Alfie sedang memakan pancake dipiringnya yang bibi Anne buatkan sebagai sarapannya.
"Bagaimana perasaanmu? Apa kau masih merasakan pusing dikepala mu?" tanya bibi Anne sembari meletakkan segelas susu diatas meja makan.
"Sudah tak terlalu sering. Kurasa obat itu cukup membantu proses penyembuhanku" Alfie menyuapkan kembali potongan pancake tersebut kedalam mulutnya.
"Syukurlah kalau begitu. Tapi begitu jam sekolah usai, kau harus tetap langsung pulang kerumah" ujar bibi Anne yang masih mengkhawatirkan kesehatan Alfie. Lagipula beliau takut jika nantinya keponakannya itu bertemu kembali dengan Shane. Tapi bibi Anne merasa beruntung karena sejauh ini sepertinya Alfie tak pernah bertemu dengan Shane lagi.
"Terima kasih, bibi Anne. Ini lezat sekali. Aku berangkat sekarang" Alfie langsung bangkit berdiri dari atas kursinya.
"Habiskan dulu susu itu" pinta bibi Anne.
Alfie pun segera meraih gelas susu tersebut dan meminumnya sampai habis.
"Sudah kuhabiskan" ujar Alfie begitu meletakkan kembali gelas susu tersebut keatas meja. Ia segera menghampiri bibi Anne dan mencium pipi kanan bibi kesayangannya tersebut.
"Aku berangkat sekarang" Alfie pun segera berpamitan dan berjalan menuju pintu depan.
"Hati-hati dijalan" seru bibi Anne dari arah dapur.
Alfie berjalan diatas trotoar menuju ke stasiun kereta yang tak jauh dari rumahnya. Namun ia merasa curiga seperti ada seseorang yang mengikuti langkah kakinya dari belakang. Alfie yang merasa risih pun segera menghentikan langkah kakinya dan berbalik kebelakang. Alfie terkejut begitu melihat seorang anak laki-laki seusianya yang berdiri dihadapannya.
"Alfie..." orang tersebut memanggil namanya.
"Ngg? Dari mana kau tau namaku?" Alfie merasa bingung dan heran kenapa ada orang asing yang mengenali namanya.
"A-apa maksudmu. Tentu saja aku tau namamu. Dan kau juga mengenalku. Aku Shane" orang tersebut ternyata adalah Shane.
Terakhir kalinya Shane bertemu dengan Alfie saat pria yang ia cintai itu masih dalam keadaan koma. Kini dirinya merasa senang sekali karena melihat Alfie sudah kembali seperti dulu. Hanya saja Shane merasa heran kenapa Alfie tampak seperti mengenali dirinya.
"Aku mengenalmu? Ngg... Apa kau masih sekolah?" Alfie merasa tak mengenali Shane.
"Sekolah? Y-ya, tentu saja" jawab Shane. Perasaannya mulai terasa tak enak.
"Lalu apa kita bersekolah di sekolah yang sama?" Alfie terus menanyai Shane yang mengaku mengenalinya dan begitu juga sebaliknya.
"Tidak, kita belajar disekolah yang berbeda" jawab Shane.
"Lantas, bagaimana aku bisa mengenalimu? Aku tak pernah memiliki teman diluar lingkungan sekolahku. Dan darimana juga kau mengetahui namaku?" Alfie mulai merasa curiga pada Shane.
"A-Alfie, kau mengenalku, bukan? Apa kau mengingatku? Aku Shane. Sahabatmu. Dan kita juga-",
"Maaf, aku sudah terlambat" Alfie tak ingin membuang-buang waktunya karena hari semakin siang. Jika tidak, ia akan segera terlambat ke sekolah.
"Alfie, Alfie. Tunggu sebentar, Alfie" Shane mengejar Alfie dan menarik tangannya.
"Hei, kau menyentuhku! Lepaskan!" Alfie menarik paksa tangannya yang dipegang Shane.
"M-maaf" Shane merasa sedih sekali karena Alfie mengaku tak mengenalinya.
"Jika kau memang mengenalku dan aku mengenalimu. Bukti apa yang kau punya? Segera perlihatkan padaku" Alfie ingin Shane membuktikan sesuatu padanya yang membuat ia yakin jika mereka saling mengenali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accident (The First)
RomanceTAMAT 23 November s.d 15 Desember 2017✍ [Book 1 of 3] Berawal dari pertemuan yang tak disengaja saat Alfie tengah melewati jam kelasnya dengan menyendiri di aula basket, ia berkenalan dengan seorang siswa bernama Shane yang tak diketahuinya adalah p...