadi, dia tidak bermaksud begitu kok" Cassandra masih menangis sembari mengemas barang-barangnya.
"Sandra? Hey, dengarkan aku!" Zayn memegang kedua tangan Cassandra. "Tatap aku oke? Dengarlah," Zayn memegang kedua pipi Cassandra yang dingin itu. "Kau tidak menyusahkanku sama sekali, kau tidak membebaniku, percayalah! Aku senang membantumu, aku senang melindungimu, aku senang berteman denganmu. Jangan tinggalkan aku, please?" Zayn menatapnya sendu sambil menyeka airmata wanita itu. "..kau bisa tinggal disini selama yang kau mau Sandra. Jangan tersinggung dengan perkataan Jawaad, tenang saja disini aku yang memutuskannya dan aku mau kau tetap disini, ya?"
Cassandra mengalungkan tangannya keleher Zayn, ia memeluk Zayn erat sambil menangis. "Kau sangat baik hati, aku bersyukur bertemu denganmu, Zayn".
"Sudah, hentikan tangismu" Zayn menuntun Cassandra kembali ke sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dusk Till Dawn✔
FanfictionKau adalah alasan mengapa aku harus melanjutkan hidupku. Copyright. 2017 by Zelvia Malik (17/09)