21#LBAS1

2.4K 331 26
                                    

Shane masih terus menunggu Alfie bersama dengan Dylan yang juga sama cemasnya dengan keadaan Alfie didalam.

"Shane?! Shane?!" bibi Anne menghampiri Shane dengan wajah yang benar-benar panik dan khawatir.

Shane juga terkejut begitu melihat ibundanya yang bersama Sovia datang menghampirinya.

"B-bibi Anne" ucap Shane begitu bibi Anne berdiri dihadapannya.

"Shane?! Apa yang terjadi pada Alfie?!" bibi Anne menuntut jawaban dari Shane.

Namun Shane merasa takut untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Shane?! Jawab bibi!" bibi Anne terus mendesak Shane yang hanya memandanginya.

Bibi Anne melihat Dylan yang berdiri tak jauh darinya. Bibi Anne pun segera menghampirinya.

"Anak muda, apa kau mengenal Alfie?" tanya bibi Anne dengan wajah panik dan kebingungan.

"Ya, aku mengenalnya bibi. Aku Dylan, teman Alfie" ujar Dylan dihadapan bibi Anne.

"Lantas, apa kau tau kenapa Alfie dibawa kerumah sakit ini? Dokter mengatakan jika kepalanya terluka hingga mengeluarkan banyak darah. Apa Alfie baik-baik saja?" bibi Anne berganti menuntut jawaban dari Dylan.

"Alfie sedang tak sadarkan diri saat ini, bibi. Benturan dikepalanya cukup keras. Dan..." Dylan melihat kearah Shane, "dan pria yang bernama Shane itu lah yang sudah mencelakai Alfie" ujar Dylan menyudutkan Shane.

Bibi Anne sontak tak percaya dengan apa yang dikatakan Dylan barusan. Beliau mengira jika Alfie terluka karena perbuatan orang lain. Namun tak disangka jika Shane lah orangnya.

"Apa yang sudah kau lakukan pada keponakanku?! Shane?! Jawab aku?!" bibi Anne menghampiri Shane dan menarik-narik kerah kemejanya.

"Maafkan aku bibi Anne. Aku tidak bermaksud untuk mencelakainya" Shane merasa sangat bersalah dan bibi Anne terus menarik-narik pakaiannya. Shane pun hanya pasrah dengan bibi Anne yang melampiaskan rasa amarahnya pada dirinya.

"Kau benar-benar keterlaluan, Shane!" bibi Anne memukul-mukul tubuh Shane.

"Maafkan aku, bibi Anne" Shane mulai berderai air mata karena benar-benar merasa bersalah.

Dylan, Sovia, dan ibunda Shane pun langsung berupaya untuk melerai perbuatan bibi Anne tersebut.

"Hei, nyonya tua! Lepaskan putraku!" ibunda Shane berusaha melepaskan cengkraman tangan bibi Anne pada kemeja Shane.

"Bibi, sudah hentikan" Dylan turut berupaya menenangkan bibi Anne.

"Putramu sudah membuat nyawa keponakanku dalam bahaya!" cetus bibi Anne pada ibunda Shane.

"Belum tentu putraku yang menyebabkan ini semua!" nyonya Alba tetap berupaya membela putranya.

"Apa yang kau bicarakan?! Jelas-jelas putramu lah yang membuat keponakanku berada ditempat ini!" kini bibi Anne terlibat perdebatan dengan ibunda Shane.

"Seharusnya kau juga untuk tidak membiarkan keponakanmu mendekati putraku!" ibunda Shane juga tak mau kalah berkeras.

"Apa maksudmu wanita sombong?!" bibi Anne benar-benar muak dengan ibunda Shane ini.

"Keponakanmu turut membuat putraku dalam masalah! Dia berupaya untuk merusak masa depan putraku!" cetus ibunda Shane.

"Ibu! cukup! Kau hanya membuat aku malu dan semakin merasa bersalah!" bentak Shane membungkam mulut ibundanya.

"Keponakanku, Alfie. Yang sudah kuanggap seperti putraku sendiri kini sedang terancam nyawanya. Hal ini dikarenakan perbuatan putramu, Shane!" ujar bibi Anne yang menatap tajam ibunda Shane. "Apabila sesuatu terjadi padanya. Aku tak akan ragu untuk menjebloskan putramu kedalam penjara. Karena kau belum merasakan bagaimana rasanya saat kehilangan seorang anak!" ujar bibi Anne yang berapi-api pada nyonya Alba dan Shane.

Love By Accident (The First)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang