Alfie menggenggam erat tangan Shane saat di dalam pesawat. Shane membawa Alfie pergi berbulan madu ke Inggris. Shane masih mengingat keinginan Alfie untuk menginjakkan kakinya di negeri Ratu Elizabeth tersebut bersama orang yang mencintainya. Kini Shane, yang berstatus sebagai suaminya mengabulkan impian Alfie tersebut menjadi kenyataan.
"Shane, aku takut..." gugup Alfie karena ada bayang-bayang rasa trauma jika mendengar kata 'pesawat' dan sekarang ia berada di dalam burung besi tersebut.
"Tidak apa-apa, Alfie. Aku ada bersamamu." Shane berupaya untuk membuat Alfie tetap tenang dan menghilangkan rasa takutnya. Shane mengerti dengan apa yang ditakuti Alfie.
Alfie membenamkan wajahnya disisi bahu Shane saat pesawat tersebut take off. Ia menggenggam erat tangan Shane hingga Shane sendiri bisa merasakan telapak tangan Alfie yang sedikit basah karena keringat dingin.
"Tidak apa-apa, sayang. Kita sudah berhasil mengudara sekarang." Shane mencium kening Alfie dan berusaha menenangkannya.
Perlahan Alfie menarik wajahnya dan menatap Shane yang sedang duduk disebelahnya. Shane tersenyum begitu Alfie menatap wajahnya.
"Lihatlah keluar jendela. Pemandangan langit pagi dari atas sini terlihat sangat indah." ujar Shane sembari menunjuk kaca jendela disisi kanan Alfie.
Perlahan Alfie menolehkan pandangannya ke arah luar jendela dan perasaannya begitu bahagia ketika melihat dirinya berada diatas udara. Tak lama kemudian pesawat tersebut terbang menembus awan dan terlihatlah hamparan awan putih dilangit biru yang cerah. Wajah Alfie berubah menjadi berseri-seri. Rasa takutnya perlahan memudar. Namun tangannya tak lepas menggenggam tangan Shane. Kini dikedua jari manis mereka terpasang cincin pernikahan sebagai lambang kalau mereka adalah satu dan tak terpisahkan.
Shane mencium lembut punggung tangan Alfie dan kemudian ia menyandarkan kepalanya di bahu Alfie sembari ikut memandangi hamparan langit biru diluar sana.
Alfie dan Shane mengunjungi kota London dan menginap disebuah hotel mewah dengan pemandangan langsung ke Sungai Thames dan berbagai landmark terkenal kota ini. Shane sengaja mengambil kamar dilantai paling atas karena ia ingin festival kembang api tahun baru nanti malam dapat terlihat jelas dari kamar mereka. Alfie pasti sangat menyukainya begitu melihat indahnya letusan kembang api dari atas sini.
"Aku lelah sekali, Shane." Alfie merebahkan tubuhnya diatas ranjang empuk kamar hotel ini. Shane menyewa kamar paling mewah dan mahal di hotel berbintang 5 ini.
"Apa kau lapar, sayang?" Shane ikut merebahkan dirinya disebelah Alfie.
Alfie merapatkan tubuhnya pada Shane. Dan ia bermanja-manja memeluk suaminya itu.
"Ya, perutku terasa lapar. Tapi aku masih merasa lelah setelah berjam-jam diatas udara menuju ke kota ini." Alfie bersungut-sungut sembari memainkan jari-jari tangannya diatas dada Shane.
"Kalau begitu kau beristirahatlah. Biarkan aku yang merapikan koper kita." Shane mencium pucuk kepala Alfie dengan penuh kasih sayang.
"Nanti saja. Aku ingin tidur sembari memelukmu." Alfie masih ingin bermanja-manja pada Shane.
"Baiklah, sayang." Shane mencubit gemas pipi Alfie yang sedang membaringkan kepalanya diatas dadanya.
******
Alfie terbangun setelah tertidur beberapa jam melepas rasa lelah. Shane tidak ada berada diatas ranjang bersamanya. Alfie bangun dan mengucak-ngucak matanya sejenak. Ia merenggangkan otot-otot tubuhnya dan memasang kembali kacamatanya yang terletak disebelah bantalnya. Alfie turun dari atas ranjang dan mencari keberadaan Shane, suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love By Accident (The First)
RomanceTAMAT 23 November s.d 15 Desember 2017✍ [Book 1 of 3] Berawal dari pertemuan yang tak disengaja saat Alfie tengah melewati jam kelasnya dengan menyendiri di aula basket, ia berkenalan dengan seorang siswa bernama Shane yang tak diketahuinya adalah p...