Alfie terbangun begitu mendengar kicauan burung dan sinar matahari pagi yang menerpa wajahnya melalui tirai jendela yang tak tertutup sempurna. Alfie memandang lurus kearah langit-langit kamarnya dan kepalanya terasa sedikit pusing. Ia berangsur bangun dan melihat ke sekeliling kamarnya dengan pandangan yang agak kabur.
"Dimana kacamataku?" ujar Alfie yang meraba-raba sebuah meja kecil disisi kepala tempat tidurnya.
Setelah mendapatkannya, Alfie segera memasang kacamata tersebut diwajahnya. Kini ia bisa kembali melihat dengan jelas.
"Jam berapa sekarang?" Alfie segera meraih ponselnya dari atas meja tadi, "pukul 7 pagi" ujarnya begitu melihat jam pada layar ponselnya.
Alfie kembali teringat dengan kejadian tadi malam. Hatinya terasa sakit karena selama ini ingatannya dibiarkan terkubur dalam benaknya. Tak ada satu pun orang-orang terdekatnya yang mengatakan sejujurnya. Bahkan bibi Anne pun mengatakan bahwa Shane bukanlah siapa-siapa baginya. Itu semua memang benar. Namun mengingat Shane yang beberapa hari ini terus mengejar Alfie dan memohon untuk kembali padanya adalah satu-satunya kesempatan untuk ia dan Shane kembali memulai dari awal. Alfie yakin jika Shane tak akan lagi meninggalkannya. Melihat perjuangan Shane yang begitu bersikeras memohon pada dirinya agar kembali dalam dekapan pria itu.
Sebenarnya hari ini Alfie terasa malas untuk pergi ke sekolah. Terlebih lagi dirinya yang merasa belum siap untuk meluapkan seluruh rasa amarah dan kekecewaannya pada Dylan karena sudah mengkhianatinya. Orang yang selama ini bersikap manis padanya ternyata ikut berperan memisahkan hubungannya bersama Shane.
Namun ia harus bertemu dengan Dylan segera dan menemui Shane begitu jam sekolahnya usai nanti. Alfie pun segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
"Selamat pagi, bibi Anne" Alfie menyapa bibi Anne didapur dengan wajah berseri-seri.
"Alfie? Kau ke sekolah hari ini? Memangnya kau sudah sembuh?" tanya bibi Anne yang merasa khawatir pada Alfie.
"Sembuh? Memangnya aku sakit?" ujar Alfie merasa heran.
"Kau kembali bersama Dylan dalam kondisi tak sadarkan diri semalam" jelas bibi Anne.
'milkshake yang Dylan berikan. Pasti itu penyebabnya' batin Alfie yang merasa jika Dylan mencampurkan minumannya dengan sesuatu.
"Oh ya, t-tapi hari ini aku sudah merasa lebih baik. Jadi bibi tak perlu merasa cemas lagi" Alfie menunjukkan ekspresinya yang berseri-seri agar bibi Anne merasa tak curiga.
Bibi Anne masih saja memandanginya seperti terlihat agak khawatir. Untuk mengalihkan pandangan bibi Anne tersebut. Alfie segera mendekati meja makan dan mengambil sepotong roti dengan selai coklat diatasnya.
"Ini lezat sekali" ujar Alfie yang kemudian meminum susu didalam gelasnya hingga tak tersisa setetes pun.
Bibi Anne melihat Alfie tampak berbeda hari ini.
"Kalau begitu, aku berangkat sekarang. Terima kasih untuk sarapannya. Bye" dengan cepat Alfie mencium pipi bibi Anne dan berpamitan pada beliau.
Alfie pun segera berangkat menuju ke sekolah. Jika kemarin-kemarin Dylan datang untuk menjemputnya, kini ia kembali lagi seperti dulu pergi ke sekolah menaiki kereta.
******
Alfie, Benny, Ryan dan Ramsey sedang duduk bersama dikantin saat jam makan siang. Disaat ketiga sahabatnya asik berbincang-bincang, Alfie tak berhenti memikirkan apa yang harus ia katakan jika menemui Shane nanti. Namun yang terpenting sekarang adalah menemui Dylan terlebih dulu dan menuntut dirinya untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Alfie?" Benny melihat Alfie yang tengah melamun memikirkan sesuatu.
"Maaf, teman-teman. Aku harus pergi sekarang" Alfie langsung bangkit berdiri dari tempat duduknya dan dengan cepat ia meninggalkan kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accident (The First)
RomanceTAMAT 23 November s.d 15 Desember 2017✍ [Book 1 of 3] Berawal dari pertemuan yang tak disengaja saat Alfie tengah melewati jam kelasnya dengan menyendiri di aula basket, ia berkenalan dengan seorang siswa bernama Shane yang tak diketahuinya adalah p...