Malam berganti ke pagi, lalu beralih ke malam kembali dengan cepat. Entah kenapa hari ini berlalu begitu cepat. Detik ke menit dan menit ke jam beralih dengan intensitas dan kecepatan yang tak bisa diperkirakan.
Senja masih bergelut dengan peralatan make up yang ia pinjam dari Birra dan beberapa kawan Panti. Sebagai wanita yang memang tak terbiasa untuk bersolek, Senja cukup kerepotan untuk membuat wajahnya cantik seperti artis-artis di TV, walaupun kebanyakan cantik make up atau cantik operasi.
Memoles wajahnya dengan bedak mungkin sudah mahir ia lakukan, walaupun tak setiap hari ia melakukannya. Kegiatan seperti membuat alis, memberikan shadow pada hidung dan mata, atau mencerahkan wajahnya dengan make up adalah beberapa kegiatan bersolek yang harus ia taklukan malam itu.
Baru soal wajah, soal rambur berbeda lagi. Senja memang punya alat pengeriting rambut atau alat pelurus rambut hadiah dari beberapa kawan, tapi ia sama sekali tak tahu bagaimana menggunakannya. Huh! Dasar Senja norak! Birra mengerutu dalam hati melihat Senja dan Ratvika masih bergelut dengan peralatan kecantikan tersebut.
"Jadi, kalo ini cara pakainya begini..." ucap Ratvika mengajarkan Senja menggunakan alat pengeriting rambut. Senja menunjukkan foto gaya rambut Cameroon Diaz yang sedikit keriting di bawah, sementara untuk riasan, ia lebih suka gaya sexy mirip Kendall Jenner.
Senja mengangguk. Ia pelan-pelan melakukan apa yang dicontohkan oleh Ratvika. Sedikit demi sedikit, ia mempelajari segala sesuatunya. Sesekali ia juga terbatuk setelah lapisan bedak ditambatkan pada pipinya. Beberapa serpihan bedaknya masuk ke hidung. Maklum, bedak murahan yang dijual di pasar malam.
Setelah cukup yakin, Senja melepas alat pengeriting dengan perlahan. "Nah, itu bisa kan? Kalau latihan pasti bisa. Artis-artis di tv itu juga make up latihan, bukan ujug-ujug bisa," ucap Ratvika tersenyum memperhatikan satu eksperimen Senja yang berhasil. "Lanjutkan ke rambut lain. Caranya sama."
"Avgi sudah datang?" tanya Senja sambil tangannya menggulungkan rambut hitamnya ke alat pengeriting.
"Avgi? Sudah, sedang berbincang dengan Bu Apik. Dia jauh lebih tampan dan menawan dari biasanya," ucap Ratvika dengan wajah gemas menceritakan soal Avgi.
"Hush! Ingat siapa yang kamu ceritakan itu!" ucap Senja sedikit menghardik Ratvika yang ditangkapnya sedikit berlebihan dalam ceritanya.
"Memangnya siapa? Kamupun juga belum apa-apa sama dia, kan? Hayoo..." ucap Ratvika dengan wajah meledek sementara tangannya sibuk mengoles Blush On di pipi Senja.
"Segera...." tangkas Senja berucap dengan percaya diri. Matanya terlihat begitu yakin. "Atau mungkin malam ini dia akan menyatakan cintanya padaku..."
Ratvika tersenyum geli. Pikirnya, cinta sudah membutakan akal sehat Senja. Ia berubah menjadi sosok wanita mandiri yang sedikit jumawa dengan keadaannya sekarang, diantara 2 hati, Goar dan Avgi. Padahal dulu, Senja hanyalah sosok wanita mandiri yang senang menyendiri dengan alunan musik adat Jambi atau Melayu kesukaannya.
Satu per satu rambut mulai berkeriting dan satu per satu pipi mulai molek dibuat Ratvika. "Nah... Sudah siap..." ujar Ratvika yang diikuti oleh gerak gerik Senja yang memperhatikan cermin dengan seksama. Matanya memperhatikan cermin dengan sangat teliti, walau ia tak paham bagaimana jenis atau hasil make up yang baik.
Ratvika menatap dengan tatapan aneh. Gerak-gerik Senja di depan cermin mengusiknya, seperti pelan-pelan mengatakan bahwa riasannya tak sebagus yang diimpikan. "Kenapa? Ada yang kurang?"
Senja menoleh dan menatap Ratvika sejenak. Ia lalu menatap cermin lagi. "Bukan, ada beberapa benda yang aku senang berada di dekatnya. Salah satunya cermin," ucap Senja semakin membuat Ratvika terusik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Dalam Ingatan [Completed] [Sudah Terbit]
Chick-Lit[Long List Wattys 2018] Arkadewi Senja Dwiyana terus menutup dirinya dari cinta. Baginya, cinta hanya membuatnya terluka hingga jadi tak berdaya. Hanya Avgi, seorang pria yang sebelumnya dianggap sombong, yang mampu meluluhkan dinding keras hati Sen...