9#LBAS1 (Flashback)

3.5K 396 6
                                    

Alfie dan Shane, meski belum lama berteman, tetapi keduanya tampak akrab dan seperti sudah saling mengenal lama. Shane yang sedang mengajak Alfie ke sebuah hutan untuk bermain bersama begitu merasa senang. Alfie pun bersemangat untuk bermain kejar-kejaran dengan Shane. Keduanya saling berlarian di tepi anak sungai yang alirannya cukup tenang dan dangkal.

"Ayo, tangkap aku Alfie!" teriak Shane agar Alfie lebih cepat mengejarnya Shane yang berlari didepannya.

"Aku akan menangkapmu, Shane!" teriak Alfie yang semakin mempercepat lariannya.

Shane dan Alfie tertawa-tawa sembari terus berlari.

Namun, tiba-tiba kaki Alfie tak sengaja tersandung batang pohon yang melintang dihadapannya. Alfie pun langsung kehilangan keseimbangan dan jatuh menghantam tanah yang dipenuhi dedaunan kering. Kacamatanya terlepas dari wajahnya dan jatuh tak jauh darinya. Shane yang sedang berlarian pun berhenti begitu tak lagi mendengar suara tawa Alfie.

"Alfie, kenapa kau—Alfie?!" seru Shane begitu melihat kearah belakang. Segera ia berlari menghampiri Alfie yang masih terjatuh menghadap tanah.

"S—Shane? Apa kau melihat kacamataku?" suara Alfie sedikit gemetar dan Shane segera mencarikan kacamata Alfie. Begitu mendapatkannya ia langsung memakaikannya pada Alfie dan membantunya berdiri.

"Alfie apa kau baik-baik saja?" Shane terlihat cemas sembari membersihkan pakaian Alfie dari kumpulan tanah yang menempel dibajunya.

"Shane... Sshh... Kakiku terasa nyeri." Alfie merasakan sakit pada kakinya. Shane pun perlahan melihat kearah kaki Alfie dan mendekatinya.

"Sepertinya kau terluka, Alfie. Sebentar aku akan melihatnya." ucapan Shane membuat wajah Alfie terlihat cemas dan memerah karena ia tak mau Bibi Anne khawatir jika ia terluka.

Shane dengan hati-hati menggulung celana jeans yang dikenakan Alfie.

"Akhh!! Aku merasakan nyeri yang sangat dibagian itu." ringis Alfie sembari melihat kearah langit.

Shane pun terkejut dan merasa sangat cemas sekali begitu melihat ada luka sobek disisi betis kaki Alfie. Sepertinya ada bagian batang pohon itu yang runcing dan melukai kaki Alfie. Shane melihat Alfie mulai meneteskan air matanya dengan terus melihat kearah langit. Shane tau ia sedang merasa sangat kesakitan. Dengan sigap Shane membuka kaos yang dikenakannya dan mengikatkannya pada kaki Alfie untuk memberhentikan pendarahan luka tersebut.

"Alfie, aku akan membawamu ke klinik. Luka mu harus segera diobati." ujar Shane yang terlihat cemas, "jadi, ayo. Naiklah kepunggungku. Aku akan menggendongmu." ujar Shane lagi.

Alfie pun mulai menghentikan tangisannya dan berusaha untuk berdiri dengan bantuan Shane. Setelah Alfie berdiri, Shane langsung menyuruh sahabatnya itu untuk mengalungkan lengannya dilehernya. Shane pun menggendong Alfie dibelakang dan segera membawanya ke klinik. Shane tidak mengenakan kaos sehingga Alfie bisa merasakan punggung Shane yang kokoh. Shane bagaikan anak laki-laki yang tangguh untuk dirinya. Ia menjaga Alfie dan begitu perhatiannya pada dirinya yang terluka saat ini. Batin Alfie kala itu.

"Shane?" bisik Alfie ditelinganya.

"Ya?" jawab Shane yang menghentikan langkahnya sejenak.

"Terima kasih." ucap Alfie ditelinganya. Shane pun hanya tersenyum dan kembali melanjutkan langkah kakinya.

Begitu sampai di klinik, dokter mengobati luka Alfie dengan menjahit luka sobek dikakinya. Shane menemani Alfie selama anak laki-laki berkacamata itu tampak menahan rasa perih dikakinya. Alfie menggenggam tangan Shane dengan erat. Setelah semuanya selesai, Shane meminta perawat untuk mengurus biaya administrasinya. Shane yang akan membayarnya. Tidak heran karena ia adalah anak seorang pengusaha.

Shane juga mengantarkan Alfie kerumahnya menggunakan taksi. Kala itu Bibi Anne masih belum pulang bekerja. Beliau masih menjadi juru masak ditempatnya bekerja. Alfie pun segera diantar Shane naik keatas kamarnya.

