Alfie terus berjalan di pedestrian menuju ke stasiun kereta. Namun ia mengubah niatnya itu karena ia merasa tak ingin langsung pulang ke rumah. Alfie melihat jam di menara jam dekat stasiun masih menunjukkan pukul 4 sore. Ia memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat yang dapat menenangkan hati dan pikirannya. Alfie pun segera menunggu bus di halte dekat stasiun tersebut.
Dylan yang sedang mengendarai motor besarnya menepi begitu melihat Alfie menaiki bus kota. Ia penasaran kemana Alfie ingin pergi menggunakan bus itu. Ia pun mengikuti bus itu saat bus tersebut berjalan.
Alfie mengunjungi makam ayah dan ibunya. Setibanya di sana, Alfie duduk meratapi nisan kedua orang tuanya. Tak lama tubuhnya bergetar seiring isak tangisnya pecah. Tanpa Alfie sadari, di saat itu Dylan sedang berdiri tak jauh memerhatikannya. Dylan merasa iba. Ia enggan untuk menghampiri Alfie. Tetapi, tak sengaja Dylan menginjak dedaunan kering saat melangkah mundur. Sontak Alfie menoleh. Ia terperanjat melihat sosok Dylan. Cepat-cepat Alfie menyeka air matanya.
"Dylan?" hardik Alfie dengan mata sembab.
"H—Hai." Dylan menatapnya ragu.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Alfie.
"A—Aku kebetulan ... tak sengaja mengikutimu kemari."
"Kau mengikutiku?"
"B—Bukan begitu." Dylan semakin salah tingkah. Alfie terus memandanginya seperti curiga. "Kau kenapa menangis? Kau baik-baik saja?" dalih Dylan menyamarkan gelagatnya yang salah tingkah.
Alfie tak menjawabnya. Ia merunduk lesu. Tatapannya melirik batu nisan makam kedua orang tuanya.
"Apa mereka keluargamu?" tanya Dylan agak ragu.
"Mereka orang tuaku," jawab Alfie terdengar sendu.
Sontak Dylan merasa tak enak hati pada Alfie khawatir ia dianggap tak sopan karena mengganggunya saat Alfie mengunjungi makam orang tuanya.
"Sebentar lagi gelap. Sebaiknya kita pulang sekarang" ujar Alfie seraya bangkit berdiri. Dylan pun mengikutinya.
"Aku akan mengantarmu pulang" ujar Dylan tanpa ia sadari.
Alfie menoleh sebentar kearahnya.
"Tapi itu pun kalau kau mau" ujar Dylan lagi.
Alfie sedikit tertawa menanggapinya.
"Kurasa aku tak ingin menyia-nyiakan tawaranmu itu" ujar Alfie lalu ia segera mengambil tas ranselnya.
Dylan pun sedikit tersenyum menanggapinya.
"Peluk aku karena aku akan sedikit kencang mengendarai motor ini" ujar Dylan saat keduanya berada diatas motor.
"Apa? Aku memelukmu? Tidak, aku tidak mau" Alfie menolak.
"Kau tidak waras ya? Bagaimana saat dijalan nanti kau terjatuh?" ujar Dylan yang merasa heran dengan sikap aneh Alfie padanya.
"Dasar menyebalkan!" Alfie pun terpaksa melingkarkan kedua tangannya diperut Dylan.
Alfie pun bisa merasakan jika Dylan memiliki otot perut yang sama atletisnya seperti Shane. Walau otot perut milik Shane lebih terasa menonjol saat disentuhnya.
'Cih! Apa yang kupikirkan barusan!' batin Alfie merasa jijik dengan dirinya sendiri.
Dylan pun mengantarkan Alfie sampai ke rumahnya.
..........
"Terima kasih mengantarku pulang hari ini" ujar Alfie dengan sopan pada Dylan begitu turun dari atas motor.
"Sama-sama. Senang bisa menghabiskan waktu sore ini bersama mu" balas Dylan dengan ramah.
"Ya, aku juga merasa sedikit lebih baik sore ini" Alfie sedikit menyunggingkan senyum pada Dylan.
"Baiklah. Aku pulang sekarang" ujar Dylan berpamitan.
"Ngg... Kau tidak ingin mampir dulu?" tanya Alfie.
"Kurasa lain kali saja. Lagipula aku harus segera membersihkan tubuhku sekarang. Begitu juga denganmu" ujar Dylan dan membuat Alfie sedikit tertawa.
"Baiklah, kalau begitu hati-hati dijalan" ujar Alfie. Dylan pun tersenyum menanggapinya.
"Sampai bertemu besok" ujar Dylan yang langsung menarik gas motornya.
Alfie pun sedikit melambaikan tangan pada Dylan. Setelah itu ia beranjak masuk kedalam rumah.
Tanpa Alfie sadari, Shane sedang memantaunya dari dalam mobilnya yang parkir tak jauh dari rumahnya. Pria itu melihat semua percakapan Alfie bersama pria yang tak dikenalnya. Shane melihat dengan tatapan tajam pada Alfie yang sedang membuka pintu rumahnya dan masuk kedalam.
"Alfie..." geram Shane lalu ia langsung menancapkan gas mobilnya meninggalkan tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accident (The First)
RomanceTAMAT 23 November s.d 15 Desember 2017✍ [Book 1 of 3] Berawal dari pertemuan yang tak disengaja saat Alfie tengah melewati jam kelasnya dengan menyendiri di aula basket, ia berkenalan dengan seorang siswa bernama Shane yang tak diketahuinya adalah p...