Bibi Anne yang baru saja kembali dari tempatnya bekerja, tiba-tiba saja dikejutkan dengan kedatangan Alfie yang kembali kerumah dengan berderai air mata.
"Alfie? Ada apa? Siapa yang membuatmu menangis seperti ini?" bibi Anne terlihat cemas melihat Alfie dalam keadaan menyedihkan seperti ini.
"Aku ingat semuanya, bibi Anne. Aku mengenal siapa itu Shane. Kenapa semua orang tak mengatakan yang sebenarnya padaku. Kenapa kalian semua menutupi ingatanku akan dirinya. Katakan padaku, bibi Anne" Alfie terus terisak meluapkan kekecewaannya.
"Alfie... Maafkan bibi. Bibi terpaksa melakukan itu karena bibi ingin kau tak lagi mengingat kenangan burukmu bersama Shane. Bukankah anak itu yang sudah membuatmu celaka?" bibi Anne berusaha menjelaskan pada Alfie dan berharap keponakannya itu mengerti.
"Tapi Shane mencintaiku. Dia berusaha untuk menebus kesalahannya dengan memohon cintaku padanya saat aku tak mengingat siapa dirinya. Diriku yang begitu berangan-angan agar kami kembali bersama dan bersatu seperti dulu, sekarang hanya bisa menangisi penyesalan yang ada" Alfie benar-benar merasa kecewa pada dirinya yang tak lagi bisa melakukan apa-apa untuk memperbaiki kisah cintanya.
"Alfie... Maafkan bibi. Inilah yang tak ingin bibi inginkan. Melihatmu menangis dan merasakan hatimu yang terluka karena Shane. Karena itu bibi dan teman-temanmu terpaksa untuk mengubur ingatanmu tentang Shane. Agar kau tak lagi merasakan kesedihan yang sama" bibi Anne terus berupaya untuk membuat Alfie mengerti. Sejujurnya, bibi Anne pun merasa menyesali perbuatannya.
"Jika saja tak ada satu pun yang menutupi ingatanku yang sebenarnya, mungkin aku masih memiliki kesempatan untuk turut memperbaiki hubunganku bersama Shane. Namun kini cintaku padanya hanyalah sia-sia. Shane sudah memberikan rasa cintanya untuk seorang gadis yang kini menjadi tunangannya" tangisan Alfie semakin membuat bibi Anne melihatnya dengan rasa pilu.
"Alfie... Maafkan bibi. Jika saja bibi tau akan berakhir seperti ini, tak mungkin untuk bibi mengubur ingatanmu tentang Shane dalam benakmu" bibi Anne menatap Alfie dengan berkaca-kaca. Walau bibi Anne tak tau seberapa dalam kesedihan dan kekecewaan yang Alfie rasakan. Namun beliau mengerti dengan apa yang Alfie rasakan saat ini.
"Kini hatiku terasa pilu. Bahkan ungkapan kesedihan pun tak mampu menggambarkan perasaanku saat ini. Ini terasa sangat berat. Rasa sakit yang kurasakan jauh terasa begitu menusuk perasaanku dari yang sebelumnya" ujar Alfie dengan menangis pilu.
"Alfie... Maafkan bibi" bibi Anne pun mulai meneteskan air matanya karena tak sanggup untuk melihat Alfie yang terlihat begitu berantakan.
"Aku ingin ke kamarku sekarang, bibi Anne" dengan perlahan Alfie melangkah menuju kearah tangga.
"Alfie..." bibi Anne memandangi Alfie yang terus terisak dan perlahan menaiki anak tangga.
"Aku mengantuk, bibi Anne. Aku merasa lelah sekali hari ini" ujar Alfie dan terus menaiki anak tangga sembari terisak.
Alfie mengunci dirinya didalam kamar. Ia melepas kacamatanya dan meletakan benda itu diatas meja. Ia mengambil bingkai foto yang ada diatas meja itu. Alfie menangis tersedu-sedu sembari memeluk erat bingkai foto kedua almarhum ayah dan ibunya.
"Bagaimana ini ibu, ayah... Kenapa hatiku terasa sangat sakit sekali saat ini" Alfie terus terisak dan air mata tanpa henti mengalir, membasahi pipinya.
"Apa yang harus kulakukan sekarang? Pada siapa aku harus mencurahkan isi hatiku? Siapa yang akan mendengarkan kesedihan yang kurasakan? Semua orang yang kucintai pergi meninggalkanku dengan air mata ini" Alfie merasakan sesak didadanya karena terus terisak.
"Pria yang kucintai kini tak lagi bisa untuk selalu bersama denganku, menemani hari-hariku, mengisi kekosongan hatiku dan apapun itu yang membuat hari-hariku terasa manis untuk kulalui" Alfie mencurahkan seluruh rasa pilunya seorang diri.
"Aku kecewa, marah dan merasa sedih. Semua itu membuatku semakin tak berdaya. Tak ada lagi yang bisa kulakukan untuk mendapatkan Shane kembali. Semuanya sudah terlambat. Kenapa terasa menyakitkan mencintai sahabatku sendiri. Kenapa mencintai seorang pria terasa sangat menyakitkan? Apa seperti ini rasanya yang dirasakan gadis-gadis diluar sana yang hancur hatinya karena pria yang mereka cintai?" Alfie terus memeluk bingkai foto tersebut seraya dengan pikirannya yang menerawang seluruh kenangan dirinya bersama Shane.
Alfie tak lagi berkata-kata. Selain suara tangisnya yang terdengar pilu memenuhi ruang kamarnya. Bibi Anne yang mendengar semua itu pun turut terisak didepan pintu kamar Alfie. Beliau benar-benar merasa menyesal dan bersalah. Namun bibi Anne tak tau harus melakukan apa untuk menyembuhkan hati Alfie yang sudah terlanjur terluka saat ini.
Perlahan suara tangisan Alfie mulai mengecil. Bahkan hingga tak terdengar lagi isakan tangisnya. Kini Alfie berbaring diatas tempat tidurnya dengan air mata yang terus membasahi pipinya. Air mata itu merupakan ungkapan dari segala kesedihannya yang lagi dapat Alfie lontarkan. Tak lama kemudian, ia merasa mengantuk dan menutup kedua matanya. Alfie tertidur sembari memeluk bingkai foto almarhum kedua orang tuanya. Alfie yang tertidur pun memimpikan dirinya yang sedang menangisi sesuatu yang begitu menghancurkan hatinya dalam mimpinya.
Pertunangan Shane dan Sovia membuat hati Alfie sangat terluka. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah pada kenyataan yang harus ia hadapi saat ini. Dan berharap jika Shane dan dirinya akan selalu bahagia dengan pilihan mereka masing-masing.
"Jika memang diriku pernah mengenalmu dan jatuh cinta padamu. Maka kurasa aku tak bisa untuk kembali menerima dirimu. Kau sudah menjadi milik orang lain. Dan aku tak pernah ingin untuk merebut apa yang telah menjadi milik orang lain"
"Kembalilah padaku, Shane" Alfie mengigau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accident (The First)
RomanceTAMAT 23 November s.d 15 Desember 2017✍ [Book 1 of 3] Berawal dari pertemuan yang tak disengaja saat Alfie tengah melewati jam kelasnya dengan menyendiri di aula basket, ia berkenalan dengan seorang siswa bernama Shane yang tak diketahuinya adalah p...