"Sebentar, aku akan mengambilkan mu air." ujar Shane begitu membaringkan Alfie diranjangnya. Alfie mengangguk mengiyakan.

Tak lama setelah itu kembali lah Shane dengan segelas air ditangannya.

"Ini, minumlah dulu." Alfie mengambil gelas tersebut dan meminum airnya. Shane tersenyum memperhatikannya. Alfie memberikan kembali gelas itu pada Shane dan diletakkannya diatas meja.

"Ambil lah kaos dari dalam lemariku dan kenakanlah. Kaos mu saat ini penuh dengan noda darahku." Shane pun mengangguk mengiyakan dan segera mengganti kaos yang dipinjamkan Alfie.

"Apa masih terasa nyeri?" tanya Shane yang masih terlihat cemas.

"Sedikit." ucap Alfie.

"Seharusnya aku tak mengajakmu untuk bermain ke tempat itu. Ini salahku hingga kau terluka seperti ini." ujar Shane yang menyalahkan dirinya atas musibah yang menimpa Alfie.

"Hei, kenapa kau berkata seperti itu? Akulah yang tidak berhati-hati saat mengejarmu." Alfie tak ingin Shane menyalahkan dirinya seperti itu. Perlahan Alfie meraih tangan Shane yang duduk disisi ranjangnya. Shane merasa bingung dan memperhatikannya.

"Terima kasih karena kau telah menjagaku... Shane." ujar Alfie dan membuat Shane perlahan tersenyum lebar.

"Ngg... Shane?" panggil Alfie.

"Apa kau ingin sesuatu?" tanya Shane.

"Maukah kau menemaniku hingga aku tertidur?" pinta Alfie dan Shane sejenak memandanginya.

"Tentu." jawab Shane yang membuat Alfie merasa bahagia. Shane pun ikut berbaring disebelah Alfie. Shane meletakan satu tangannya dibelakang kepalanya sembari melihat langit-langit kamar Alfie.

Entahlah, bagi Shane berbaring disisi Alfie membuat perasaannya menjadi damai. Perlahan Shane melihat Alfie disebelahnya. Ternyata Alfie sudah terlelap disebelahnya. Dengan hati-hati ia melepaskan kacamata yang masih dikenakan Alfie.

Hari semakin sore dan Bibi Anne pun kembali kerumah setelah seharian bekerja.

"Alfie?" panggil Bibi Anne sembari menaiki tangga. Ia membuka pintu kamar Alfie dan mendapati keponakannya itu sedang terlelap bersama Shane disebelahnya. Bibi Anne tersenyum dan kembali menutup pintu dengan perlahan.

*******

"Jika kalian berurusan dengan Alfie, itu artinya kalian juga berurusan denganku!" tantang Shane. Alfie kembali diganggu oleh teman-temannya disekolah.

"Minggir kau! Jangan sok jagoan disini!" maki salah satu perundung tersebut.

"Alfie, sebaiknya kau sedikit menjauh." ujar Shane yang tanpa basa-basi lagi langsung menendang perut anak laki-laki yang memakinya tadi. Shane berkelahi dengan 3 anak laki-laki yang kerap merundung Alfie.

Alfie pun hanya diam terpaku melihat perkelahian Shane dengan para perundung tersebut. Namun tanpa disangka Alfie langsung meninju salah satu wajah perundung tersebut saat ia ingin menyerang Shane dari belakang.

Akhirnya perkelahian tersebut berhenti setelah ketiganya kabur dan Shane mendapati luka memar diwajahnya. Lagi-lagi Alfie merasa khawatir dan segera mengobati luka Shane dan membawanya ke unit kesehatan sekolah. Shane benar-benar malaikat pelindungnya. Batin Alfie kala itu.

Setelah 3 bulan mereka bersama, Alfie harus menelan kenyataan pahit kalau Shane pindah ke Inggris tanpa memberitahunya. Ia hanya mengirimkan sebuah surat pada Alfie melalui pos. Alfie menangis tersedu-sedu setelah membaca isi surat tersebut.

Kala itu musim dingin baru saja menurunkan saljunya dari langit. Itu membuat hari-hari Alfie menjadi semakin dingin sejak ditinggal pindah oleh Shane. Namun anehnya tak ada lagi yang mengganggunya disekolah. Namun hal tersebut tak urung membuat Alfie ingin berhenti bersekolah. Namun Bibi Anne lah yang terus memberinya semangat dan memberi harapan jika kelak ia akan kembali bertemu dengan Shane, sahabatnya.

Love By Accident (The First)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang